Gempa Bumi di Cianjur
Sudah Lebih Sebulan Ratusan Warga Terdampak Gempa Cianjur Masih Tinggal di Atas Kuburan
Warga terdampak gempa Cianjur itu terpaksa bertahan di tenda pengungsian di atas lahan makam karena tidak ada lagi lokasi yang layak.
Penulis: Fauzi Noviandi | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Kontributor Kabupaten Cianjur, Fauzi Noviandi
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Ratusan keluarga terdampak gempa bumi di Kampung Rawacina, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, masih tinggal di tenda pengungsian yang didirikan di lahan tempat pemakaman umum (TPU).
Ratusan keluarga tersebut sudah mulai mendirikan tenda pengungsian di TPU setelah terjadinya gempa bumi magnitudo 5.6 pada Senin (21/11/2022).
Dedeh Tati, Ketua RT 03/16, mengatakan, terdapat ratusan keluarga terdampak gempa yang menempati tenda pengungsian di area pemakaman umum di wilayah itu.
"Ada sekitar 200 keluarga, mereka mendirikan tenda pengungsian di lahan makam sejak awal gempa bumi terjadi hingga hari ini, sudah sebulan lebih," katanya kepada wartawan, Minggu (25/12/2022).
Baca juga: Ribuan Orang Hadiri Manaqiban di Masjid Agung Cianjur: Rumah Boleh Roboh tapi Ketauhidan Tidak
"Rumah mereka porak-poranda, hancur diguncang gempa bumi Cianjur."
Warga terdampak gempa Cianjur itu, kata dia, terpaksa bertahan di tenda pengungsian di atas lahan makam karena tidak ada lagi lokasi yang dapat dijadikan lokasi pengungsian di kawasan itu.
"Kalau dihitung sudah 35 hari, warga terdampak gempa bumi tinggal di TPU, terhitung sejak hari pertama kejadian gempa bumi," katanya.
Dedeh menyebutkan, terlalu lama tinggal di tenda pengungsian menyebabkan sejumlah pengungsi terserang sakit dan jenuh.
"Terutama balita, anak-anak, dan lanjut usia sudah banyak yang mengalami sakit."
"Banyak juga yang mengeluhkan jenuh karena terlalu lama di pengungsian."
"Khawatir berdampak pada kejiwaan mereka, lalu stres," ucapnya.
Dedeh sudah meminta pemerintah, mulai dari tingkat desa hingga kabupaten, agar lebih peka memperhatikan kondisi para pengungsi dengan menyediakan hunian pengungsian yang lebih layak.
"Kami meminta segera dibangun hunian sementara yang lebih layak karena di area pengungsian ini juga sudah mulai krisis air bersih dan sanitasi," ungkapnya.
Kepala Desa Nagrak, Hendi Saeful Maladi, mengaku telah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten untuk segera melakukan penataan titik pengungsian ke lokasi yang lebih layak.