Piala Dunia 2022

Lionel Messi, Terbaik dari yang Terbaik, Kini Tak Ada Lagi Perdebatan Tentang Dia

Bagi banyak pengagumnya, perdebatan tentang hak Lionel Messi untuk dianggap sebagai pesepak bola terhebat dalam sejarah, telah berakhir.

Kirill KUDRYAVTSEV / AFP
Kapten Argentina dan pemain depan Lionel Messi mencium Trofi Piala Dunia FIFA selama upacara trofi setelah Argentina memenangkan pertandingan sepak bola final Piala Dunia Qatar 2022 antara Argentina dan Prancis di Stadion Lusail di Lusail, utara Doha. Lionel Messi sukses meraih gelar pemain terbaik (Golden Ball Award) di Piala Dunia 2022. Ia sukses bawa Tim Tango sabet gelar Piala Dunia 2022. (18 Desember 2022). (Kirill KUDRYAVTSEV / AFP) 

TRIBUNJABAR.ID - Bagi banyak pengagumnya, perdebatan tentang hak Lionel Messi untuk dianggap sebagai pesepak bola terhebat dalam sejarah, telah berakhir.

Tak bisa dibantah lagi, Lionel Messi, yang sekarang berusia 35 tahun, adalah seorang yang terbaik dari yang terbaik sepanjang masa, layak menyandang gelar "Greatest of All Time" (GoAT).

Lionel Messi Menginspirasi

Ini terjadi setelah Lionel Messi menginspirasi negaranya, Argentina mengalahkan Prancis 4-2 lewat adu penalti, setelah imbang 3-3 sepanjang 120 menit yang mendebarkan pada final Piala Dunia 2022 di Stadion Iconic, Lusail, Qatar, yang berakhir Senin (19/12) dini hari.

Baca juga: Sosok Emiliano Martinez Peraih Kiper Terbaik Piala Dunia 2022,Sudah Gemilang Sejak Copa Amerika 2021

Selama ini, argumen yang kerap dipakai adalah, Lionel Messi belum pernah meraih trofi Piala Dunia. Itu menjadi alasan dirinya tak bisa sejajar dengan para legenda seperti Pele dan Diego Maradona di pentas sepak bola.

Tetapi dengan kemenangan Argentina atas Prancis di final Piala Dunia kemarin, semua argumen yang membantah kehebatan penyerang Paris Saint Germain ini sudah tak berlaku lagi.

Dalam karier gemilang yang telah berlangsung selama tiga dekade, Messi telah memenangkan 37 trofi klub, tujuh penghargaan Ballon D'Or, dan enam Sepatu Emas Eropa.

Ada juga gelar Copa America, medali emas Olimpiade, dan daftar skor, serta catatan statistik yang mungkin tidak akan pernah terkalahkan.

Piala Dunia

Satu-satunya celah yang tersisa di curriculum vitae (cv) Messi adalah trofi Piala Dunia. Dan celah itu sudah diisinya dengan cara yang tak mungkin dilupakan dalam pertunjukan 120 menit yang memukau di Stadion Lusail.

Dalam duel yang mungkin jadi pentas terakhirnya di Piala Dunia, Messi mencetak dua gol saat Argentina bermain imbang 3-3 di perpanjangan waktu sebelum menang melalui adu penalti.

Bahkan hat-trick magis Kylian Mbappe untuk Les Bleus tidak dapat mengganggu takdir Messi, yang tampaknya seperti sudah tertulis dalam riwayat hidupnya.

Mantan penyerang Inggris dan Barcelona, Gary Lineker pun tak tahan untuk berkicau di akun twitternya, menyatakan kekaguman kepada "si kutu".

"Merupakan hak istimewa mutlak untuk menonton Lionel Messi selama hampir 2 dekade. Momen demi momen sepak bola yang memukau dan penuh kegembiraan. Dia adalah hadiah dari Dewa sepak bola," tulis Lineker dikutip lagi dari AFP.

"Lionel Messi. Yang terbaik yang pernah ada," cetus Gelandang Inggris Declan Rice setelah kemenangan hari Minggu. "Kita tidak akan pernah melihat pemain seperti Messi lagi."

Subjektif

Apakah Messi benar-benar 'yang terhebat' adalah sebuah pertanyaan yang sia-sia, karena jawabannya akan subjektif. Semua akan tergantung kepada persepsi, dan sudut pandang si penjawab.

Tapi ada satu fakta objektif yang sulit disangkal, bahwa dengan raihan volume dan jangkauan trofi, Messi telah melebihi rival serius lainnya untuk status "G.O.A.T" -nya: Pele, dan Maradona.

Tiga trofi Piala Dunia dari Pele memang masih belum ada yang menandingi, tapi karier klub dari ikon Brasil itu tidak ada artinya jika dibandingkan dengan Messi.

Di tahun-tahun puncaknya bersama Barcelona, pemain Argentina itu secara teratur mencapai puncak sepak bola klub Eropa, memenangkan empat gelar Liga Champions – yang bisa dibilang arena yang secara teknis lebih unggul daripada sepak bola internasional.

Maradona hanya memenangkan satu Piala Dunia, dan tidak pernah mengangkat Piala Eropa selama karier klub di Eropa, yang dihabiskannya sebagian besar dengan Barcelona dan Napoli.

Argumen balasannya tentu saja adalah, Pele, dan Maradona bermain di era di mana pemain mendapat perlindungan yang jauh lebih sedikit ketimbang era sekarang yang dialami Messi, dan rival besarnya Cristiano Ronaldo.

Pele tertatih-tatih keluar dari putaran final Piala Dunia 1966 setelah mendapat tekel brutal terlalu banyak; Maradona juga mengalami perlakuan kasar sepanjang kariernya.

Jorge Burruchaga

Mantan rekan setim internasional Maradona, Jorge Burruchaga enggan membandingkan pemain lintas generasi.

Burruchaga, pencetak gol kemenangan -- hasil assists Maradona -- dalam kemenangan final Piala Dunia 1986 atas Jerman Barat mengatakan dengan sederhana bahwa Messi adalah pemain terhebat di masanya.

"Menang atau kalah, Messi tidak lebih atau kurang dari Maradona," kata Burruchaga kepada AFP menjelang final hari Minggu. "Messi akan masuk dalam sejarah apapun yang terjadi."

"Ada lima pemain dalam 70 tahun terakhir yang dianggap sebagai yang terbaik di dunia -- Di Stefano, Johan Cruyff, Pele, Maradona, dan Messi. Messi ada dalam daftar itu, apakah dia memenangkan Piala Dunia atau tidak. Tapi saya harap dia melakukannya," katanya.

Dan harapan Burruchaga, serta jutaan rekan Argentina menjadi kenyataan. Rakyat Argentina pun berpesta untuk dewa sepak bola baru mereka yang baru ditahbiskan: Lionel Messi. (tribunnetwork/den)

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved