DPRD Jabar Bersyukur Pencak Silat Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Dorong Masuk Kurikulum di Sekolah

Ketua Komisi V DPRD Jabar, Abdul Harris Bobihoe, bersyukur setelah UNESCO mengesahkan pencak silat menjadi warisan budaya tak benda.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Istimewa
Peringatan Hari Pencak Silat Jabar di halaman depan Gedung Sate Bandung, Senin (12/12/2022). 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ketua Komisi V DPRD Jabar, Abdul Harris Bobihoe, bersyukur setelah UNESCO mengesahkan pencak silat menjadi budaya tak benda.

DPRD Jabar, katanya, menyambut dan akan menjadikannya sebagai upaya awal bagaimana terus mengembangkan pencak silat ini menjadi sebuah warisan di Jabar. 

Selama ini, menurutnya, Jawa Barat konsisten memajukan dan melestarikan pencak silat baik sebagai olahraga maupun budaya. 

"Itu kita akan coba kerja sama dengan dinas pendidikan untuk mereka bisa masukkan dalam kurikulum di sekolah-sekolah. Mulai dari SD, SMP, SMA sehingga dengan demikian insyaallah kita terus menjaga warisan ini dengan baik. Ini harapan kita," kata Abdul Harris Bobihoe dalam acara Hari Pencak Silat Jabar di halaman depan Gedung Sate Bandung, Senin (12/12/2022). 

Dia mengatakan, pembangunan padepokan pencak silat di Jatinangor sudah dianggarkan pada 2023.

Lahan seluas delapan hektare akan segera dibangun di awal 2023 dan diharapkan paling lambat pertengahan atau akhir tahun 2023 sudah selesai.

"Alokasi hampir sekitar Rp 30 miliar. Itu masih sangat kurang sebenarnya, karena kita minta agak besar. Cuma karena memang kondisi keuangan kita belum stabil, ini baru awal dan akan bertahap. Kita di sana mengembangkan atribut dari silat, mulai dari pakaian pangsi, ikat kepala, pedang, segala macam," katanya.

Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, menjelaskan bahwa provinsi dengan penduduk 50 juta jiwa sangat kokoh dalam melestarikan budaya.

Dukungan yang diberikan pun tidak hanya berupa anggaran semata, melainkan kebijakan hingga dukungan politik. 

"Tapi intinya Jawa Barat sangat kokoh dalam pelestarian budaya. Dukungan anggaran dukungan politik, dukungan kebijakan sangat kuat. Jawa Barat adalah provinsi pertama yang menelurkan usulan Hari Pencak Silat tanggal 12 Desember saat ditetapkan pencak silat sebagai warisan budaya tak benda UNESCO," imbuh dia. 

Guna pelestarian pencak silat tetap terjaga dengan baik, Ridwan Kamil akan menjadikannya sebagai kurikulum di level sekolah dasar dan sekolah menengah 
pertama.

Namun, hal itu bisa terealisasi apabila dari Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) dan Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) bisa menghadirkan pelatih memadai. 

"Tantangan terbesar IPSI dan PPSI ini pelatihnya cukup apa tidak? Nah, kalau pelatihnya memadai menjadi kurikulum di sekolah-sekolah dasar dan menengah, sangat ditunggu-tunggu," ungkap Ridwan Kamil

Komitmen Jabar dalam melestarikan pencak silat dimulai dari rencana pembangunan kampung pencak silat di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

"Semata-mata untuk melestarikan budaya pencak silat yang kita banggakan dan terbukti proses ini menghasilkan atlet-atlet juara Indonesia itu datangnya dari Jawa Barat," jelas dia.

Peringatan Hari Pencak Silat di Gedung Sate juga dihadiri perwakilan dari TNI Angkatan Darat (AD) yang ternyata juga menaruh perhatian pada pengembangan pencak silat

Gubernur menilai hal itu membuktikan bahwa pencak silat telah terintegrasi dengan TNI AD dalam kehidupan sehari-hari mereka. 

"Kehadiran TNI AD memberi contoh bahwa pencak silat sudah terintegrasi secara kejasmaniaan di TNI AD," kata Ridwan Kamil

Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menyelenggarakan peringatan tiga tahun Pencak Silat Jabar Mendunia.

Kegiatan yang diadakan di Halaman Utama Gedung Sate ini ditujukan untuk memperingati momentum diakuinya pencak silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia oleh UNESCO.

Acara yang dihadiri langsung oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil ini diikuti sekitar 1.300 peserta dari berbagai usia.

Kegiatan turut melibatkan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jawa Barat serta Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) Jawa Barat.

Kadisparbud Jabar, Benny Bachtiar, diwakili Kepala Bidang Kebudayaan Febiyani menyampaikan harapan agar kegiatan ini bisa menjadi media untuk membentuk masyarakat yang mampu mengikuti zaman, namun tidak melupakan akar budayanya.

Selain itu, diharapkan juga agar meningkatkan minat generasi muda untuk mencintai dan melestarikan tradisi pencak silat.

“Hari Pencak Jawa Barat kita harapkan dapat terus memupuk kecintaan generasi muda terhadap tradisi penca silat yang telah ditetapkan menjadi WBTB oleh UNESCO pada tanggal 12 Desember 2019,” ucapnya.

Pada kesempatan ini turut hadir Ketua Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Abdul Harris Bobihoe, Ketua IPSI Jawa Barat Phinera Wijaya, serta Ketua DPW PPSI Jawa Barat Galih Santika.

Selain itu kegiatan juga diikuti Kepala Dinas Jasmani TNI Angkatan Darat (Kadisjasad) Brigjen TNI Aminudin, Ketua Tim WBTB Jabar Bucky Wibawa, serta sejumlah tamu undangan lain. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved