Sosok Yurita, Desainer Asal Bandung, Usung Konsep Minimalisasi Limbah Produksi Pakaian
Desainer asal Bandung, Yurita mengusung konsep desain fashion yang meminimalisir limbah produksi pakaian
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Zero waste fashion merupakan salah satu konsep desain fashion yang meminimalisir limbah produksi pakaian sehingga tidak ada sampah sisa yang mencemari lingkungan.
Produk fesyen zero waste ini juga dikenal dengan pakaian dengan konsep sustainable fesyen yang biasanya mengajak konsumen untuk lebih teliti dalam memilih pakaian.
Konsep zero waste juga menjadi perhatian khusus bagi fashion desainer asal Bandung, Yurita Puji (37).
Perempuan yang telah menjadi fashion desainer sejak 13 tahun lalu ini memang lebih tertarik mengambil konsep kain daerah dalam setiap rancangannya.
Baca juga: Ini Sosok Desainer Sepatu Langganan Diva Indonesia, Berharap Indonesia Punya Sekolah Khusus Sepatu
Di fashion show Tendance yang diadakan di Hotel Interontinental Dago Pakar ini, Yurita juga menunjukkan rancangan pakaian tenun Lombok.
"Saya mengeluarkan produk ready to wear yang simple dan elegan dengan menggunakan aplikasi dari tenun lombok yang motif nya dan desainnya dibuat khusus dan mengutamakan zero waste," kata Yurita saat ditemui, Kamis (8/12/2022).
Ia menjelaskan bahan tenun yang di buat secara tradisional oleh para pengrajin ini tidak ada yang terbuang sama sekali.
Hal ini pun membuat estimasi cost produksi produk kemudahan perawatan yang low cost dan mudah desain sangat diutamakan.
Dalam proses pembuatan kain ini, Yurita berkolaborasi dengan Komunitas Jarpuk Rindang yang ada di Lombok Tengah.
"Komunitas ini sudah dibina jadi kalau mau ada orderan berapapun mereka siap," ujarnya.
Hal inilah yang menjadi tantangan bagi Yurita ketika berkolaborasi dengan pengrajin daerah.
Baca juga: Desainer Cilik Bandung Ini Tampilkan Kombinasi Warna-Warni Sirkus dengan Model Urban Masa Kini
Menurutnya untuk bisa berkolaborasi memang tidaklah mudah, ia pun pernah merasakan dampaknya.
"Tantangannya kalau kita sudah dapat orderan tetapi pengrajin nggak siap ya maka nggak akan on time dan quality controlnya juga nggak bagus," ujar Yurita yang tengah menyelesaikan disertasinya.
Keseriusan Yurita dalam bidang desain memang tidaklah main-main, bahkan saat ini produknya sudah terjual di Singapura.
Tidak hanya fesyen, Yurita juga membawa produk daerah dengan menghadirkan berbagai produk seperti apron, bahan mangkok dari kayu.
Hal ini dilakukan Yurita karena ingin fokus ke pengrajin daerah supaya bisa terus berkembang dan dikenal hingga ke mancanegara.