Pengungsi Korban Gempa yang Tinggal di Tenda di Perbatasan Sukabumi Mulai Terserang Flu dan Batuk
Untuk kebutuhan pakaian kata Asep, masih aman, namun yang sangat dibutuhakan untuk makan sehari-hari warga
Penulis: Dian Herdiansyah | Editor: Adityas Annas Azhari
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Pengungsi dampak gempa di wilayah perbatasan Cianjur-Sukabumi tepatnya di Kampung Gedurahayu, RW 10, Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, mulai mengeluhkan penyakit.
Penyakit yang dirasakan warga mulai dari pengungsi RT. 40, 41, 42, 44, dan 45, mengalami demam, flu, dan batuk-batuk. Ketua RW 10, Asep Supriadi mengatakan, penyakit demam, plu dan batuk tersebut dialami oleh ibu dan para balita.
"Balita, dewasa dan lansia pun saat ini mulai mengalami demam, batuk ya kebanyakan,' ujarnya, kepada Tribunjabar.id, Senin (28/11/2022).

Saat ini, kata Asep, belum ada petugas kesehatan yang memantau kembali kondisi masyarakat pengungsi di RW.10 Desa Titisan.
"Kalau mingu kemarin ada sampai jumat. Sekarang belum ada pemantauan kemabali. Hanya relawan mahasiswa yang menberikan obat seadanya," ucapnya.
Baca juga: Warga Perbatasan Sukabumi-Cianjur Dibikin Parno karena Gempa Susulan Masih Kerap Terjadi
Pasalnya kata Asep, gejala deman, flu dan batuk, kondisi di pengungsian sangar dingin. Apalagi hanya beratapkan tenda dan terpal saja.
"Ya karena memangkan kondisinya tidur di luar delapan hari. Faktor cuaca dan kondisinya dingin," ucapnya.
Baca juga: Pengungsi di Cianjur Tinggal di Plastik Persemaian Kebun Sayur Viral, Donatur Datang Berikan Tenda
Untuk kebutuhan pakaian kata Asep, masih aman, namun yang sangat dibutuhakan untuk makan sehari-hari warga. "Termasuk di sini banyak ibu hamil dan anak-anak bayi, seperti popok, susu dan makanan ringan," ucapnya. (*)