Bullying Siswa SMP di Bandung
Kenali 6 Bentuk Bullying di Sekolah dan Dampaknya Bagi Korban,Termasuk Perilaku Non-Verbal
Ramai berita kasus bullying yang dilakukan di SMP Plus Baiturrahman Bandung, kenali enam bentuk bullying serta dampaknya bagi korban.
Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID - Ramai berita kasus bullying yang dilakukan di SMP Plus Baiturrahman Bandung, kenali enam bentuk bullying serta dampaknya bagi korban.
Publik dikejutkan dengan viralnya video bullying yang tersebar di media sosial.
Video tersebut menunjukkan perilaku tidak pantas yang dilakukan tiga orang siswa dari SMP Plus Baiturrahman Bandung.
Para pelaku menendang kepala korban sebanyak tiga kali hingga korban pingsan.
Diketahui peristiwa tersebut terjadi pad Kamis (17/11/2022) lalu.
Bullying atau dalam Bahasa Indonesia dikenal sebagai perundungan merupakan bentuk pendindasan atau kekerasan yang dilakukan secara sengaja oleh seseorang atau kelompok yang posisinya lebih kuat secara disengaja.
Selain bullying berbentuk kekerasan secara fisik seperti kasus di atas, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa) menyebut terdapat enam jenis bentuk bullying.
Baca juga: Demi Masa Depan Anak, DP3A Dorong Mediasi Antara Korban dan Pelaku Bullying di SMP Plus Baiturrahman
Berikut adalah bentuk-bentuk bullying dilansir dari situs resmi Kemenpppa:
1. Kontak fisik langsung
Bentuk bullying ini adalah yang paling jelas terlihat perilakunya seperti tindakan memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, dan mencakar.
Termasuk juga memeras dan merusak barang yang dimiliki orang lain.
2. Kontak verbal langsung
Bullying yang dilakukan secara verbal contohnya adalah mengancam, mempermalukan, merendahkan, menganggu, memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme, mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, dan menyebarkan gosip.
3. Perilaku non-verbal langsung
Tindakan ini termasuk melihat orang lain dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka merendahkan, mengejek, atau mengancam.
4. Perilaku non-verbal tidak langsung
Tindakan ini termasuk mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, dan mengirimkan surat kaleng (ancaman, merendehakan, dan sebagainya).

5. Cyber Bullying
Tindakan ini termasuk menyakiti orang lain dengan sarana media elektronik.
Contohnya yaitu rekaman video intimidasi tau mencemaran nama baik lewat media sosial.
6. Pelecehan seksual
Pelecehan ini merupakan perbuatan merendahkan, menghina, melecehkan dan/atau menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi seseorang yang dilakukan karena adanya ketimpangan relasi kuasa dan/atau gender.
Baca juga: Pengertian Bullying, Dampak, Penyebab, dan Penanganannya, Seperti Bullying di SMP Plus Baiturrahman
Dampak Bullying Bagi Korban
Melansir Very Well Family, terdapat beberapa dampak yang diakibatkan dari kasus bullying, yaitu:
1. Dampak sosial dan emosional
Anak-anak yang menjadi korban bullying biasanya tidak hanya kesulitan untuk berteman, tetapi juga kesulitan untuk menemukan persahabatan yang sehat.
Hal itu merupakan bagian dari trauma yang berhubungan langsung dengan apa yang pernah mereka rasakan di masa lalu.
Bisa jadi seorang anak akan terus merasa dirinya adalah "pecundang" hingga dewasa.
Hal terparah adalah sang anak kehilangan rasa percaya diri dan membatasi segala potensi yang dirinya miliki untuk bisa berkembang.
2. Dampak fisik
Korban bullying secara fisik akan memiliki memar atau luka-luka dan memicu kecemasan berkepanjangan.
Stress yang dialami para korban bullying bisa memicu berbagai masalah kesehatan.
Contohnya menjadi lebih mudah sakit, menderita maag, atau penyakit lain yang disebabkan oleh cemeasan berlebih.
Anak-anak yang menjadi kroban bullying juga kerap merasakan sakit perut hingga sakit kepala.
3. Dampak akademik
Anak-anak yang menjadi korban bullying cenderung mengalami penurunan prestasi di bidang akademik.
Praktik perundungan bisa membuat anak-anak merasa malas untuk sekolah demi menghindari perundungan yang mereka terima.
4. Dampak mental
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa dampak bullying dapat berlangsung hingga dewasa.
Terlebih jika kasusnya ditindas oleh teman sebaya dari orang dewasa.
Pengalaman buruk seperti itu bisa membekas sampai sang anak tumbuh dewasa.
Bahkan, tak jarang dampaknya bisa membuat sang anak menjadi pelaku bullying juga.
Pengaruh lainnya juga berdampak buruk bagi pola pikir si anak di masa depan, termasuk caranya memandang diri sendiri dan juga orang lain.
Hotline Bullying
Kemenpppa memiliki hotline untuk bisa melaporkan segala bentuk tindakan yang berhubungan dengan bullying atau kekerasan lainnya.
Pelapor bisa menghubungi layanan SAPA 129 atau pesan WhatsApp di 08111-129-129.