JQR Langsung Ke Rumah Lissa, Remaja Kekurangan Gizi di Indramayu, Segera Berikan Bantuan
Gubernur Jabar Ridwan Kamil melalui Jabar Quick Response (JQR) langsung menindaklanjuti laporan mengenai Lissa Amelia Safitri.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jabar Ridwan Kamil melalui Jabar Quick Response (JQR) langsung menindaklanjuti laporan mengenai Lissa Amelia Safitri (15), warga Desa Sukahaji, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, yang mengalami kekurangan gizi dan masalah kesehatan.
Tim JQR langsung mendatangi rumah Lissa dan bertemu dengan keluarga Lissa, Rabu (9/11/2022).
Lissa langsung mendapat perhatian dan diprioritaskan mendapat pertolongan atau bantuan.
Koordinator Media JQR, Hari Brahma, mengatakan, timnya sudah melakukan survei ke rumah Lissa untuk mengetahui apa saja yang bisa dilakukan untuk membantu Lissa.
Kemudian survei ini akan ditindaklanjuti dengan upaya-upaya lanjutan.
"Tim relawan JQR sudah survei. Rencananya hari ini memberikan bantuan," kata Hari melalui pesan digital, Rabu.
Dia segera berkoordinasi dengan dinas dari pemerintahan setempat untuk penanganan Lissa lebih lanjut.
"Untuk saat ini belum koordinasi, tapi nanti relawan koordinasi dengan pemerintahan setempat," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Lissa Amelia Safitri di usianya yang ke-15 tahun beratnya hanya 10 kilogram.
Dia hanya bisa berbaring, merebahkan tubuhnya di pelukan sang ayah Nurakhmat (53) atau ibunya, Turinih (47).
"Sekarang kondisinya seperti ini. Enggak bisa apa-apa," ujar Nurakhmat sendu saat ditemui Tribun, Selasa (8/11/2022).
Nurakhmat mengaku tak tahu pasti apa yang sesungguhnya yang terjadi pada putrinya.
Kondisi itu terjadi sejak Lissa berusia 18 bulan.
Baca juga: Pilu Lissa Derita Gizi Buruk, Orangtua Jual Harta demi Pengobatan, Kini 15 Tahun Berat hanya 10 Kg
Saat itu, Lissa mengalami sakit yang tak kunjung sembuh, sekalipun mereka sudah membawa Lissa berobat ke mana-mana.
Demi kesembuhan Lissa, Nurakhmat rela mendatangi banyak rumah sakit, tak hanya di Indramayu, tapi juga Cirebon, Bandung, bahkan Bekasi.
Dia tak peduli meski untuk itu harus kehilangan berbagai barang berharga. Mobil terpaksa dijual untuk membiayai pengobatan.
Tapi, alih-alih membaik, kondisi Lissa justru semakin memburuk, kekurangan gizi karena sulit untuk menerima asupan makanan.
"Kalau makan cuma masuk susu dan bubur. Kalau dulu bahkan benar-benar cuma masuk bubur," ujar Nurakhmat.
Karena sudah tak memiliki lagi harta benda yang bisa dijual, ujar Nurakhmat, sejak dua tahunan lalu, tak lagi membawa Lissa berobat ke rumah sakit.
"Sekarang sudah tidak punya apa-apa lagi," ujar Nurakhmat.
Baca juga: Prihatin pada Penderita Gizi Buruk di Indramayu, Warganet Minta Perhatian Dinsos sampai Raffi Ahmad
Hingga usianya yang ke-15, ujar Nurakhmat, Lissa juga belum bisa berbicara seperti layaknya remaja seusianya.
Lissa hanya bisa menangis. Itu pun lirih, hampir tak terdengar.
Nurakhmat mengaku rela melakukan apa saja demi bisa melihat Lissa pulih dan tumbuh seperti anak-anak lainnya.
Paling tidak, ujarnya, bisa melanjutkan pengobatan putrinya agar kondisinya tak terus memburuk.
"Kalau saja kulit dan daging saya bisa saya jual, pasti sudah saya jual untuk biaya pengobatan Lissa," ujarnya.
Orang tua mana, ujar Nurakhmat, yang tidak sedih melihat kondisi anaknya yang seperti ini.
"Mohon tolong anak kami. Kami hanya berharap anak kami bisa sembuh," ujar Nurakhmat.
Baca juga: Derita Warga Indramayu, Usianya 15 Tahun, Beratnya Hanya 10 Kilogram
Kondisi Lissa yang mengkhawatirkan, ternyata juga tak luput dari perhatian aparat Desa Sukahaji.
Berbagai upaya mereka lakukan agar Nurakhmat bisa kembali membawa Lissa berobat.
"Kami juga berkoordinasi dengan puskesmas untuk melakukan pelayanan Dokter Masuk Rumah ke kediaman Pak Nurakhmat," ujar Suratno, petugas Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) Desa Sukahaji, yang juga datang menjenguk untuk mengetahui kondisi terakhirnya.
Pihak puskesmas, ujar Suratno, juga sudah beberapa kali datang untuk mengecek perkembangan kesehatan Lissa.
Puskesos, ungkap Suratno, juga terus mengupayakan pemenuhan kebutuhan Lissa, termasuk untuk pengobatan lanjutan.
Salah satunya adalah dengan mengupayakan agar Lissa bisa secepatnya terdaftar dalam BPJS Kesehatan.

Untuk keperluan pengobatan selama ini, ujar Suratno, orang tua Lissa selalu menggunakan jalur mandiri karena mereka tidak terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.
"Kami juga akan secepatnya mengupayakan keluarga ini masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial atau DTKS. Insyaallah tanggal 25 itu dibuka pendaftaran DTKS, insyaallah pasti bakal kami upayakan agar terdaftar," ujar Suratno.
Dia juga menyebut bahwa para relawan dari Jabar Bergerak dan Dompet Dhuafa juga sudah datang melihat langsung kondisi Lissa.
Dihubungi melalui telepon, anggota DPRD Indramayu, M Alam Sukmajaya, mengaku sangat prihatin dengan kondisi yang terjadi pada Lissa.
Rencananya, Ujar Alam, ia juga akan secepatnya menjenguk.
Politisi dari Partai Golkar ini mengaku baru mengetahuinya dari laporan masyarakat. (*)