Haji Sugih Murak Tumpeng di Cijotang, Isi Ceramah Maulid
Baru saja mengawali ceramah, Ketua DPRD Kabupaten Bandung, H Sugianto, sudah mampu mengocok perut jemaah.
Penulis: Oktora Veriawan | Editor: Oktora Veriawan
lihat foto
CIMENYAN, TRIBUNJABAR.ID - Ketua DPRD Kabupaten Bandung, H Sugianto S.Ag M.Si, menjadi penceramah dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H yang digelar di Masjid Jami Al Jihad RW 08 Cijotang, Kelurahan Cibeunying, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Minggu (30/10/2022) sore.
Acara dimulai dengan penampilan kesenian marawis yang dimainkan oleh pemuda dan pengurus DKM setempat. Beberapa tabuhan musik Islami berdendang mengiringi kedatangan pria murah senyum yang akrab disapa Haji Sugih ini.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran yang dibacakan oleh dua qari nasional yang keduanya kembar yakni Ustaz Ana dan Ustaz Ano.
Setelah pembacaan beberapa ayat Alquran, qari kembar ini kemudian memimpin melantunkan salawat yang kemudian diikuti oleh para jemaah yang hadir.
Dalam ceramahnya dalam bahasa sunda, Haji Sugih mengawalinya dengan intermezo menjelaskan perbedaannya antara penceramah dan Ketua DPRD Kab Bandung.
Menurut Kang Sugih, kalau anggota dewan datang ke daerah pasti disodori proposal pembangunan, seperti perbaikan jalan, drainase, MCK, dan lain-lain.
Sementara penceramah, kalau pulang selalu disodori singkong, pisang, beras, dan lain-lain. "Nah, saya datang ke sini apakah mau sebagai anggota dewan atau penceramah?" kata Haji Sugih disambut gelak tawa jemaah. "Tenang Pak RW, Pak DKM. Saya datang sebagai Ketua DPRD yang ikut mengisi acara Maulid," timpal Haji Sugih.
Kata dia, sebagai anggota dewan dia membuka diri terhadap keluhan dan aspirasi pembangunan dari masyarakat. Sebagai penceramah, dia bisa mengajak masyarakat untuk amar ma'ruf nahi munkar.
"Saya berkeliling ke sini, selain mengisi kegiatan Maulid, juga untuk bersilaturahmi dengan masyarakat, memperbanyak duduluran. Banyak ilmu dan masukan yang didapat ketika kita bersilaturahmi. Kita jadi mengetahui aspirasi dari masyarakat," kata Ketua DPD Partai Golkar Kab Bandung ini.
Dalam ceramahnya, ia menjelaskan tiga keanehan akhir zaman menurut Rasul:
1. Orang saleh di lingkungan yang tidak saleh. Banyak yang berbuat baik malah dicibir oleh orang yg tdk berbuat baik.
2. Alquran di dalam dada orang yang zalim. Ada beberapa hafiz yang murtad berpindah ke agama lain padahal dia mengerti banget mengenai Alquran.
3. Musaf Alquran jarang dibaca. Nah ini yang banyak dialami kaum muslimin saat ini, di mana Alquran hanya sebagai pajangan saja tanpa pernah dibaca dan dikaji.
Ia pun menjelaskan mengenai perbedaan maulud yang berarti segala sesuatu yang dilahirkan Rasul seperti hadits dan contoh ketauladanan. Sedangkan
Maulid berarti kelahiran Rasul yang diperingati setiap 12 rabiul awal.
Kecintaan ke Rasul yang paling mudah, kata dia, adalah bersalawat. Ia menjelaskan, jika seseorang selalu bersalawat maka menurut Alquran dan hadits orang tersebut akan dijauhkan dari siksa api neraka.
Selepas ceramah, Haji Sugih berbaur dengan masyarakat untuk murak nasi tumpeng. Tampak tak ada batasan antara Haji Sugih dengan masyarakat. Dia duduk bersila menyantap nasi tumpeng bareng masyarakat. Berbagai obrolan ringan membuat suasana makin cair.
"Alhamdulillah saya bisa bersilaturahmi ke RW 08 Cijotang. Saya senang berada di tengah-tengah masyarakat. Mudah-mudahan masyarakatnya selalu guyub dan rukun," kata dia.(*)
