Disdagin Kota Bandung Pastikan Masih Ada yang Produksi Tahu dan Tempe, Kopti Tak Ikut Mogok
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, Elly Wasliah tanggapi adanya aksi mogok perajin tahu tempe di Bandung, Jumat (28/10/2022).
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Januar Pribadi Hamel
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, Elly Wasliah menanggapi terkait adanya aksi mogok perajin tahu tempe di Bandung, Jumat (28/10/2022) sampai Minggu (30/10/2022).
Menurut Elly, Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) Kota Bandung membuat surat yang menyatakan bahwa mereka tetap akan berproduksi atau tak ikut mogok produksi.
"Itu ada suratnya yang ditujukan ke seluruh para perajin tahu tempe Kota Bandung, karena seluruh anggota perajin tahu tempe yang masuk ke Kopti sudah mendapatkan subsidi harga kacang kedelai Rp 1000 per kilogram sejak April 2022," katanya di Balaikota, Jumat (28/10/2022).
Baca juga: Perajin Tahu Tempe Jadi Mogok Hari Ini, Tiga Hari hingga Minggu Berhenti Memproduksi
Pemerintah pusat pun telah menunjuk Perum Bulog sebagai penyalur untuk subsidi kedelai. Pada Oktober subsidi sudah masuk tahap kelima.
"Saya sampaikan ke perajin tahu tempe yang masuk Kopti bahwa mereka kan sudah mendapat subsidi dari pusat dan akhirnya kesepakatan Kopti Kota Bandung tak akan mogok saat 13 Oktober lalu, kemudian alhamdulillah kali ini Kopti keluarkan surat resmi ke kami bahwa mereka tak ikutan mogok produksi," ujarnya.
Ketika disinggung terkait adanya paguyuban tahu tempe lain yang mogok, Elly menegaskan bahwa paguyuban tersebut mengatasnamakan Jawa Barat.
"Kami kan levelnya Kota Bandung. Jadi, kalau Jabar ya levelnya Disperindag Jabar. Kami kan hanya pendekatan perajin tahu tempe yang mengatasnamakan Kota Bandung yaitu yang resminya Kopti dengan memiliki sebanyak 576 perajinnya," ujarnya.
Elly pun menyayangkan bila para perajin tahu tempe melakukan aksi mogok produksi. Sebab, katanya akan banyak yang berdampak bila mereka tak berproduksi, semisal pedagang di pasar, kuliner, hingga oleh-oleh yang memakai bahan tempe tahu.
Selain itu, Elly pun memastikan bahwa kondisi ketersediaan kacang kedelai di Bandung dalam kondisi aman lantaran memiliki satu importir kedelai dan empat distributor kedelai yang bermitra dengan Disdagin Kota Bandung.
Adapun permasalahan harga kacang kedelai di Indonesia merangkak naik, Elly menyebut masalahnya karena harga kedelai di dunia ikut naik, ditambah kedelai di Indonesia hasil impor dari Amerika Serikat dan Kanada.
"Kami kan ketersediaan kedelai bergantung ke dua negara itu ditambah naik pula biaya angkut serta biaya logistik dan biaya proses panen.
"Sebenarnya tak perlu dengan mogok produksi, padahal sampaikan saja ke kami atau ke Jabar aspirasinya dan bila ingin menaikkan harga silakan karena wajar kedelai pun naik harganya," katanya.(*)