Ketika Dedi Mulyadi Bertemu Penjual Nasi Uduk Cantik, Puji Salmah Tak Gengsi, Janjikan Ini

Dedi Mulyadi memuji pelajar cantik bernama Salmah itu karena tak gengsi berjualan nasi uduk membantu keluarga.

Istimewa
Dedi Mulyadi bertemu dengan pedagang nasi uduk cantik di depan Samsat Purwakarta, Salmah Suci 

TRIBUNJABAR.ID - Menghadapi sidang gugatan cerai yang dilayangkan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika, Dedi Mulyadi memilih bersepeda berkeliling Kabupaten Purwakarta.

Kang Dedi Mulyadi berolahraga sambil menyapa masyarakat.

Tak disangka, mantan Bupati Purwakarta ini bertemu dengan pedagang nasi uduk cantik.

Gadis cantik bernama Salmah Suci tersebut masih berstatus pelajar kelas 2 di SMAN 3 Purwakarta.

Salmah Suci berjualan nasi uduk di depan rumahnya yang berada tepat di seberang Samsat Purwakarta.

Orangtuanya membuka warung tepat di belakangnya.

“Kamu teh bener jualan? Gak malu, gak gengsi, cantik jualan nasi uduk?” ujar Kang Dedi.

“Enggak,” jawab Salmah.

Salmah bercerita, warung nasi uduk tersebut sudah lama buka. Hanya saja, semenjak Pandemi Covid-19, dirinya mulai membantu berjualan karena sekolah online di rumah.

Baca juga: Kang Dedi Mulyadi Dikeroyok Emak-emak Sekampung di Majalengka

Nasi uduk dijual Salmah seharga Rp 10 ribu per porsi, lauknya mulai dari orek tempe, telur balado, hingga semur jengkol.

Sambil mengobrol, Kang Dedi menyarankan Salmah memasak nasi uduknya tak pakai rice cooker karena bisa meningkatkan kadar gula dalam nasi.

Tak makan sendiri, Dedi Mulyadi mengajak sejumlah petugas kebersihan dan pedagang yang melintas untuk bergabung.

Dedi Mulyadi pun memuji Salmah karena tak gengsi berjualan membantu keluarga.

“Biasanya anak seusia ini gengsinya tinggi, duit pingin tapi kerja gak mau. Tapi eneng hebat, gak gengsian,” ucap Kang Dedi.

Untuk itu Kang Dedi akan mulai membranding warung nasi uduk milik Salma. Baginya bukan urusan pedagangnya yang cantik, melainkan semangat muda Salmah untuk membantu membesarkan usaha kedua orangtuanya.

“Besok-besok harus mulai ditambah (porsi dagangan) karena pasti rame, terus ini harus mulai ditata warungnya agar lebih menarik karena yang jualannya juga anak masa kini,”ucapnya.

Dalam satu hari ia mampu menjual nasi uduk tersebut sebanyak 10 liter beras. Setiap satu porsi dijual seharga Rp 10 ribu. Sehari Salmah mendapatkan upah dari ibunya sebesar Rp 30 ribu yang biasa digunakan untuk jajan.

Baca juga: Dedi Mulyadi Bikin Nangis Sekampung, Pertemukan Bocah Ditinggal Ayah Sejak Lahir dengan Keluarganya

“Aduh jangan jajan dong, mulai sekarang uangnya ditabung. Kalau mau jajan di warung mamah papah aja biar uangnya tetap muter di sini,” kata Kang Dedi.

Menurut Kang Dedi, selain catik Salmah juga memiliki jiwa entrepreneur sehingga patut didukung. Peran orangtua dan sekolah juga dinilai dapat mempengaruhi pola pikir Salmah dalam menatap masa depan.

Sehingga, kata Dedi, setelah usaha orangtuanya turun pada Salmah maka harus dilakukan pengembangan mulai dari tampilan hingga menu.

“Jangan hanya buka pagi, sore juga buka karena daerah sini sudah rame sampai malam. Jadi pagi nasi uduk meneruskan usaha ibunya, sore eneng bisa buka kafe kecil-kecilan punya usaha sendiri,” ujar Kang Dedi.

Ia pun menceritakan bagaimana saat membranding Sate Cikuda di Subang. Dulu, warung sate tersebut kecil namun memiliki cita rasa yang enak. Sehingga Kang Dedi kerap membawa teman-temannya makan di tempat tersebut.

Lambat laun warung sate tersebut terus berkembang dan semakin banyak masyarakat yang datang. Kini omzet penjualan Sate Cikuda bisa mencapai Rp 10-15 juta per hari.

“Ini juga sama. Ini nasi uduk ini enak dan murah. Saya sering makan nasi uduk dan ini termasuk yang enak dan murah, bukan karena ada si eneng cantik loh,” pungkas Kang Dedi Mulyadi.

Baca juga: Dedi Mulyadi Cari Kebahagiaan dengan Belanja Bareng Sang Anak di Tengah Isu Perceraian: Tetap Tegar

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved