Paguyuban Tahu Tempe Jabar Rencanakan Mogok Produksi, Ini Komentar Warga dan Pedagang Kupat Tahu
Rencana aksi mogok produksi tahu dan tempe oleh Paguyuban Tahu dan Tempe Jawa Barat mulai Senin, 17 Oktober 2022, disesalkan oleh warga.
Penulis: Tiah SM | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tiah SM
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG -- Rencana aksi mogok produksi tahu dan tempe oleh Paguyuban Tahu dan Tempe Jawa Barat mulai Senin, 17 Oktober 2022, disesalkan oleh warga, khususnya pedagang kupat tahu.
"Kalau boleh usul, jangan mogok atuh, apalagi sampai tiga hari. Nasib saya bagaimana? Cari makan dari jual kupat tahu," ujar Entang, (56) pedagang kupat tahu di Jalan Pagarsih, Selasa (11/10/2022).
Menurut Entang, produksi tahu tak perlu dihentikan, apalagi sampai tiga hari karena merugikan semua pihak.
"Pedagang kupat tahu rugi, lebih baik harga tahu dinaikkan saja daripada mogok. Juga tak pengaruh kacang kedelai turun," ujar Entang.
Baca juga: Soal Rencana Mogok Produksi, Begini Komentar Ketua Paguyuban Perajin Tahu dan Tempe Jawa Barat
Tak hanya Entang yang menyesalkan aksi mogok produksi.
Ilham (35), pedagang gehu di Jalan Astanaanyar, berharap tak ada mogok produksi karena jika mogok ia tak bisa berjualan.
"Kalau tahu tak ada, saya mau kasih makan apa anak istri karena hanya jualan gebu untuk menghidupi anak istri, " ujarnya.
Namun Shanty (27), warga Gang Lina Pagarsih, menyambut baik aksi mogok agar pemerintah memperhatikan warga yang berdampak kenaikan kacang kedelai.
"Tidak masalah mogok tiga hari, tak makan tahu tiga hari masih bisa."
"Masalah akan ada jika mogoknya lama karena banyak yang bergantung hidup ke tahu, " ujar Shanty. (*)