Tragedi Arema vs Persebaya

Suporter Klub Indonesia Bersatu, Ancam Lakukan Gerakan Revolusioner, Jika Hasil Investigasi Tak Adil

Perwakilan suporter klub di Indonesia bersatu. Mereka bertemu TGIPF Kanjuruhan.

Editor: taufik ismail
TRIBUN JABAR/YUDHA MAULANA
Pentolan Bonek, Andi Peci ketika memberikan keterangan kepada awak media di GOR Padjadjaran Kota Bandung, Minggu (8/1/2017). Ia mengatakan suporter Indonesia akan beraksi jika hasil investigasi tragedi Kanjuruhan tak adil bagi mereka. 

“Sudah disepakati bahwa mulai sekarang tidak ada lagi narasi yang memprovokasi meskipun itu menjadi ciri khas tapi perlu disadari hal itulah yang menjadi pemicu,” ujarnya.

Amali mengajak seluruh suporter sepak bola Indonesia agar berkomitmen menuju arah perbaikan. Menurut Amali, suporter tetap menjadi bagian dari kemajuan industri sepak bola Tanah Air.

“Istilah yang sering didengar bahwa kita tidak ingin menempatkan suporter hanya sebagai konsumen tetapi mereka bagian dari ekosistem nasional,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (Persib) Teddy Tjahjono mengatakan kejadian kelam yang membuat 131 orang meninggal di Kanjuruhan ini adalah teguran keras bagi seluruh stakeholder.

"Kami turut menyerukan agar kita semua dapat berkaca dan memperbaiki segala kekurangan agar tidak ada lagi tragedi seperti di Stadion Kanjuruhan, Malang,” ujar Teddy. 

Teddy juga mengajak semua suporter untuk bersama-sama bangkit dan memberikan yang terbaik untuk sepakbola Indonesia. 

"Sudah cukup rivalitas antarsupporter, sudah cukup korban jiwa yang jatuh, sekarang saatnya kita melihat ke depan untuk kemajuan sepak bola Indonesia," ujarnya.

Hal senada disampaikan Direktur Utama PT Putra Sleman Sembada (PSS) Andy Wardhanaputra. Tragedi di Kanjuruhan, kata Andy, harus menjadi titik balik untuk evaluasi dunia sepak bola di Indonesia. Evaluasi itu mulai dari manajemen pertandingan sampai mulai berubahnya rivalitas antar-suporter klub yang selama ini tumbuh subur.

"Kita harus evaluasi bersama, mudah-mudahan ke depannya kita bisa menyelenggarakan pertandingan dengan baik dan nyaman," ujar Andy.

Presiden Persija Jakarta Mohamad Prapanca berharap tragedi di Kanjuruhan tak lagi terjadi.

"Saya berharap semoga insiden di Malang menjadi kasus terakhir di sepak bola Indonesia," ujarnya.

Menyusul tragedi di Kanjuruhan, kompetisi sepak bola di Tanah Air, mulai dari Liga 1 hingga Liga 3 harus dihentikan untuk waktu yang belum bisa dipastikan. Selama tim investigasi belum selesai melakukan tugasnya, dipastikan tidak ada kompetisi sepak bola yang resmi bergulir. (tribunnetwork/abdila/kompas.com)

Baca juga: Marc Klok Berharap Suporter Belajar dari Tragedi Kanjuruhan, Beckham Putra Ambil Segi Positifnya

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved