Tragedi Arema vs Persebaya
UPDATE Korban Huru-hara Kanjuruhan Arema Vs Persebaya, Sudah 174 Orang yang Kehilangan Nyawa
Dampak dari tragedi di Stadion Kanjuruhan yang telah memakan korban lebih dari 170 orang, PSSI untuk sementara menghentikan Liga 1 2022/2023 selama se
TRIBUNJABAR.ID, MALANG - Hingga sore ini, sudah ada 174 korban meninggal kerusuhan di Stadion Kanjuruhan atau Tragedi Arema vs Persebaya.
Huru-hara di Kanjuruhan itu terjadi Sabtu (1/10/2022) malam setelah tuan rumah Arema FC kalah 2-1 dari musuh bebuyutannya, Persebaya Surabaya.
Awalnya, sejumlah penonton merangsek masuk lapangan melempari para pemain Arema FC dan Persebaya Surabaya sebelum diikuti penonton yang lain.
Polisi melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan namun berakibat fatal.
Wakil Gubernur Jawa Timur Wagub Jawa Timur, Emil Dardak menyatakan korban meninggal dunia akibat kisruh di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, bertambah.
Emil Dardak mengatakan korban meninggal dunia saat ini menjadi 174 orang.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo mengatakan korban meninggal dunia ada 130 orang.
Jumlah itu, kata Emil, adalah data per hari ini, Minggu (2/10/2022) pukul 10.30 WIB.
Informasi tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur.
Baca juga: Stadion Kanjuruhan Tanpa Suporter Persebaya, Jadi Apa Penyebab Kerusuhan? Panpel Ogah Ubah Jadwal?
Baca juga: Ini Penyebab Kematian Sebagian Besar Korban Meninggal Kerusuhan di Kanjuruhan, Trauma di Kepala
"Saya menghindari kesalahan data, tapi merujuk data resmi yang kami terima dari BPBD Provinsi Jawa Timur, di mana per 10.30 WIB itu angkanya menjadi 174 meninggal dunia," kata Emil Dardak dalam Breaking News KompasTV, Minggu (2/10/2022).
Sementara untuk korban luka berat ada sebanyak 11 orang, sedangkan luka ringan berjumlah 108 orang.
Sejumlah korban dalam insiden ini, kata Emil, dirujuk di delapan Rumah Sakit di Jawa Timur.
"Luka berat 11, dan luka ringan ada 108. Ada delapan rumah sakit yang menjadi rujukan," katanya.
Lanjut Emil mengatakan, bagi pihak keluarga yang merasa kehilangan anggota bisa menghubungi posko di halaman Balai Kota Malang.
"Bahwa bagi anggota keluarga yang ingin mencari tahu informasi mengenai korban atau ingin melaporkan, bisa menghubungi posko di halaman Balai Kota Malang bisa dihubungi di call center 112 atau bisa 0821-4010-3223," tuturnya.
Adapun di antara 174 korban yang meninggal tersebut ada dua anggota polisi.
Diwartakan Tribunnews, berdasarkan keterangan dari Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, dua polisi yang meninggal adalah Bripka Andik dan Briptu Fajar Yoyok.
Bripka Andik berasal dari Polsek Sumber Gempol Polres Tulungagung.
Sementara Briptu Fajar Yoyok berasal dari Polsek Dongko Polres Trenggalek.
Kronologi Kejadian
Diwartakan Tribunnews sebelumnya, insiden ini bermula dari kekalahan Arema FC pada, Sabtu (1/2/2022) malam.
Pada pertandingan itu Arema kalah dari tim Persebaya, dengan skor 2-3.
Kekalahan Arema di kandang sendiri menimbulkan kekecewaan pada suporternya.
Para suporter yang tak terima, mencoba menerobos masuk ke lapangan dan membuat rusuh.
Untuk diketahui, di pertandingan itu hanya dihadiri suporter Arema FC, suporter Persebaya dilarang hadir.
Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta menyampaikan bahwa alasan para suporter Arema FC turun ke lapangan, dikarenakan ingin mencari pemain dan official Arema FC.
"Mereka bermaksud menanyakan ke pemain dan official kenapa sampai kalah (melawan Persebaya)," ucap Irjen Pol Nico Afinta, Malang, Minggu (2/10/2022).
Para suporter yang rusuh membuat para petugas kewalahan.
Mereka tak hanya menerobos lapangan, tetapi juga melakukan perusakan fasilitas dalam lapangan hingga penyerangan pada petugas keamanan.
Akhirnya para petugas mencoba melakukan upaya pencegahan dan pengalihan.
Puncaknya, para petugas keamanan menembakkan gas air mata pada para suporter.
Penembakkan gas air mata saat itu menyebabkan kepulan asap.
Para suporter pun menumpuk di satu titik dan berdesakan.
Kepulan asap membuat para suporter kekurangan oksigen kemudian sesak napas dan korban pun berjatuhan.
Liga 1 Dihentikan Sementara tapi Liga 2 dan Liga 3 Jalan Terus
Dampak dari tragedi di Stadion Kanjuruhan yang telah memakan korban lebih dari 170 orang, PSSI untuk sementara menghentikan Liga 1 2022/2023 selama sepekan.
Penghentian Liga 1 2022/2023 dilakukan untuk menghormati para korban sambil menunggu hasil investigasi yang dilakukan PSSI, PT LIB dan pihak Kepolisian atas kejadian tersebut.
Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi mengatakan untuk kompetisi lainnya seperti Liga 2, Liga 3 dan turnamen Elite Pro Academy tetap bergulir – tidak dihentikan.
Akan tetapi pihaknya memberikan catatan keras kepada panpel dan klub-klub untuk belajar dari kejadian ini.
“Yang jelas yang dihentikan liga 1 saja, kompetisi lainnya tetap dilakukan. Tentu kami, PT LIB untuk liga 2 telah memberikan instruksi bahwa Panpel, termasuk kepada klub untuk mengambil langkah-langkah antisipatif dan untuk EPA karena ini anak-anak, hari ini final, kita yakin bahwa final sore ini akan berjalan lancar karena tanpa penonton,” kata Yunus Nusi di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Minggu (2/102/2022).
Tak hanya itu, Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 yang berlangsung di Stadion Pakansari, Bogor dari 1 – 9 Oktober dikatakan Yunus Nusi juga tetap berjalan.
Hal itu juga sudah ia sampaikan kepada beberapa negara yang ada di grup B. seperti diketahui, pada ajang kualifikasi Piala Asia U-17 2023 ini, Indonesia berada di grup B bersama dengan Guam, Uni Emirate Arab, Palestina dan Malaysia.
“Kemudiaan AFC U-17 yang berlangsung kemarin, kemudian tanggal 3, 5, 7 dan 9 (Oktober) di Stadion Pakansari tetap kita lanjutkan,” ujar Yunus Nusi.
“Kawan-kawan dari peserta memang sudah menanyakan dan kami sampaikan tetap dilanjutkan tentu dengan dasar bahwa tidak ada rivalitas di Pakansari, tidak ada pengerahan suporter yang banyak,” pungkasnya.(Tribunnews.com/Abdul Majid/Milani Resti/Oktavia WW)