Festival Apem Majalengka
Masyarakat Umum Diberi Kesempatan Membuat Sendiri Kue Apem
Di sana juga bercerita tentang Rebo Wekasan, tentang 320 ribu bala yang diturunkan di hari itu. Ini salah satu referensi untuk memperkaya pengetahuan
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Adityas Annas Azhari
FESTIVAL berbasis tradisi kembali digelar masyarakat Desa Bantarwaru, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Minggu (25/9/2022).
Masyarakat di desa itu, menggelar event tahunan, Festival Apem bertempat di Blok Minggu desa setempat. Tahun ini, gelaran tersebut memasuki tahun ke tiga, sejak dimulai pada 2020 lalu.
Festival Apem dalam tiga tahun terakhir ini rutin dilaksanakan setiap memasuki bulan Safar, bulan ke dua dalam hitungan tahun Hijriyah. Dibanding tahun lalu, festival Apem tahun ini terdapat beberapa perbedaan.
Keterlibatan kalangan sekolah, jadi salah satu perbedaan festival Apem sebelumnya dengan 2022 ini.
"Ada keterlibatan dari anak-anak sekolah, khususnya SMA. Jadi, sebelum hari H, kami menyebarkan pengumuman lomba tulis untuk siswa SMA," ujar salah satu panitia, Nina saat kembali dikonfirmasi Tribun, Senin (26/9/2022).
Dalam lomba tulis itu, panitia lebih memfokuskan pada tradisi di sekitar, baik yang sudah punah maupun masih dilestarikan. "Bebas, mau cerpen, opini atau bahkan reportase. Yang pasti, titik fokusnya pada tradisi itu," ucapnya.
Baca juga: Keci Tonjok Warga yang Padamkan Api Saat Bakar Rumah Orangtuanya di Majalengka, Akan Dibawa ke RSJ
Bagi karya peserta yang dianggap terbaik, dibacakan oleh tokoh, baik budayawan, seniman ataupun kalangan lainnya. "Nah tadi itu, karya terbaik dibacakan oleh Ketua Dewan Kesenian Majalengka (Dekma). Karya itu bisa dikatakan sebagai cerpen, dengan alur yang bercerita tradisi apem," kata Nina
"Di sana juga bercerita tentang Rebo Wekasan, tentang 320 ribu bala yang diturunkan di hari itu. Ini salah satu referensi untuk memperkaya pengetahuan kita terkait Bulan Safar dan Apem nya," imbuhnya.
Baca juga: Majalengka Miliki Dana Cadangan untuk Pilkada 2024 Sebesar Rp 40 Miliar
Di luar itu, pada festival tahun ini, masyarakat umum diberi kesempatan untuk membuat sendiri kue khas bulan Safar itu. Hal itu berbeda dengan tahun sebelumnya, ketika pengunjung hanya dipersilakan untuk menikmati saja.
"Mengajak untuk lebih mengenal lagi, setidaknya tahu bagaimana proses memasak kue Apem itu. Karena kan, ada beberapa perbedaan dengan bikin jenis kue lainnya," katanya.
Acara Festival Apem di desa diisi doa bersama, hiburan seni tari, belajar menggambar, dan bincang-bincang tentang tradisi, serta potensi ke depan.
Baca juga: Pasha Ungu Digadang-gadang Jadi Calon Bupati Majalengka 2024, Ini Katanya
"Sebelumya, saat H-7, kami juga melaksanakan doa apem. Di sini, kami mengumpulkan bahan-bahan untuk bikin Apem, dan kita berdoa bersama-sama. Bahan-bahan itu hasil dari urunan masyarakat sekitar," kata panitia lainnya, Shalma. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Festival-Apem-1.jpg)