Belajar Hemat Jutaan Rupiah dari Asri dan Yusuf yang Beralih ke Motor Listrik
Menggunakan motor listrik, Asri dan Yusuf bisa menghemat jutaan rupiah per tahun.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Para pengguna kendaraan bertenaga listrik membuktikan bahwa mereka bisa berhemat sampai jutaan rupiah per tahun setelah beralih dari kendaraan berbahan bakar minyak atau BBM.
Mereka tidak bergantung lagi pada BBM yang harganya kian meroket, cukup memakai listrik dari rumahnya untuk mengisi daya kendaraan listriknya.
Hal ini di antaranya diungkapkan warga Kota Cimahi, Asri Ulfah, yang mulai memakai motor listrik sejak lima bulan lalu.
Ulfah yang berprofesi sebagai seorang guru di sebuah SD Negeri di Pasirkaliki ini mengatakan setiap hari menggunakan motor listriknya untuk ke sekolah tempatnya mengajar dan mengedarkan makanan dagangannya ke sejumlah tempat di Bandung.
Saat menggunakan sepeda motor berbahan bakar bensin, katanya, ia rata-rata menghabiskan Rp 300 ribu per bulan membeli bensin. Biaya ini belum termasuk service motor dan ganti oli rutin.
Namun kini, ia bisa sama sekali tidak menganggarkan sepeserpun untuk BBM karena bisa mengisi daya listrik motornya di sekolah atau di rumah. Dengan kata lain, ia bisa menghemat anggaran untuk bensin Rp 3,6 juta per tahun.
"Kalau dihitung, bisa saja membayar Rp 2.000 per hari sekali isi daya per hari, atau antara Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu per bulan," kata Asri dalam Temu Pemimpin untuk Aspirasi Masyarakat (TEPAS) bertema "Wisata Asik Memakai Kendaraan Listrik" di Jembatan Rengganis Situ Patenggang, Kabupaten Bandung, Sabtu (17/9/2022).
Ia mengatakan motornya membutuhkan waktu pengisian daya maksimal selama dua jam. Pihak sekolah sangat mendukung transisi energi ke energi terbarukan, seperti yang dilakukannya dengan dua rekan guru lainnya di SD tersebut yang sama-sama menggunakan motor listrik.
“Baru tiga guru yang pakai motor listrik. Sisanya guru-guru masih pakai motor BBM. Alhamdulillah, saya bisa hemat uang Rp 300 ribu per bulan dari hijrah ke motor listrik ini," katanya.
Ia mengatakan semua guru yang menggunakan sepeda motor listrik merasa mendapat penghasilan lebih karena tidak membeli BBM lagi. Uangnya, bisa dialokasikan untuk kebutuhan lainnya.
"Kita semua merasakan jadi lebih hemat, ada uang lebih untuk refreshing atau jajan anak. Kita kalau pakai ini jadi berasa mengkampanyekan lingkungan yang lebih hijau, yang ramah lingkungan. Jadi menyebarkan semangat ke yang lainnya untuk meninggalkan bahan bakar minyak," katanya yang membeli motor tersebut dengan harga Rp 14 juta.
Hal serupa dikatakan warga Kota Cimahi lainnya, Yusuf. Ia mengatakan setiap hari beraktivitas untuk pekerjaannya, termasuk mengantar istri dan anak-anaknya ke sekolah. Sehingga setiap harinya ia bisa menghabiskan Rp 20 ribu untuk membeli bensin.
Setiap sebulan, rata-rata ia mengeluarkan biaya Rp 600 ribu untuk BBM atau setahunnya mengeluarkan Rp 7,2 juta untuk membeli BBM.
"Setiap hari harus antar-jemput anak dan istri, dua kali sehari. Dengan pakai motor listrik, menghemat energi. Bisa terbayangkan uangnya dipakai segala rupa," katanya.
Ia mengatakan di tengah guncangan berbagai disrupsi, termasuk krisis energi fosil yang makin habis, ia mengajak untuk bersiap untuk beradaptasi dengan teknologi ramah lingkungan agar selamat sampai ke masa depan.
"Ketika tahun 2020 saya beli motor listrik walaupun agak ragu, alhamdulillah dari tahun 2020 sampai sekarang listrik yang saya gunakan itu cuma selisih dua hari, saya pakai token biasanya Rp 200 ribu biasa habis tanggal 15 sekarang jadi tanggal 13," tutur Yusuf.
Salah satu penggiat modifikasi motor custom sekaligus pemilik workshop Studio Motor Donny Ariyanto berujar, setelah kurang lebih 14 tahun bergelut di dunia modifikasi sepeda motor, pihaknya mencoba mengembangkan sepeda motor listrik pada 2020.
Menurutnya, ada keasyikan tersendiri saat menggeluti kendaraan listrik. Masalahnya, bisnis konversi kendaraan ini terkendala proses sertifikasi karena menyangkut peraturan Kemenhub terkait persyaratan melegalkan kendaraan BBM ke listrik.
"Hal-hal seperti ini bisa kita menggalakkan terus supaya temen-temen bisa mendorong, terproses melakukan regulasi yang ditetapkan pemerintah," harap Donny.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, Ai Saadiyah, mengatakan Asri dan Yusuf adalah bagian dari ribuan orang di Jawa Barat yang sudah beralih dari kendaraan berbahan bakar BBM menjadi kendaraan berdaya listrik. Pemerintah pun, katanya, tetus mendukung penggunaan kendaraan berdaya listrik di Indonesia, termasuk Jawa Barat.
"Hingga saat ini di Jabar ada 1.492 pengguna kendaraan listrik. Sebanyak 1.366 kendaraan roda 4, kemudian ada 2 kendaraan roda 3, dan ada 144 roda 2, yang semuanya menggunakan listrik," katanya.
Ia mengatakan Sekda Jabar sudah menginstruksikan kepada 26 organisasi perangkat daerah di Jabar untuk beralih dari kendaraan dinas berbahan bakar fosil menjadi kendaraan listrik pada 2023. Hal ini untuk mendorong jumlah kendaraan listrik di Jabar.
Selain ini, pihaknya pun berupaya menambah jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik (SPKL) dan SPKL Umum di Jabar dengan menggandeng penyedia jasanya, juga BUMD di Jabar. Jabar pun, katanya, menjadi salah satu provinsi percobaan pengembangan SPKLU dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik (SPBKLU) sehingga akan mendapat pendirian 7 SPKLU dan 5 SPBKLU.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan Jawa Barat adalah provinsi paling siap melakukan transisi ke kendaraan listrik. Hal ini disebabkan pabrik mobil listrik terbesar di Asean ada di Jawa Barat. Juga pabrik perakitan sepeda motor listrik pun ada di Jawa Barat.
"Yang namanya konversi ini dilakukan, ada tidak ada naiknya harga BBM, kita lakuka. Saya juga sedang mencari ada nggak perahu ikan yang berbasis solar cell, yang energi mataharinya dipanen di tengah lautan, turun ke baterai, baterainya menggerakkan perahu listrik. Sudah ada di Pangandaran, tapi masih nyolok biasa," katanya.
Ia mengatakan pemerintahnya pun akan tetus mendukung penambahan SPKLU dan SPBKLU di Jabar. Sehingga, masyarakat tidak akan kesulitan mengisi daya kendaraan listriknya ke mana pun perjalanannya
Baca juga: Pemprov Jabar Terus Berupaya Menambah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Ridwan-Kamil-TEPAS-Kendaraan-Listrik.jpg)