KSAD Dudung Akhirnya Bicara Isu Ketidakharmonisan dengan Panglima TNI, Tegaskan Satu Hal Ini

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman akhirnya buka suara tentang isu keretakan hubungan dengan Panglima TNI.

Editor: Giri
Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Dudung Abdurachman (kanan), saat menutup kegiatan seminar TNI AD keenam di Sesko TNI AD, Kota Bandung, Selasa (28/6/2022). Dudung menjawab isu ketidakharmonisan dirinya dengan Panglima TNI Andika Perkasa. 

TRIBUBNJABAR.ID, JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman akhirnya buka suara tentang isu keretakan hubungan dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Belakangan keduanya dikabarkan sedang tak harmonis.

Penyebabnya, Dudung dinilai tak pernah ada di lokasi saat ada Andika Perkasa.

Mengenai dishamonisasi dengan Andika, Dudung menegaskan bahwa hubungannya dengan Andika baik-baik saja.

"Saya dengan Panglima TNI sampai sekarang masih baik-baik saja. Tidak ada perbedaan apa pun," kata Dudung di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Rabu (7/9/2022).

Dia mengaku sudah berkomunikasi dengan Andika meski belum bertemu langsung seusai isu ketidakharmonisan di antara mereka mencuat.

"Saya sudah SMS-an, enggak ada masalah, enggak ada yang dipermasalahkan, TNI solid. Kalau ada perbedaan, itu biasa," kata dia.

Isu ketidakharmonisan antara Dudung dan Andika mencuat ketika Dudung absen dari rapat Komisi I DPR yang dihadiri Andika serta KSAL Laksamana Yudo Margono dan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo, pada Senin (5/9/2022).

Baca juga: Diberikan Gelar Keberanian, Jenderal Dudung : Saya Harus Bisa Melindungi Seluruh Masyarakat

Menurut Dudung, dia tidak hadir dalam rapat itu justru karena diperintah Andika mengecek kesiapan Batalyon 143 yang akan ditugaskan ke daerah operasi.

Dudung mengatakan, sebagai pimpinan TNI AD, ia perlu mengecek persiapan ini karena pasukan tersebut akan digunakan oleh Andika sendiri di Papua.

Dia pun menilai, pengecekan ini lebih penting karena sudah tertunda beberapa kali.

"Karena beberapa kali ditunda, saya cek dulu kesiapannya, latihannya bagaimana, kesiapan materielnya bagaimana, itu kita siapkan, itu lebih penting kalau menurut saya," kata Dudung. 

Dudung menegaskan bahwa TNI tetap solid di tengah isu ketidakharmonisan ia dan Andika yang diembuskan oleh sejumlah anggota DPR.

Menurut Dudung, memang ada beberapa pihak yang tengah mencoba mengganggu dan membelah persatuan dan kesatuan di internal TNI.

"Ada yang coba-coba mengganggu persatuan dan kesatuan soliditas TNI. TNI Angkatan Darat, pada umumnya TNI tetap solid," kata Dudung.

Baca juga: Jawaban Panglima TNI Andika Perkasa Saat Disebut Tak Harmonis dengan KSAD, Ditanyakan Langsung Saja

Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat itu mengatakan, perbedaan pendapat di sebuah institusi adalah hal yang biasa terjadi.

Dia meyakini, di internal TNI tentu ada perbedaan pendapat antara seorang panglima daerah militer dengan kepala staf daerah militer, begitu pula antara KSAD dan panglima TNI.

"Tetapi ini jangan kemudian dibesar-besarkan. Kalau TNI pun kemudian ada yang kemudian mencoba mengganggu, jangan sampai terjadi seperti G30S/PKI," kata Dudung.

Dia pun memerintahkan seluruh jajaran TNI AD untuk mewaspadai pihak-pihak yang ingin mengganggu soliditas TNI.

"Pihak-pihak tertentu yamg mencoba mengganggu soliditas TNI, jangan main-main, kita akan hadapi bersama," ujar Dudung.

Sebelumnya, ketidakhadiran Dudung dalam rapat Komisi I DPR disebut sebagai rahasia umum bahwa Dudung dan Andika tidak pernah berada di satu lokasi.

"Ini semua menjadi rahasia umum, Pak. Rahasia umum, Jenderal Andika. Di mana ada Jenderal Andika, tidak ada KSAD. Jenderal Andika membuat Super Garuda Shield, tidak ada KSAD di situ," ujar anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon.

Effendi menambahkan, isu ketidakharmonisan di tubuh TNI bukan kali ini saja terjadi.

Di era kepemimpinan sebelumnya pun hal serupa juga terjadi ketika TNI dipimpin oleh Jenderal (Pun) Moeldoko.

"Masa setiap ada Panglima dari Panglima ke KSAD begitu terus? Dari zaman Pak Moeldoko ini. Pak Moeldoko ke Pak Gatot begini, Pak Gatot ke Pak Hadi begini, Pak Hadi ke Pak Andika begini, Pak Andika ke Pak Dudung begini. Sampai kapan, Pak?" kata Effendi.

Politikus PDIP itu pun mengibaratkan persoalan ketidakpatuhan di tubuh instansi penjaga kedaulatan negara ini tak jauh berbeda seperti dengan organisasi masyarakat (ormas).

"Kami banyak sekali temuan-temuan ini, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya, tidak ada kepatuhan," katanya.

Oleh karenanya, Effendi meminta agar isu ketidakharmonisan antara dua pimpinan TNI itu segera disudahi.

Menurut dia, baik Dudung maupun Andika harus dapat menahan ego masing-masing agar tidak merusak tatanan hubungan di tubuh TNI.

"Ego Bapak berdua itu merusak tatanan hubungan junior dan senior di TNI," ucap dia.

"Saya tidak ingin menyalahkan siapa-siapa. Saya ingin mendapatkan penjelasan dari Bapak-Bapak yang dapat amanah, dapat kepercayaan dari presiden, dari kami. Seperti apa apa yang terjadi di tubuh TNI," imbuh Effendi.

Saat itu, Andika menegaskan, dirinya tidak memiliki masalah dengan Dudung.

"Ya, dari saya tidak ada (masalah) karena semua yang berlaku sesuai peraturan perundangan tetap berlaku selama ini, jadi enggak ada yang kemudian berjalan berbeda," kata Andika.

Andika mengungkapkan, selama menjabat sebagai Panglima TNI, dia hanya menjalankan tugas, pokok, dan fungsi (tupoksi) sesuai dengan peraturan perundangan.

Namun, bukan menjadi masalahnya jika peraturan tersebut dianggap berbeda oleh pihak lain.

"Manakala hal itu diterima berbeda A, B, C, ya itu terserah bagaimana menyikapi, tapi saya tetap melakukan tugas pokok fungsi saya sesuai dengan peraturan perundangan," kata dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat KSAD Dudung Menjawab Isu Tak Harmonis dengan Panglima Andika"

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved