Rahasia The Harvest Bakery And Pastry Lewati Pandemi sampai Untung Double Digit

Pecinta bakery dan pastry tentu tak asing dengan The Harvest yang sudah eksis sejak 2004 dan kini berusia 14 tahun.

Tribun Jabar / Muhammad Nandri
Pecinta bakery dan pastry tentu tak asing dengan The Harvest yang sudah eksis sejak 2004 dan kini berusia 14 tahun. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pecinta bakery dan pastry tentu tak asing dengan The Harvest yang sudah eksis sejak 2004 dan kini berusia 14 tahun.

CEO PT Mount Scopus Indonesia, Edison Manalu menyampaikan, The Harvest berawal dari bisnis keluarga yang akhirnya besar menjadi bisnis corporate. Pada masa pandemi, Manalu menyebut bisnis mereka tetap tumbuh bahkan sampai double digit.

"Bisnis-bisnis lain itu kan di masa pandemi alami pengurangan karyawan atau sampai gulung tikar, nah justru kami tak alami kondisi itu bahkan bisnis kami terus tumbuh," katanya di Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, Minggu (7/8/2022).

Baca juga: Padukan Passion dan Ketekunan, Ternyata Jadi Kunci Sukses Pengusaha Healthy Bakery Bergaya Eropa

Manalu mengatakan The Harvest sudah punya 76 toko di beberapa kota besar, semisal Medan, Bandung, Semarang, Pontianak, dan Makassar. Kemudian, untuk toko The Harvest Express sudah ada 27 unit.

"Rencana akhir tahun ini The Harvest akan menambah tokonya menjadi 85 unit dan The Harvest Express menjadi 35 unit. Kami juga berdayakan tenaga lokal sekitar 40-50 persen, serta bekerjasama dengan petani-petani kopi," ujarnya.

Ketika disinggung terkait bisa bertahan selama 18 tahun, Manalu selalu memberikan pesan semua keberhasilan atas kuasa Tuhan dan hasil supertim bukan perorangan, sehingga semuanya memberikan kontribusi nyata.

"Paling pentingnya lagi ya mampu beradaptasi. Sebab, jika tidak adaptasi maka akan mati. Jadi, semangat itu yang kami pegang. Saya juga pesankan untuk tak meremehkan kompetitor. Lalu, harus mengetahui pasar yang hendak dituju dan tentunya mendengarkan keinginan konsumen. Itu kunci kami bisa bertahan sampai sekarang," ujarnya.

Melihat tren kecenderungan pasar cake di 2022, Manalu menyebut perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia memberikan dampak dan dirasakan The Harvest, sebab produk mereka, semisal jelly atau bahan lainnya didapatkan impor sehingha bahan itu harganya melambung.

"Kedua, masalah krisis ekonomi. Tapi, kemarin Menkeu katakan (ekonomi) masih bisa di angka 5,2 persen sehingga ada harapan. Pada Agustus 2022 ini, sektor makanan berada di posisi keempat sedangkan posisi pertama ditempati telekomunikasi dan travel. Tapi, sektor makanan tengah menanjak trennya," katanya.

"Kami pun selalu komitmen untuk tak memberatkan konsumen misal bahan-bahan naik tapi harga produk kami tak naik. Lalu, kami perhatikan pula soal rasa. Jika rasa makanannya sudah cocok seperti itu ya sudah enggak boleh main-main," ujarnya.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved