Anak Berkebutuhan Khusus dari Cimahi Jadi Juara Cloud Computing Club Competition yang Digelar AWS
Muhammad Muqit (17) dan Sahrul Aripin (19), kedua anak berkebutuhan khusus ini mendapat penghargaan tertinggi Juara 1 Best Design pada Cloud Computing
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Masker yang dikenakan Muhammad Muqit (17) dan Sahrul Aripin (19) tidak mampu menyembunyikan raut wajah gembira.
Bibir mereka memang tertutupi masker, namun senyum tetap terpancar dari mata dua sekawan yang tengah berada di atas panggung ini.
Siang itu, Kamis (28/7), mereka mendapat penghargaan tertinggi Juara 1 Best Design pada Cloud Computing Club Competition bertajuk Laptop for Builders, yang diselenggarakan Amazon Web Services (AWS).
Kedua pelajar SLBN A Citeureup Kota Cimahi ini adalah remaja luar biasa. Muqit memiliki keterbatasan motorik dan komunikasi atau cerebral palsy, sedangkan Sahrul memiliki keterbatasan penglihatan atau tunanetra.
Di tengah keterbatasannya masing-masing, mereka bisa mengikuti pelatihan dari AWS, kemudian saling melengkapi dalam merancang sebuah website sehingga karyanya menjadi juara kompetisi bergengsi di tingkat Jawa Barat tersebut.
Dalam waktu tiga minggu, menggunakan laptop khusus, mereka mampu membuat sebuah website untuk pemesanan makanan dan minuman di cafe. Karya ini terinspirasi dari keluarga Muqit yang memiliki cafe di Kota Cimahi.
Sahrul mengatakan Muqit memang memiliki keterbatasan motorik sehingga kesulitan menggunakan komputer. Namun, ia memiliki kemampuan desain yang luar bisa. Sedangkan, Sahrul mengatakan dirinya tidak bisa melihat dengan normal, namun bisa mengoperasikan laptop khusus braile.
"Kan Muqit punya cafe, kita punya ide gimana kalau bikin website untuk pemesanan menunya. Saya desain biasa pakai laptop khusus tunanetra. Muqit mengarahkan desainnya. Muqit memang jago di bidang desain," kata Sahrul saat ditemui seusai menerima penghargaan kategori Anak Berkebutuhan Khusus tersebut di Grand Preanger, Kota Bandung.
Website yang mereka buat menampilkan daftar menu dan harga makanan serta minuman di cafe keluarga Muqit. Tayangan makanan dan minuman juga ditampilkan dalam bentuk video. Website ini pun memiliki fitur untuk pemesanan makan di tempat, dibawa pulang, atau pemesanan melalui kurir.
Sahrul mengatakan sangat bersyukur bisa memenangkan kompetisi tersebut. Ia pun berterima kasih kepada guru pembimbingnya, Irfan Pratama (29) yang telah berupaya membimbing mereka di kelas XI.
Irfan mengatakan memang dua sekawan ini sudah bisa bekerja sama dengan baik dan ia hanya membimbing mereka dalam pembuatan website tersebut.
"Yang mereka butuhkan hanyalah kesempatan, itu yang paling penting. Dengan kerja sama yang baik, Muqit dan Sahrul bisa menyelesaikan website rancangan mereka sendiri," kata Irfan.
Pemberian penghargaan ini adalah acara puncak dari program yang diselenggarakan penyedia infrastruktur dan solusi komputasi awan atau cloud computing Amazon Web Services (AWS), dengan menggandeng Dinas Pendidikan Jawa Barat, Yayasan Sagasitas, dan Gerakan Pramuka Kwartir Jawa Barat.
Pada gelaran tahun ini, mereka menyasar anak-anak berkebutuhan khusus yang memiliki kondisi tunarungu, tunawicara, tunanetra, dan tunadaksa, sebagai bentuk komitmen AWS terhadap pendidikan teknologi yang inklusif dan merata untuk semua golongan, serta terhadap pemenuhan kesenjangan talenta cakap digital di Tanah Air.
Laptop for Builders 2022 di Jawa Barat sukses melatih sekitar 150 anak-anak berkebutuhan khusus yang tergabung di sekolah luar biasa maupun pramuka, sekaligus instrukturnya masing-masing. Melalui pelatihan yang disediakan AWS dan mitranya di bidang pendidikan kepada para instruktur, anak-anak diajarkan berbagai kecakapan teknologi yang bermanfaat untuk menghadapi masa depan yang semakin terdigitalisasi.
Tahap pertama pelatihan dimulai dengan mengasah keterampilan dasar berupa desain situs web dan pengembangan konten, dilanjutkan dengan materi cloud yang lebih menantang. Selain pelatihan, AWS memberikan donasi berupa laptop kepada sekolah dan instruktur yang terlibat. Bersamaan, gerakan serupa juga dilakukan di DKI Jakarta dan Bali.
Country Manager, Indonesia, AWS Gunawan Susanto, menuturkan Indonesia masih memiliki kesenjangan talenta cakap digital yang cukup tinggi dalam mewujudkan visinya sebagai salah satu pemain ekonomi digital terbesar di kancah global pada 2045.
"Untuk dapat mengisi kesenjangan tersebut, kami melihat bahwa seluruh SDM harus dimobilisasi, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus,” katanya.
Gunawan meyakini bahwa anak-anak berkebutuhan khusus juga berhak atas pendidikan teknologi yang setara. Ia percaya, pendidikan teknologi merupakan kunci bagi mereka untuk bekerja, berkarya, dan meniti masa depan yang lebih baik.
“Hasil karya mereka yang kita saksikan hari merupakan bukti bahwa anak-anak berkebutuhan khusus seyogyanya memiliki kemampuan dan kegigihan yang sama dengan anak-anak lain. Yang dibutuhkan adalah tenaga pengajar yang siap dan terampil untuk melatih mereka,” katanya.
Merujuk pada penelitian dari lembaga terkemuka Alphabeta pada 2021, sebanyak 59 persen pekerja digital di Indonesia yang saat ini belum memiliki kecakapan di bidang cloud, percaya bahwa kecakapan di bidang cloud akan menjadi persyaratan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan inti mereka pada tahun 2025.
Baca juga: Kenalkan Holtikultura, EWINDO Berikan Pelatihan Hidroponik untuk Siswa Berkebutuhan Khusus
"Temuan kami dari penelitian lanjutan pada tahun ini menunjukkan bahwa sebanyak 17,2 juta dari total karyawan, atau 17
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/anak-berkebutuhan-khusus-Juara-1-Best-Design.jpg)