Baku Tembak di Rumah Jenderal
Janggalnya Kasus Baku Tembak di Rumah Jenderal, Rumah Brigadir J Mencekam Didatangi Puluhan Polisi
Kedatangan polisi tersebut membuat keluarga Brigadir Nopryansah syok. Mereka terkejut, melihat sikap polisi yang terkesan mengintervensi.
TRIBUNJABAR.ID, JAMBI - Keluarga Brigadir J atau Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat kaget ketika rumahnya kedatangan puluhan polisi.
Puluhan anggota polisi tersebut berasal dari personel Polri dari Mabes Polri dan Polres Muarojambi.
Brigadir J merupakan korban meninggal dalam insiden baku tembak di kediaman pejabat Polri, Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, di Jakarta, Jumat (8/7/2022) lalu.
Baca juga: Kapolri: Banyak Berita Liar Soal Baku Tembak di Rumah Jenderal, Bentuk Tim Khusus untuk Investigasi
Rumah duka tersebut didatangi puluhan personel Polri usai pemakaman Brigadir J, Senin (11/7/2022) sekitar pukul 20.00 WIB.
Rumah duka Brigadir J di Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi, Jambi. Tepatnya di SD 74 Desa Suka Makmur, Sungai Bahar.
Rohani Simanjuntak, bibi Brigadir J menjelaskan, polisi datang secara tiba-iba, kemudian menyerobot masuk ke dalam rumah
Kedatangan anggota Polri tersebut dipimpin langsung seorang perwira tinggi berpangkat Brigjen.
Sontak, kedatangan polisi tersebut membuat pihak keluarga syok. Mereka terkejut, melihat sikap polisi yang terkesan mengintervensi.
Brigadir Yosua memang tinggal di rumah dinas sekolah dasar. Saat itu, polisi langsung menjaga ketat rumah Brigadir Yosua.
Pintu gerbang sekolah, yang menjadi akses keluar masuk ke rumah korban ditutup rapat.
Halaman rumah juga dipenuhi personel polisi berpakaian dinas, dan baju bebas. Rumah juga dipenuhi polisi.
Yang menimbulkan tanda tanya di keluarga, pihak kepolisian mengaku datang untuk menjelaskan kronologis insiden penembakan tersebut.
Baca juga: Imbas Baku Tembak di Rumah Jenderal, Keluarga Brigadir J Diteror, Akun WA dan Medsos Diretas
Namun, yang boleh mendengar penjelasan tersebut hanya ke dua orang tua, dan adik kandung Brigadir Yosua.
Sementara, keluarga lainnya berada di ruangan terpisah, polisi menjaga ketat keluarga agar tidak masuk ke ruangan, tempat polisi menjelaskan kronologis ke pada orangtua.
"Ya kami dipagar polisi, kakak dan abang itu (menyebut orangtua korban, dipanggil ke ruang sebelah. Dan kami tidak boleh dengar," kata Rohani, saat diwawancarai Tribunjambi.com, Selasa (12/7/2022).