Perjalanan Jatuh Bangun Hanny, Membangun Usaha saat Pandemi Covid-19, Lahirkan Honey Habbit Scarf
Hanny Handayani berani mengembangkan dirinya dengan membangun usaha scarf bernama Honey Habbit Scarf yang dibangunnya saat Pandemi Covid-19.
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Membangun sebuah bisnis memang tidaklah mudah, butuh kesabaran, kreativitas, dan berinovasi supaya produknya tidak sama dengan orang lain.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Hanny Handayani, yang berani mengembangkan dirinya dengan membangun usaha scarf bernama Honey Habbit Scarf yang dibangunnya saat Pandemi Covid-19.
Ia menyadari saat pandemi, beragam jenis UMKM semakin berkembang dan ramai di platform marketplace.
Baca juga: Pasar Kreatif 2022 Berkah bagi Pelaku Usaha, Omzet 3 Hari di Trans Studio Bandung Capai Rp 839 Juta
Tantangan pun ia dapatkan, apalagi persaingan akan hijab yang penuh warna dan desain berbeda pun ramai di pasaran.
Namun perempuan kelahiran 7 November 1982 ini optimis dengan scarf hasil desain dirinya.
"Hal yang membedakan tentu dari motifnya, saya pakai pattern yang berani seperti gedung, tulisan, koran, hingga bangunan. Saya pilih pattern yang nyeleneh yang nggak dibatasi," ujar Hanny saat ditemui di Pabrik Soenda, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Sabtu (9/7/2022).
Uniknya lagi, Hanny justru tidak memiliki basic pendidikan di dunia desain.
Ia mengatakan, menggambar sketsa adalah hobinya, sedangkan basic pendidikannya adalah di bidang akuntansi.
"Saya nggak ada basic desain, gambar pun saya abstrak saja. Kebetulan ketemu partner yang klik dan sempat fashion show juga sudah tiga kali," ujar Hanny.
Baru membangun usaha selama dua tahun, Hanny mengatakan dirinya masih terus berusaha untuk bisa bertahan.
Ia mengungkapkan jika segala sesuatu itu tentu harus ada perjuangannya.
Baca juga: Potensi bisnis masa depan, Eksportir milenial Jabar Raup Cuan Ratusan Ribu USD
"Kalau namanya berusaha dari nol pasti susah untuk melepaskan. Jatuh ya berdiri lagi, setelah itu bisa jalan. Setelah jalan kepentok aja pasti jatuh lagi, nggak apa-apa nanti juga bisa berlari," ujarnya.
Hanny pun mengatakan jika ia menikmati perjalanan membangun usahanya ini.
Apalagi usahanya tidak mengganggu jadwal pekerjaannya sehari-hari.
"Saya membagi waktu karena kalau kantor jadwalnya fleksibel. Usaha saya ini seperti hobi juga kapanpun bisa dijalani," katanya.
Sebagai perempuan yang aktif, Hanny percaya jika setiap perempuan itu memiliki potensi masing-masing dan bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki.
Perempuan juga tidak dibatasi hanya karena bekerja dan memiliki pendapatan sendiri.
"Buat saya adalah jadi bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain," katanya.
Ia juga mengingatkan untuk tetap bahagia yang tidak melulu tentang uang. Ketika melihat scarfnya digunakan orang lain pun telah memberikan rasa bahagia tersendiri bagi dirinya.