Ustaz Diusir di Cianjur
Akal Bulus Ustaz Bejat di Cianjur, Santri Putri Harus Menginap, Santri Laki-laki Diperlakukan Beda
Ustaz bejat di Cianjur, SA (30), memperlakukan santri perempuan dan laki-laki secara berbeda.
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Giri
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Ustaz bejat di Cianjur, SA (30), memperlakukan santri perempuan dan laki-laki secara berbeda.
Untuk santri perempuan diharuskan menginap di rumahnya. Sedangkan santri laki-laki tidak diperkenankan.
Perlakuan berbeda itu ternyata cuma modus.
Saat menginap, santri perempyan itu mendapat ritual setiap pukul 24.00 WIB. Mereka diharuskan mandi tengah malam dan diolesi madu.
Sang ustaz berdalih ritual mandi tengah malam lalu diolesi madu agar ilmu mengaji cepat terserap santriwati.
Namun, di balik itu semua sang ustaz mempunyai rencana lain dengan cara memegang alat vital santri putri dan tentu membuat para santri putri trauma.
"Jadi setelah mengalami hal tersebut santri putri memilih keluar dari pesantren tersebut, namun belum memberitahu kepada orangtua masing-masing," ujar Kepala Desa Sukaluyu, Uher Suherman, saat ditemui di kantornya, Rabu (6/7/2022).
Uher mengatakan, ustaz bejat tersebut selalu berpesan kepada para santri putri agar tak memberitahu siapa pun mengenai aksi tak terpujinya itu.
"Katanya, kalau diberitahu ilmunya tidak akan berkhasiat," ujar kades.
Baca juga: Seratusan Warga Cianjur Sempat Kepung Rumah Ustaz yang Lecehkan Santri, Punya Jabatan di MUI
Uher dan warga pun langsung mengambil sikap sambil berkoordinasi dengan pihak terkait hingga saat ini.
"Dari UPZ tempat ia bekerja sudah datang ke sini. Sekarang saya juga mau berkoordinasi dengan pihak kecamatan. Setiap hari warga terus datang ke kantor desa bertanya soal perkembangan. Saya jamin semua sesuai proses hukum," katanya.
Uher mengatakan, 100-an warga sempat mengepung rumah SA (30) sang ustaz cabul.
Uher mengatakan, aksi anarkis berhasil diredam setelah aparat desa babinsa dan babinmas menjamin sang ustaz akan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
Warga pun meredam emosi mereka dan membubarkan diri dengan tertib.
Sebelumnya, warga kesal setelah mengetahui penuturan dua korban, YY (19) dan NN (19), yang mengaku dilecehkan sang ustaz.
"Kami siaga di rumah pelaku, saat itu sudah berkumpul sekitar 100 orang warga, kami menjaga agar tidak ad kejadian anarkis," ujar Uher.
Uher mengatakan bahwa sang ustaz menjabat sebagai Ketua Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kecamatan Sukaluyu, Sekretaris MUI, dan Amil Desa Sukaluyu.
Baca juga: Rumah Tangga Kandas, Pria di Pamekasan Pilih Ratakan Rumah yang Habiskan Uang Setengah Miliar
"Jabatan sebagai amil desanya sudah saya copot," ujar Uher.
Uher mengatakan, jumlah santri di pesantren tempat pelaku terakhir terdata 50 orang. Namun saat ini sudah bubar semuanya.
"Dari kejadian tersebut saya mengimbau kepada orangtua dan guru ngaji agar tak ada lagi murid menginap di guru ngaji terutama yang perempuan," ujar Uher.
Ia mengatakan, dua perwakilan dari dinas yang mengurus perempuan dan anak sudah turun ke lokasi dari kabupaten untuk melakuka advokasi dan trauma healing para korban.
"Tadi ada dua orang turun ke lokasi dan rumah korban untuk melakukan advokasi dan trauma healing serta pendataan," ujar Aher. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Kepala-Desa-Sukaluyu-Uher-Suherman-menerima-tim-advokasi.jpg)