Pabrik Mi Berformalin di Bandung Digerebek Polisi, Ini Ciri-ciri Makanan Mengandung Formalin
Wiwit mengatakan, untuk tahu yang mengandung formalin, cirinya, bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Jajaran Polresta Bandung, berhasil mengamankan pabrik mi berformalin di Bandung, Selasa (29/6/2022).
Polisi telah melingkari pabrik tersebut dengan garis polisi, pelaku yang merupakan pemilik, dan tiga belas pekerjanya berhasil diamankan.
Ternyata tak hanya mie, yang kerap dicampur formalin oleh orang tak bertanggung jawab, demi keuntungan pribadinya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Wiwit, menjelaskan ciri-ciri beberapa produk pangan yang mengandung formalin.
"Mie basah, yang awet beberapa hari dan tidak mudah basi, jika dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin," ujar Wiwit, saat dihubungi melalui sambungan teleponnya, Kamis (30/6/2022).
Wiwit mengatakan, untuk tahu yang mengandung formalin, cirinya, bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet beberapa hari dan tidak mudah busuk.
"Ayam potong yang berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk.
Sedangkan Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua bukan merah segar, awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk," ucapnya.
Baca juga: FAKTA Sejauh Ini Pabrik Mi Berformalin di Bandung Digerebek, Diedarkan di Kabupaten Bandung
Menurutnya, bahaya formalin bagi tubuh manusia dapat bersifat akut dan kronik.
"Bersifat akut, yakni efek pada kesehatan manusia langsung terlihat, seperti iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut, dan pusing," kata Wiwit.
Sedangkan yang bersifat kronik, kata Wiwit, efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang, hingga iritasi kemungkin parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat, menstruasi.
"Pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker, sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh," ujarnya.
Wiwit menjelaskan, pertolongan pertama bila terjadi keracunan akut, tergantung konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban.
"Sebelum ke rumah sakit, berikan arang aktif ( norit ) bila tersedia, jangan melakukan rangsang muntah kepada korban karena akan menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran cerna atas," tuturnya.
Sedangkan saat di rumah sakit pertolongan yang dilakukan, kata Wiwit, bilas lambung (gastric lavage), berikan arang aktif, walaupun pemberian arang aktif akan mengganggu penglihatan bila nantinya dilakukan tindakan endoskopi.
Wiwit mengatakan, untuk mendiagnosis terjadinya trauma esofagus dan saluran cerna, dapat dilakukan tindakan endoskopi.
"Untuk meningkatkan eliminasi formalin dari tubuh, dapat dilakukan hemodyalisis (tindakan cuci darah), indikasi tindakan cuci darah ini bila terjadi keadaan asidosis metabolik berat pada korban," ucapnya.(Lutfi Ahmad Mauludin/Tribun Jabar)