Dampak Abrasi, Luas Wilayah Subang Hilang 11 Hektare, Daratan Satu Desa Hampir Habis
Luas daratan di Desa Mayangan hampir habis, penduduknya pun banyak meninggalkan desa tersebut akibat rumahnya sudah terendam air laut
Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Kontributor Tribunkabar.id, Subang, Ahya Nurdin
TRIBUNJABAR.ID, SUBANG- Pesisir Pantai Utara Subang atau Pantai Pondok Bali terus tergerus abrasi hingga membuat lahan pantai semakin habis tergerus oleh air laut.
Berdasarkan data DLH Jabar, luas lahan di pesisir pantai Utara Subang khususnya Pantai Pondok Bali sudah 11 hektare tergerus oleh air laut.
"Wilayah Kabupaten Subang sudah lenyap ditelan lautan seluas 11 Hektare, akibat dampak dari abrasi," ujar Kepala DLH Jabar, Prima Mayaningtyas, di sela-sela penanaman mangrove bersama Gubernur Jabar, Ridwan Kamil di Pantai Pondok Bali, Rabu(30/6/2022).
Menurutnya, akibat tergerus abrasi, garis pantai Pondok Bali bergeser ke darat 1,5 km dan daratan tersebut sudah tergenang air.
"Bersamaan dengan berkurangnya luasan mangrove, garis pantai bergeser ke darat hingga 1,5 km sejak 2002 hingga 2014,"katanya.
Lahan yang lenyap ditelan lautan tersebut ada di Desa Mayangan seluas 11 hektare, tak hanya itu banyak rumah penduduk juga sudah terendam air laut.
Baca juga: Tiga Desa di Sumberjaya Majalengka Rawan Abrasi, Sejumlah Rumah Terancam Ambruk
"Luas daratan di Desa Mayangan hampir habis, penduduknya pun banyak meninggalkan desa tersebut akibat rumah mereka sudah terendam air laut. Saat ini, tinggal 300 kepala keluarga yang masih bertahan," katanya.
Tidak hanya itu, ucapnya, lahan perhutani seluas 119 hektare juga sudah terendam air laut sehingga mata pencaharian warga pun hilang akibat tambak milik perhutani sudah lenyap ditelan air laut.
"Untuk mengatasi agar lahan di pesisir Pantai Pondok Bali tak tergerus air laut, diperlukan upaya pencegahan agar wilayah yang tergenang tidak semakin bertambah. Salah satu caranya melalui penanaman mangrove seperti yang kami lakukan hari ini bersama pak Gubernur Jabar," ujarnya.
Prima mengatakan penanaman pohon ini bukan sebatas seremonial, melainkan perlu kesadaran dari semua pihak membantu menjaga keberlangsungan mangrove untuk mempertahankan wilayah pesisir dari genangan air laut.
"Saya mengajak semua elemen masyarakat untuk sama-sama menjaga dan melestarikan tanaman mangrove dan mengajak untuk terus berlanjut menanam mangrove agar pesisir pantai Utara Jawa tidak terus habis tergerus abrasi. Dengan menanaman mangrove, bisa mencegah abrasi," katanya.
Baca juga: Abrasi Sungai Cimanuk di Majalengka Terjadi Lagi, 3 Rumah Ambruk, 50 Rumah Terancam Amblas
Soal semakin rusaknya kawasan pesisir Pantai Utara Subang, PT Migas Hulu Jabar juga ikut membantu upaya pencegahan abrasi agar tak makin meluas yakni konsisten menanam mangrove di pesisir Pantai Pondok Bali.
Komisaris Utama PT Migas Hulu Jabar, Faisal Rahadyan, meminta warga pesisir untuk memelihara dan merawat ekosistem dengan baik mangrove yang sudah ditanam.