Wabah PMK di Jabar, Herry Dermawan; Momen untuk Memisahkan Dinas Peternakan Dari DKPP
Herry Dermawan mengatakan dengan adanya wabah PMK di Jabar bisa dijadikan momen tepat untuk memisahkan Dinas Peternakan dari DKPP
Penulis: Andri M Dani | Editor: Siti Fatimah
Di dunia peternakan dikenal adanya kesehatan masyarakat dan veteriner (Kesmavet) maupu Kesehatan Hewan (keswan).
Kesmavet berkaitan dengan penanganan penyakit-penyakit pada binatang yang bisa menular pada manusia (zoonosis).
Sebagai contoh, dulu di Purwakarta pernah muncul kasus antraks yang sangat berbahaya, sangat menular serta mematikan.
Kini muncul PMK, meski tidak menular pada manusia.
Tetapi manusia bisa menularkan PMK dari sapi sakit ke sapi sehat.
Mugkin karena tidak sengaja.
Untuk menangani kasus PMK yang sudah ada laporan resmi dari 20 kabupaten/kota di Jabar, DKPP Jabar tidak punya anggaran untuk penanganan PMK karena memang tidak dianggarkan.
“SDMnya juga sangat terbatas. Termasuk SDM untuk pendistribusian obat serta vitamin bagi sapi yang sakit. Berikut tenaga untuk menyuntikan obat serta vitamin tersebut,” katanya.
Keberadaan pos pemeriksaan lalu lintas ternak merupakan pintu utama dalam antisipasi masuknya wabah PMK ke Jabar.
Tetapi Jabar sendiri hanya punya 3 pos pmeriksaan lalu lintas ternak (cek point). Yakni di Losari (Cirebon), Gunung Putri (Bogor) dan Randegan (Banjar).
Sementara jalur akses masuk Jabar banyak baik dari arah Jakarta, Banten maupun Jateng.
Sementara ke-3 pos pemerikaan lalu lintas ternak yang ada tersebut kini setingkat Pos Pelayanan Pemeriksaan , padahal sebelum setingkat UPTD.
Dengan sendirinya ketersediaan anggarannya terbatas, kewenangan terbatas dan SDM serta sarananya juga terbatas.
“Mungkin sekarang saatnya Bidang Peternakan di DKPP Jabar kembali menjadi Dinas Peternakan,” harap Herry Dermawan yang juga Ketua Gabungang Organisasi Peternak Ayam Nasional (GO-PAN) tersebut