Persib Bandung

Bobotoh Persib Bandung Tuntut Permintaan Maaf, Panpel Siap Mundur, Umuh Siap Bertanggung Jawab

Ratusan bobotoh Persib Bandung kembali berunjuk rasa di depan Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung. Mereka menuntut panpel minta maaf.

Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Deanza F
Manajer Persib H Umuh Muchtar saat menghadapi ratusan bobotoh yang melakukan aksi di Graha Persib, Kota Bandung, Selasa (21/6/2022). Mereka menuntut panpel melakukan permintaan maaf secara terbuka serta evaluasi besar-besaran setelah insiden dua bobotoh meninggal dunia. 

Keduanya sempat dibawa ke Rumah Sakit Sartika Asih Bandung untuk mendapatkan pertolongan.

Namun, semua upaya yang dilakukan untuk menyelamatkannya tak berhasil.

Menyusul kematian kedua bobotoh, laga lanjutan Piala Presiden di Bandung pun dipindah dari Stadion GBLA ke Stadion Si Jalak Harupat.

Tak hanya itu, pertandingan pun tak lagi diperbolehkan dihadiri penonton.

Ditemui di Gedung Sate, Bandung, kemarin, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengaku sangat berduka atas insiden meninggalnya dua bobotoh Persib Bandung ini.

Ia berharap tidak ada lagi kejadian serupa mewarnai pertandingan olah raga di Tanah Air.

"Buat apa ada kompetisi kalau sampai hilang nyawa? Ini tidak sebanding," kata Emil.

Ia pun memberikan masukan kepada panitia pelaksana pertandingan dalam mengatur para penonton yang tengah menuju stadion.

Ia mengatakan perlu dibuat penyekatan sebelum memasuki kawasan stadion.

"Cegah orang tidak bertiket jauh-jauh sebelum masuk bangunan. Jadi seperti PON Papua, misalnya."

"Dicegatnya itu dari jalan yang jauh. Jadi jangan ngetes kamu punya tiket sudah ada di bangunannya, kalau sudah ribu-ribu, susah ngejaringnya, jebol," katanya.

Ia mengatakan jika pencegahan ini dilakukan, harusnya sekitar 15.000 yang sudah punya tiket tidak akan terganggu atau terhebohi oleh ribuan orang yang tidak memiliki tiket. 

"Itu selalu berulang-ulang dari zaman dulu kan."

"Makanya imbauan kepada bobotoh, hidup itu harus taat aturan."

"Kalau tidak punya tiket jangan datang, nonton aja di TV," katanya.

Akibat orang yang melanggar aturan jumlahnya banyak, kemudian keburu masuk ke dalam bangunan, kata Emil, maka terjadilah situasi emosional dan akhirnya menimbulkan duka cita.

"Mudah-mudahan ini jadi pelajaran, jangan sampai GBLA identik dengan kematian," katanya.

(deanza falevi/nazmi prilatama/syarif abdussalam)

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved