Suporter Bola Doyan Bikin Rusuh dan Rugikan Tim, Sosiolog: Tindakan Komunal yang Tidak Terkontrol
Dalam dunia sepak bola, keberadaan suporter sangat penting. Bahkan, mereka dianggap sebagai pemain ke-12 karena keberadaannya.
Menurutnya, ketika para suporter bola menjadi tidak terkontrol pasti ada alasannya, misalnya gesekan-gesekan sebelumnya dengan suporter fanatik tim lain yang tidak terselesaikan secara struktural maupun kultural.
“Juga soal gaduh dan rusuh hingga hilangnya nyawa suporter Persib di GBLAkemarin, semestinya panpel (panitia pelaksana), mungkin federasi dalam hal ini PSSI juga seharusnya turut bertanggung jawab,” jelas dia.
Baca juga: Romelu Lukaku dalam Hatinya Merasa Masih Seorang Pemain Inter Milan, Kata Eks Pemain Nerazzurri Ini
Kejadian meninggalnya dua bobotoh akibat berdesak-desakan ketika hendak memasuki Stadion GBLA ini hanyalah salah satu contoh pembelajaran dari betapa antusias dan fanatiknya para penggemar sepak bola di Indonesia, seperti yang disebutkan Ghofur di atas.
Level fanatisme suporter sepak bola yang besar ini, seharusnya sudah disadari oleh banyak pihak yang terlibat, termasuk pihak penyelenggara dan pihak keamanan untuk mengantisipasi dengan lebih cermat.
Kecermatan dan antisipasi ini sangat penting dilakukan, baik dari sisi infrastruktur maupun sistem pengamanan dan mekanisme keluar masuk kelompok suporter ke stadion yang lebih baik.
“Yang jelas tidak ada satu pertandingan bola pun yang harganya layak ditebus dengan nyawa manusia,” ucapnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com