Big Bos Persib Bandung Sarankan Pengusaha Startup Berhemat Saat Modal Investor Kian Seret
Big bos Persib Bandung, Patrick Walujo ingatkan para pengusaha startup untuk berbenah dalam menjalankan model bisnisnya.
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.ID- Big bos Persib Bandung, Patrick Walujo ingatkan para pengusaha startup untuk berbenah dalam menjalankan model bisnisnya.
Patrick Waluji merupakan Co Founder Northstar, perusahaan penghimpun dana investasi pihak asing yang akan berinvestasi di Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Di Northstar, dia bermitra dengan Glenn Sugita yang menjabat Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat.
Seperti diketahui, belakangan ini, banyak perusahan startup yang sudah berkembang melakukan PHK pada sejumlah karyawannya.
Baca juga: Sponsor Persib Bandung di Liga 1 Musim Ini Berderet, Kantong Makin Penuh, Ini Daftar 11 Sponsornya
Northstar, dalam porto folio investasinya, juga jadi penyandang dana investasi di startup decacorn, Gojek. Northstar juga jadi penyandang dana bagi Persib Bandung.
Ditemui di momen Leader Talks Unpar, 30 Mei 2022, Patrick Walujo mengakui ada fenomena startup melakukan PHK pada karyawannya.
"Sekarang startup memang bisa bisa survive karena pendanaan sulit," kata Patrick Walujo.
Baca juga: Daftar Perusahaan Startup yang PHK Karyawannya Karena Diduga Ketergantungan Bakar Duit
Selama ini, perusahaan startup disebut-sebut sering terlena dengan model bisnis bakar duit atau menggunakan modal investor untuk menjalankan usahanya.
Dengan mulai seretnya modal ventura bagi perusahaan startup, ia mengingatkan para startup harus berbenah dalam jalankan model bisnisnya.
"Jadi untuk survive ya,, uangnya itu meski dilakukan penghematan. Langkah penghematan itu perlu dilakukan supaya survive dulu," kata dia.
Ketergantungan Bakar Duit
Ketergantungan bakar duit atau pendanaan investor membuat perusahaan startup tanah air melakukan PHK pada karyawannya.
Baca juga: Bobotoh Nyetadion Lagi, Persib Bandung akan Bobol Gawang Tim Asal Singapura, Panen Gol?
Misalnya, yang terjadi pada Zenius, Link Aja hingga JD.ID. Selama ini, perusahaan rintisan atau startup ini mengandalkan pendanaan untuk usaha mereka.
Peneliti ekonomi digital dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda menyebut, ketergantunan pendaraan membuat startup jadi kesulitan dapat modal baru.
"Makanya mereka biasanya melakukan lay-off (PHK) kepada karyawannya untuk menghemat budget," kata dia, kepada Kompas.com, Minggu (29/5/2022).
Dia menyebut, selama ini, perusahaan startup bergerak dengan model bisnis yang disebut bakar duit atau mengeluarkan modal terus menerus dari investor.
Tujuannya, tentu saja menggaet pengguna hingga menguasai pasar potensial.
"Ini menjadikan mereka masih ketergantungan dari pendanaan dari VC (venture capital) atau sumber pendanaan lainnya," ujarnya.
Namun, bergantung pada modal investor di situasi ekonomi global saat ini juga bukan jadi jaminan. Ia khawatir pendanaan pada perusahaan startup rintisan makin minim.
"Saya khawatir kalau semakin sedikit pendanaan, kemudian startup semakin banyak dan eksponensial, bisa terjadi bubble," tuturnya.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menambahkan, kondisi ekonomi global saat ini dibayangi ketidakpastian sehingga investor selektif menempatkan dana.
"Investor menghindari pembelian saham startup yang persepsi risikonya tinggi, terlebih ada kenaikan inflasi dan suku bunga di berbagai negara," katanya.
Karena itu, Bhima menekankan, startup harus melakukan perombakan strategi dan tidak lagi berkegantungan terhadap pendanaan apabila ingin berhasil melewati kondisi perekonomian saat ini.
"Utamakan revenue stream dan kualitas cashflow karena hal itu yang dilirik investor saat ini," ucapnya.
Sosok Patrick Walujo
Northstar, sebuah perusahaan pengelola keuangan sempat jadi sponsor Persib Bandung. Di balik perusahaan itu, ada Patrick Walujo.
Di Northstar, Patrick Walujo menjabat Co Founder. Di perusahaan itu pula, ada Glenn Sugita yang kini menjabat Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat.
Dia juga sempat memimpin Samudera Energy, perusahaan yang terlibat dalam pengembangan proyek migas blok Madura yang disebut-sebut punya cadangan gas mencapai 442 miliar kaki kubik senilai USD 650 juta.
Pada musim 2012, Samudera Energy juga turut mensponsori Persib Bandung. Bersama Glenn Sugita di Northstar, mereka memiliki segudang portofolio investasi yang moncer dalam satu dekade terakhir.
Patrick Walujo sendiri merupakan lulusan Cornel University, New York dan sempat bekerja sebagai invesment banker associate di Goldman Sachs.
Sedangkan Glenn Sugita, lulusan Tennessee Technological University ini dulu bekerjaa sebagai Associate Director Bahana Securities.
Northstar memperoleh kepercayaan dari fund besar asal AS, Texas Pacific Group untuk mengelola sejumlah dana untuk diinvestasikan.
Sejumlah perusahaan masuk jadi daftar portofolio. Selain Persib Bandung, sejak berdiri pada 2003, Northstar Group telah mengumpulkan lima dana ekuitas swasta dan berinvestasi di lebih dari 35 perusahaan di berbagai sektor seperti perbankan, asuransi, konsumer dan ritel, manufaktur, minyak dan gas, batubara dan pertambangan, teknologi, telekomunikasi, dan agribisnis.
Dikutip dari Kontan, Patrick Walujo sendiri merupakan menantu dari pendiri Triputra Group yaitu T.P. Rachmat yang juga pernah menjadi bos Astra Group.
Apabila ditelusuri, ada sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terafiliasi atau dimiliki oleh Northstar Group.
Misalnya, PT Bank Jago Tbk (ARTO), di mana Northstar Group memiliki saham emiten tersebut lewat Wealth Track Technology sebanyak 11,68 % . PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT) dimiliki Northstar Group melalui Clover Universal Enterprise Ltd dengan kepemilikan saham 14,95 % .
Lalu, ada emiten jasa pertambangan, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) yang dimiliki Northstar Group melalui Northstar Tambang Persada Ltd sebanyak 37,86 % .
Ada pula PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) yang bergerak di bidang pembiayaan, di mana Northstar Group memiliki 42,81 % saham BFIN lewat Trinugraha Capital & Co Sca.
Northstar Group juga berinvestasi di perusahaan sekuritas yaitu PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) melalui Advance Wealth Finance Ltd dengan kepemilikan sebesar 49,23 % .
Kembali mengutip situs resmi perusahaan, Northstar Group turut berinvestasi di PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) yang turut mengelola bisnis minmarket Indomaret. Northstar Group juga berinvestasi di perusahaan asuransi yaitu PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU).
Masih Jadi Bagian Persib Bandung
Saat ditanya soal kiprahnya menyuntikan dana ke Persib Bandung, dia tidak berkomentar banyak. Namun, menegaskan dirinya masih di Persib.
"Ya, saya masih di Persib Bandung. Mudah mudahan doakan Persib Bandung juara lagi" kata Patrick Walujo.
Di Unpar, dia berbagi cerita bagaimana mengelola dana investasi. Menurutnya, peluang bisnis dan investasi di Indonesia sangat potensial
"Mesti liat tren indonesia, jumlah penduduk besar yang diikuti tren digitalisasi. Jadi kalau dari kami liht fokus bidang kreatif peluang besar dan tergantung bisnis modelnya dan pengusahanya," kata Patrick Walujo.
Soal fenomena rugi dalam berintestasi, dia menyebut bahwa sebelum investasi, harus cari lebih detail soal investasi yang akan dilakukan.
Pengalamannya berinvestasi di klub sepakbola lantas apakah akan membuat dirinya membuat klub sepakbola, Patrick Walujo melemparkan pertanyaan itu ke Maruarar Sirait yang juga hadir pada kesempatan itu.
"Kami doakan pada waktunya persib itu makin maju dan hebat apalagi supprternya paling besar di indo bahkan dunia. Prestasi bagus pa Umuh dan pa Glenn Sugita," katanya.