Obat PMK di Sumedang Menipis Saat Ratusan Sapi Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku
Obat untuk ternak terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di Sumedang minim di tengah penularan PMK pada sapi di Sumedang meluas
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Mega Nugraha
Laporan Kontributor TribunJabar.id, Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Obat untuk ternak terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di Sumedang minim di tengah penularan PMK pada sapi di Sumedang meluas. Saat ini, ada 158 sapi ternak yang sakit berkaitan dengan PMK.
"Di sejumlah wilayah obat PMK sudah kosong, di barat (Jatinangor tempat ditemukan banyak ternak terjangkit PMK) sudah menipis," kata dr.H Yuli Jajuli, dokter hewan pada Disnakkan Sumedang, di Sumedang, Selasa (31/5/2022).
Dia mengatakan bahwa stok obat untuk ternak sapi yang terkena PMK yang menipis adalah obat-obat yang betul-betul diperlukan.
Dalam penanganan PMK di Sumedang, dokter hanya perlu empat jenis obat PMK. Yakni analgesik antipiretik, antiinflamasi, supportif, dan antibiotik. Namun, penggunaan antibiotik cukup jarang untuk kasus-kasus yang ringan.
Baca juga: Hasil Lab, 6 Sapi yang Diduga Terserang PMK di Majalengka Ternyata Negatif Penyakit Mulut dan Kuku
"Jika mau diperbanyak, yang tiga pertama. Antibiotik hanya dipakai jika ditemukan infeksi," kata Yuli.
Dia mengatakan dengan stok obat PMK yang ada, dinas hanya mampu mendistribusi obat untuk penanganan PMK hanya seminggu.
"Stok obat PMK hanya cukup untuk semingguan atau kurang dari dua minggu," kata Yuli.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sumedang, Nandang mengatakan pihaknya telah menerima obat PMK khusus hewan dari Kementerian Pertanian dengan jumlah terbatas.
"Sudah ada sebagian dari Kementerian Pertanian, tapi belum memenuhi. Kami juga dapat hibah obat dari perusahaan farmasi. Sementara pengobatan running terus," katanya.
Data Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Sumedang saat ini ada 158 sapi yang terkena virus. Sebanyak 31 sapi di antaranya dinyatakan positif terjangkit PMK, 8 telah sembuh, dan sisanya adalah ternak bergejala PMK.
"Dari total itu, ada 3 ekor sapi yang harus dipotong bersyarat," kata Kepala Disnakkan Sumedang, Nandang Suparman saat dihubungi TribunJabar.id, Selasa (31/5/2022).
Dia mengatakan, pemerintah telah mengambil beragam langkah cepat untuk penanganan PMK itu. Selain mengisolasi kandang ternak yang positif, Pemkab Sumedang juga telah menutup pasar hewan ternak di Tanjungsari.
Pasar hewan satu-satunya di Sumedang itu ditutup untuk jangka waktu sebulan. Disnakkan belum memutuskan apakah penutupan akan diperpanjang melihat perkembangan PMK atau tidak.