Liga Champions

Final Liga Champions, Menteri Olahraga Prancis Tuduh Fan Liverpool Biang Kekacauan

Menteri Olahraga Prancis, Amelie Oudea-Castera, menunjuk fan Liverpool sebagai biang kerok kekacauan yang mewarnai final Liga Champions pada Senin (30

Editor: Januar Pribadi Hamel
AFP
Ekspresi pelatih Liverpool Juergen Klopp (kanan) bersama Jordan Henderson setelah kalah dari Real Madrid pada final Liga Champions 2021-2022 di Stade de France, Saint-Denis, Prancis, Minggu (29/5/2022) dini hari WIB. 

TRIBUNJABAR.ID - Menteri Olahraga Prancis, Amelie Oudea-Castera, menunjuk fan Liverpool sebagai biang kerok kekacauan yang mewarnai final Liga Champions pada Senin (30/5/2022) di Paris, Prancis.

Menurut Amelie Oudea-Castera, kekacauan yang terjadi di final Liga Champions disebabkan oleh masuknya pendukung Liverpool yang tidak memiliki tiket atau menggunakan tiket palsu.

Amelie Oudea-Castera melanjutkan, pihaknya akan melakukan analisis mendalam untuk memahami insiden yang membuat para penggemar Liverpool menumpuk di luar gerbang stadion.

"Masuknya pendukung Inggris dari klub Liverpool, tanpa tiket atau dengan tiket palsu. Antara 30 dan 40.000 orang, itu cukup besar," kata Amelie Oudea-Castera, dikutip BolaSport.com dari RTL.

Baca juga: 5 Kritik Bintang Emon Untuk Pejabat, Dari Ketua PSSI hingga Seleb Jadi Politisi

"Karena tiketnya palsu, pintu putar diblokir dan itu menciptakan konsentrasi di halaman depan."

"Ketika kami memiliki massa ini, ada upaya pemaksaan dan orang-orang muda dari lingkungan itu mencoba untuk masuk," ujarnya menambahkan.

Senada dengan Menteri Olahraga Prancis, Menteri Dalam Negeri Pranics, Gerald Darmanin, juga menyoroti pemalsuan tiket dalam kekacauan di final Liga Champions.

Menurutnya, penipuan tiket besar-besaran telah menyebabkan penggemar Liverpool muncul secara massal di stadion.

Gerald Darmanin mengatakan bahwa dari sekitar 30 penangkapan yang dilakukan di Stade de France, lebih dari setengahnya merupakan warga Inggris.

Dia menyebutkan, ada 30.000 hingga 40.000 suporter Liverpool dengan tiket palsu atau tanpa tiket di luar stadion.

Dia juga membela tindakan polisi, menyatakan bahwa keputusan yang diambil mencegah kematian atau cedera serius.

"Kami menyesalkan disorganisasi dalam penerimaan pendukung Inggris," ucapnya menambahkan.

Pada final Liga Champions, terjadi penumpukan massa di sepanjang jalur menuju arena.

Pemegang tiket Liverpool terlihat menunggu dalam antrean, dengan polisi Prancis kemudian menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.

Di tengah banyaknya kritik dari Inggris, kementerian olahraga Prancis telah bertemu dengan badan sepak bola Eropa UEFA, Asosiasi Sepak Bola Prancis, dan pejabat stadion serta polisi untuk memahami situasi tersebut.

UEFA kini telah menugaskan laporan independen ke dalam peristiwa seputar pertandingan.

Kementerian olahraga Prancis juga membuat laporan ringkasannya sendiri, yang akan jatuh tempo dalam waktu 10 hari.

Sumber: BolaSport.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved