Bayi Kembar Siam dari Sukabumi, Zaina dan Zahira Berhasil Dipisahkan, Sang Ayah Mengaku Lega
Bayi kembar siam asal Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Zaina dan Zahira berhasil dipisahkan, Rabu (25/5/2022).
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Ravianto
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Kabupaten Sukabumi M Rizal Jalaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Bayi kembar siam asal Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Queenetha Zaina dan Queenesha Zahira atau Zaina dan Zahira berhasil dipisahkan, Rabu (25/5/2022).
Operasi pemisahan bayi kembar siam Queenesha Zahira dan Queenetha Zaina yang merupakan anak dari pasangan Abdul Muslih (32) dan Evi Susanti (26) ini dilakukan di Rumah Sakit Hasan Sadikin oleh Tim Kembar Siam RSHS.
Direktur Perencanaan, Organisasi dan Umum, drg. M. Kamaruzzaman, M.Sc menyampaikan, operasi berjalan dengan lancar. Setelah menjalani operasi selama kurang lebih 3 jam 17 menit sejak dimulai insisi, organ-organ tubuh bayi berhasil dipisahkan pada jam 13.31 dan membutuhkan waktu 3-4 jam untuk melanjutkan proses operasi hingga selesai.
Kondisi bayi saat menjalani operasi cukup stabil.
Sang ayah bayi kembar siam, Abdul Muslih mengaku bersyukur dan terharu melihat operasi pemisahan kedua anaknya ini berhasil.
"Alhamdullah kang saya sangat bersyukur kedua anak saya bisa selamat. Sudah keluar dari ruang oprasi. Saya merasa lega," kata Abdul Muslih penuh haru saat dihubungi via selular.
Dalam keterangan pers, Ketua Tim Kembar Siam RSHS, dr. Dikki Drajat Kusmayadi, Sp.BA(K) menyampaikan, Zahira dan Zaina ini termasuk kepada Conjoined twin thoracoompalophagus, yakni kembar siam yang menempel bada bagian dada dan perut.
"Agak kesulitan saat memisahkan liver, serta selaput jantung yang menempel, namun alhamdulillah bisa dilakukan. Pada penutupan kulit cukup untuk ditutup. Dinding dada juga memerlukan sedikit alat penambal karena terbuka, tetapi alhamdulilah bisa dilapisi dengan alat tersebut dan tertutup dengan baik," kata dr. Dikki.
Ia mengatakan, masing- masing organ bayi normal. Liver dempet, tetapi masing - masing liver mempunyai sistem saluran empedu dan darah masing-masing.
Ada juga pembuluh darah yang menyambung, tetapi bisa dipisahkan.
Setelah operasi ini diharapkan tidak ada operasi lanjutan, tetapi tim dokter akan mengobservasi perkembangannya.
"Karena kan kita memakai alat penambal yang dipasang di tubuh bayi, yang mungkin asing bagi tubuhnya, nah kedepan akan diobservasi respon dari tubuhnya, semoga baik," jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Tim Kembar Siam, dr. Fiva Aprilia Kadi, Sp.A(K), M.Kes memaparkan operasi berjalan lancar, namun ada sedikit kendala detak jantung pada salah satu bayi, tetapi berhasil teratasi dengan baik dan setelah terpisah kondisi kedua bayi stabil.
"Pasca operasi bayi diobservasi antara 7-10 hari, mudah-mudahan lebih cepat jika penyembuhan lukanya lebih baik," imbuhnya.
Diketahui, pembiayaan operasi pemisahan bayi kembar siam ini dibantu oleh Yayasan Kitabisa.com.* (M Rizal Jalaludin)