ALHAMDULILLAH, Kembar Siam Zaina-Zahira Berhasil Dipisahkan di RSHS, Butuh Waktu 3 Jam Lebih
Bayi kembar siam asal Kabupaten Sukabumi, Zaina-Zahira, berhasil dipisahkan. Rangkaian operasi dilakukan Tim Kembar Siam RSHS.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Bayi kembar siam asal Kabupaten Sukabumi, Zaina-Zahira, berhasil dipisahkan. Rangkaian operasi dilakukan Tim Kembar Siam RSHS yang beranggotakan puluhan dokter dan tenaga medis lainnya di Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Rabu (25/5/2022).
Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RSHS, Kamaruzzaman, mengatakan, operasi pemisahan bayi kembar siam Zaina-Zahira ini dimulai pulul 10.14 WIB dan berakhir pukul 13.31 WIB.
Ia mengatakan operasi telah berhasil dan dua pasien ciliknya ini sudah dalam keadaan stabil.
"Kemudian menjalani tahap penyelasaian dan penutupan pascaoperasi. Terima kasih, kami memberikan apresiasi kepada tim dan seluruh dokter yang terlibat dalam pelaksanaan operasi," kata Kamaruzzaman seusai operasi tersebut.
Setelah menjalani operasi selama 3 jam 17 menit sejak dimulai insisi, organ-organ tubuh bayi berhasil dipisahkan pada jam 13.31 dan membutuhkan waktu tiga hingga empat jam untuk melanjutkan proses operasi hingga selesai.
Ia mengatakan pihaknya pun memberikan penghargaan kepada Yayasan Kitabisa.com yang membantu membiayai pelaksanaan operasi bayi kembar siam tersebut.
Ketua Tim Kembar Siam RSHS, Dikki Drajat Kusmayadi, mengatakan, pemisahan bayi kembar siam ini dilakukan dari mulai bagian dada sampai perut. Termasuk sejumlah organ-organ vital, terutama liver.
"Alhamdulillah, kita lancar melakukan operasi kembar siam Zaina-Zahira. Sampai terpisah, berjalan 3 jam 17 menit. Pemisahan yang dilakukan dimulai dinding perut, dada, bagian dalam yang fusi adalah liver," katanya.
Ia mengatakan kembar siam Zahira dan Zaina termasuk pada kasus conjoined twin thoraco omphalophagus, yakni kembar siam yang menempel bada bagian dada dan perut.
"Agak kesulitan saat memisahkan liver, serta selaput jantung yang menempel. Aamun alhamdulillah bisa dilakukan. Pada penutupan kulit cukup untuk ditutup. Dinding dada juga memerlukan sedikit alat penambal karena terbuka, tetapi alhamdulilah bisa dilapisi dengan alat tersebut dan tertutup dengan baik," kata Dikki.
Lebih lanjut dijelaskan, masing-masing organ bayi normal.
Livernya sempat dempet, tetapi masing-masing liver mempunyai sistem saluran empedu dan darah masing-masing.
Ada juga pembuluh darah yang awalnya menyambung, tetapi bisa dipisahkan.
Dia mengatakan setelah operasi ini diharapkan tidak ada operasi lanjutan. Tetapi tim dokter akan mengobservasi perkembangannya.
"Karena kan kita memakai alat penambal yang dipasang di tubuh bayi, yang mungkin asing bagi tubuhnya. Nah, ke depan akan diobservasi respons dari tubuhnya. Semoga baik," katanya.
Sekretaris Tim Kembar Siam, Fiva Aprilia Kadi, memaparkan, operasi berjalan lancar. Namun ada sedikit kendala detak jantung pada salah satu bayi. Namun hal ini berhasil teratasi dengan baik dan setelah terpisah kondisi kedua bayi stabil.
Setelah operasi pemisahan selama 3 jam 17 menit, masih dilakukan operasi penutupan sampai luka tertutup sempurna. Ia mengatakan terdapat sekitar 30 dokter yang terlibat dalam operasi ini, juga tenaga medis lainnya.
"Keduanya masih dirawat di ruang perawatan intensif sampai tidak membutuhkan alat bantu pernapasan. Pascaoperasi bayi diobservasi antara tujuh sampai 10 hari, mudah-mudahan lebih cepat jika penyembuhan lukanya lebih baik," katanya.
Bayi Zaina-Zahira merupakan anak kedua dan ketiga dari pasangan Evi Susanti (26) dan Abdul Muslih (32). Bayi kembar ini berasal dari Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
Mereka lahir pada 28 Juni 2021 di RSHS. Kedua bayi perempuan ini pun menjalani operasi pada usia 11 bulan.
Kedua orang tua bayi kembar ini mengucapkan beribu syukur atas berhasilnya operasi tersebut.
Evi mengatakan, ia dan suaminya tidak pernah berhenti berdoa di ruang tunggu, saat operasi kedua putrinya dilakukan. Ia mengatakan perasaan sedih dan gembira campur aduk, dalam harapan kehidupan yang lebih baik bagi dua putrinya.
"Semoga ini menjadi jalan terbaik supaya Zaina dan Zahira hidup normal dan sehat. Kami tidak berhenti berdoa terus, supaya selamat dua-duanya, supaya ke depan tumbuh sehat," kata Evi dengan suara bergetar dan terisak.
Dia menceritakan, telah mengetahui bayi yang dikandungnya kembar siam sejak menjalani USG pada usia kehamilan empat bulan di rumah sakit di Sukabumi. Sejak saat itu, ia selalu menjalani pemeriksaan rutin setiap bulan di RSHS sampai melahirkan di rumah sakit ini.
"Terima kasih banyak untuk para dokter, orang-orang baik di luar sana, Dinkes Sukabumi. Tim dokter yang menangani, perawat yang menjaga Zaina dan Zahira," katanya.
Bayi kembar siam ini bernama lengkap Queenetha Zaina dan Queenesha Zahira.
Mereka sempat didiagnosis mengalami penyatuan toraks, dada, dan perut. (*)