Bocah di Karawang Dibikin Seolah Mati Akhiri Hidup, Padahal Dihabisi Kakak Ipar yang Nyaris Bebas

Pelalu perampasan nyawa S 14 tahun di Karawang ternyata kakak ipar sendiri. S ditemukan tewas di kolong jembatan Tol Japek. 

Penulis: Cikwan Suwandi | Editor: Mega Nugraha
tribun jabar
Ilustrasi Pembunuhan di Sungai 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Karawang, Cikwan Suwandi

TRIBUNJABAR.ID,KARAWANG- Pelalu perampasan nyawa S 14 tahun di Karawang ternyata kakak ipar sendiri. S ditemukan tewas di kolong jembatan Tol Japek

Sang kakak ipar, sudah ditetapkan tersangka dalam kasus perampasan nyawa tersebut. 

"Kerabat dekat. Iya (kakak ipar), " kata Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono di Karawang, Kamis (19/5/2022).

Ia mengungkapkan tersangka berinisial T bin W. T diketahui merupakan keluarga S yang berstatus sebagai kakak ipar korban. Kata dia, untuk mengelabui polisi, T seolah membuat fakta bahwa S akhiri hidup.

Saat ini pihak polisi masih melakukan pendalaman kepada pelaku untuk mengetahui motif penganiayaan tersebut.

Baca juga: Sesumbar Perwira Polisi di Karawang Nyaris Bikin Pelaku Penganiayaan Anak Hingga Mati itu Bebas

Sebelumnya S ditemukan tewas di bawah kolong jembatan penyeberangan Tol Japek. Lehernya terjerat tali sementara S berposisi terbaring telungkup .

S pun ramai diberitakan tewas karena akhiri hidup seusai Kapolsek Telukjambe Timur Kompol Oesman Imam Qomarudin memberikan pernyataan.

Tetapi melihat kejanggalan kasus tersebut, Komnas Perlindungan Anak meminta polisi melakukan penyelidikan ulang. Hingga kasus itu pun mendapat perhatian dari Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono, hingga akhirnya, kepolisian pun melakukan penyelidikan ulang terhadap kasus tersebut.

Nyaris Bebas Setelah Sesumbar Dinyatakan Korban Akhiri Hidup

Sesumbar Kapolsek Telukjambe Timur Kompol Oesman Imam yang menyebut anak 14 tahun tewas karena akhiri hidup di Jembatan Tol Japek terbantahkan. 

Ternyata, anak 14 tahun itu bukan meninggal karena akhiri hidup melainkan karena mati dianiaya. Temuan mayat anak 14 tahun itu terjadi pada 10 Mei 2022. 

Saat itu, Kompol Oesman Imam mengatakan bahwa pihaknya sudah gelar olah TKP di sekitar lokasi kejadian. Dari keterangan saksi-saksi, bocah itu nekat akhiri hidup karena diduga tertekan sering dimarahi oleh istri saksi gara-gara bensin yang dijualnya belum dibayar oleh pembeli.

"Mendapati korban sudah meninggal dunia di kolong jembatan tol. Dengan tanda-tanda yang ditemukan di TKP, korban sudah dipastikan akhiri hiduoi. Keluarga sudah dibuatkan surat pernyataan penolakan autopsi jenazah, " katanya kepada Tribun Jabar, Selasa (10/5/2022).

Belakangan, Kapolres Karawang Aldi Subartono menyebut bahwa bocah itu mati dianiaya.

"Korban dianiaya hingga meninggal dunia, " kata Kapolres Karawang kepada Tribun Tribun Jabar, Sabtu (14/5/2022).

AKBP Aldi Subartono mengaku dalam waktu dekat pihaknya akan segera menetapkan tersangka penganiayaan yang menyebabkan S meninggal dunia.

Kapolres mengaku, sudah menemukan titik terang dalam kasus bocah 14 tahun yang ditemukan tewas karena dugaan bunuh diri.

"Sudah ada titik terang, " katanya.

Komnas Perlindungan Anak Dorong Otopsi

Komisi Nasional Perlindungan Anak Jabar temukan kejanggalan dalam kematian S (14). Karena adanya dugaan kejanggalan itulah, terungkap bahwa S bukan mati bunuh diri.

"Kami mendorong langkah kepolisian untuk mengungkap lebih lanjut. Terutama mengenai otopsi, " kata Komisioner Komnas PA Jabar Wawan Wartawan saat dihubungi, pada Kamis (12/5/2022).

Ia menilai, otopsi menjadi langkah penting agar tidak timbul asumsi-asumsi liar terkait kepastian penyebab kematian S anak 14 tahun tersebut.

Hal tersebut diminta Komnas PA Jabar karena pihaknya menduga adanya kejanggalan yang ditemukan di lapangan.

"Karena ketika hal itu (otopsi) tidak dilakukan akan sulit untuk mengungkap fakta-fakta sebenarnya. Permasalahan ini kan jadi hal sensitif di masyarakat, beredar info liar, spekulasi juga bermunculan," katanya.

Informasi soal S keterbelakangan mental dan depresi sehingga mengakhiri hidupnya dengan jalan gantung diri bisa terbantahkan.

"Tapi ternyata setelah kita gali informasi dan  beberapa bukti pendukung berupa dokumen administrasi kependudukan dan buku beasiswa sekolah, putus sekolah saat kelas 6 SD, terus 3 hari setelah lebaran lanjut bantu kakak iparnya," katanya.

Kemudian pihaknya langsung melihat ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) tepat di bawah jembatan Tol Japek.

“Saat dilihat dari video penemuan saat pertama kali ditemukan jenazah S, lokasi tersebut begitu sempit dan posisi S ditemukan telungkup di antara celah kontruksi kaki di bawah jembatan, dan cantolan tali yang diikatkan ke kepala hanya berjarak kurang lebih 1 meter dari tubuh korban,” katanya.

Disebutkan juga, di lokasi terlihat ada bentangan kabel listrik bertegangan tinggi menempel di kontruksi jembatan.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved