Meski Covid-19 Landai, Kirab Panji dan Mahkota Binokasih di Sumedang Digelar dengan Prokes Ketat
Warga Sumedang selalu menanti-nanti acara Kirab Panji dan Mahkota Binokasih, setelah dua tahun tak digelar karena pandemi Covid-19.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Giri
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Warga Sumedang selalu menanti-nanti acara Kirab Panji dan Mahkota Binokasih. Setelah dua tahun tak digelar karena pandemi Covid-19, kirab ini digelar kembali pada Senin (16/5/2022).
Saat ini, Covid-19 di Sumedang memang melandai. Status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) ada di leval 2.
Tetapi, kirab tetap digelar dengan memperhatikan protokol kesehatan.
"Tentu ada perbedaan, ini suasana masih Covid-19, jumlah peserta dibatasi. Juga tetap menjaga protokol kesehatan," kata Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, di sela-sela Kirab Panji dan Mahkota Karaton Sumedang Larang.
Selain jumlah peserta, Dony mengatakan, teknis kirab juga mengikuti situasi yang berkembang.
Semula atau biasanya dari Darmaraja, peserta kirab sepenuhnya berjalan kaki.
Dony menyarankan agar teknisnya tidak sepenuhnya berjalan kaki, namun pada rute tertentu menggunakan kendaraan.
Itu juga agar tidak terjadi kemacetan di jalur-jalur utama karena masih banyak pengendara pasca-Idulfitri.
Baca juga: Akses Jalan Sering Putus Saat Air Sungai Sintok Pangandaran Naik, Kini Sedang Dibangun Jembatan
"Kegiatannya semula jalan akhirnya tidak. Panitia sudah mematuhi dengan baik sehingga jadi lancar. Saya bahagia, bersatu semua kalangan," kata Dony.
Pada acara kirab itu, warga sangat antusias menonton.
Mereka rela berpanas-panasan menyaksikan pasukan pembawa panji dan mahkota kebanggaan warga Sumedang itu tiba di pusat kota.
Sehari sebelumnya, kirab itu dimulai di Kacamatan Darmaraja.
Di hari kedua ini, para pembawa panji sampai di tujuan, yakni Karaton Sumedang Larang di seberang selatan Alun-alun Sumedang.
"Saya nunggu dari pukul 10.00," kata Putri (27), warga Kecamatan Sumedang Selatan di lokasi kirab.
Warga sangat antusias, pasalnya, kirab ini tidak dilakukan selama dua tahun selama Covid-19 mengharuskan semua orang diam di rumah. (*)