Update Kasus Subang
Update Kasus Subang, Mencuat Isu Kasus Rajapati Ibu dan Anak Jadi Cold Cases? Begini Kata Pakar
Kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Subang masih belum terpecahkan, mencuat isu kasus Subang bakal jadi Cold Cases, pakar krimonolog beberkan ini
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
TRIBUNJABAR.ID - Memasuki bulan ke 9, kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Subang masih belum terpecahkan.
Lamanya pengungkapan kasus Subang, tak jarang membuat publik terutama keluarga korban resah.
Sementara pihak keluarga korban pun bersabar menantikan kasus rajapati Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) agar terungkap.
Di sisi lain, panjangnya perkembangan kasus Subang tersebut menimbulkan berbagai opini.
Bahkan timbul berkurangnya rasa kepercayaan publik kepada penyidik dalam mengungkap kasus Subang tersebut.
Hingga kini mencuat isu kasus Subang bakal menjadi Cold Cases.
Baca juga: Update Kasus Subang, Komentar Yosef Soal Banpol dalam Kasus Perampasan Nyawa Istri dan Anaknya
Adapun Cold Cases merupakan kasus yang penanganannya tertunda hingga pada akhirnya, kasus tersebut menjadi dingin, bahkan cenderung tidak diurus lagi.
Kini, isu Cold Cases dibahas dalam wawancara jurnalis Kompas TV, Aiman bersama seorang pakar kriminologi.
Lantas benarkah kasus Subang tersebut akan menjadi Cold Cases ?
Menanggapi kasus Subang bakal jadi Cold Cases tersebut, pakar kriminologi UI, Adrianus Meliala angkat bicara.
Adrianus Meliala, pakar kriminologi itu menilai kasus Subang tidak mengarah pada hal tersebut.
Menurutnya sebuah kasus menjadi dingin pun membutuhkan cara baru untuk mengungkapknya.
“Jadi kalau kita bicara mengenai pengalaman di organisasi kepolisian di negara-negara barat sebagai contoh, di sana ada satu Direktorat yang disediakan untuk itu, Direktorat Cold Cases,” ujar pakar kriminologi UI, Adrianus Meliala, dikutip Tribunjabar.id dari Kompas TV, Kamis (12/5/2022).
Ia mencontohkan Cold Cases di negara-negara barat tetap ditangani dengan cara baru.
Adrianus menjelaskan kasus dingin dilakukan dengan proses kerja yang tidak dikejar-kejar waktu, ditangani oleh para penyidik terbaik dan dana yang unlimited.
Kemudian pakar kriminologi itu membandingkan dan menilai kepolisian dan penyidik yang menangani kasus Subang tersebut ada di bawah tekanan.
Ia berharap polisi pun belajar dari pengalaman masa lalu.
Menurutnya, ketika polisi berada di bawah tekanan, justru yang terjadi adanya penyimpangan.
“Jangan sampai salah tangkap ya, jangan sampai karena dikejar waktu lalu menangkan sembarangan, kurang lebih seperti itu?” tutur Aiman memastikan.
Demikian, menurut Adrianus Meliala, terkait isu kasus Subang jika benar menjadi Cold Cases maka perlu ditangani secara khusus.
Ia mengatakan kasus tersebut tak perlu dikejar waktu, tanpa batas anggaran, sehingga kepolisian sepenuhnya bekerja demi kesempurnaan terungkapnya kasus Subang tersebut.
Simak video selengkapnya
Baca juga: BAP Danu Kembali Mencuat, Ternyata Ini Isi Keterangan Saksi Kasus Subang Sebut Nama Yosef dan Mimin
Dua Saksi Kasus Subang Saling Sindir
Kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Subang masih menjadi sorotan publik.
Terlebih kasus Subang tersebut tak jarang dibumbui konflik keluarga yang berkepanjangan.
Sejak penyelidikan berlangsung, para saksi terdiri dari keluarga korban saling sindir dan menyimpan kecurigaan.
Seperti yang dialami dua saksi, Yosef dan Danu.
Belakangan Yosef mengungkap kecurigaan terhadap Danu karena kerap memberikan keterangan berubah-ubah.
Yosef yang merupakan suami korban Tuti Suhartini itu juga mengungkap Danu pernah menuduhnya jsaat dalam pemeriksaan.
Baca juga: FAKTA BARU Kasus Subang Yosef Ungkap Saksi yang Menuduhnya Jadi Pelaku Rajapati, Sebut Kini Dibidik?
Bahkan ia juga melempar sindiran, Danu tak pernah mengucapkan minta maaf kepadanya saat bertemu karena telah menuduhnya.
Kini, seolah menjawab sindiran Yosef, akhirnya Danu angkat bicara.
Lewat video yang diunggah di kanal Youtube Heri Susanto, Danu menjawab tudingan Yosef tersebut.
Awalnya Danu ditanya hubungan kekeluarganya dengan korban Tuti Suhartini.
Danu menjelaskan meski dirinya bukan anak kandung dari Wa Ida, ia telah menganggap keluarga, termasuk kepada korban Tuti Suhartini sebagai bibinya.
Secara tak langsung Danu juga mengaku telah menggap Yosef sebagai pamannya.
“Katanya Danu bertemu Amang (paman) kemarin, berarti apa ya, alo ( keponakan)?”
“Nah Danu ngaku Amang, Amangnya ngaku alo gak?,” tanya Heri Susanto.
Mendengar pertanyaan tersebut dengan polos Danu mengatakan dirinya tak tahu jika ia dianggap sebagai keponakan oleh Yosef.
“Kurang tahu,” ujar Danu sembari tersenyum.
Kemudian Danu menjelaskan ia memang bertemu dengan Yosef di pemakaman saat membaca doa.
Saat ditanya kebenaran apakah Danu tidak meminta maaf kepada Yosef, hal itu pun dibenarkannya.
Namun, ia menjelaskan alasan dirinya tak sempat meminta maaf di pemakaman tersebut karena tengah fokus membaca doa.
“Ya namanya saya fokus membaca Yasin, jadi khusyuk”, ujar Danu.
Lanjut Danu menjelaskan meski tak bertegur sapa dengan Yosef, ia mengaku saling meminta maaf kepada Yoris, anak Yosef.
Ia mengaku meski sudah jarang berkomunikasi, ia tetap menjaga silaturahmi dengan keluarga.