Idul Fitri 2022

Gungun Kangen Keluarga, Jalani Idulfitri di Lapas Sumedang, Minta Maaf pada yang Pernah Tersakiti

Di Lapas Kelas II B Sumedang, notabene penghuninya mayoritas beragama Islam. Dari total 250 orang penghuni penjara itu, hanya satu yang berbeda.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Giri
Tribun Jabar/Kiki Andriana
Suasana salat Idulfitri di lapangan Lapas Kelas II B Sumedang, Senin (2/5/2022).  

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Lantunan takbir mengiringi terbitnya fajar pertama bulan Syawal, Senin (2/5/2022).

Di lapangan Lapas Kelas II B Sumedang, para narapidana telah siap menjalankan salat Idulfitri. 

Penampilan mereka jauh dari kesan pelaku-pelaku kriminal. Wajah mereka berseri-seri, bercahaya, berbahagia menyambut Lebaran.

Kebahagiaan itu ditambah dengan bayangan bahwa di siang harinya, keluarga mereka dari rumah akan datang berkunjung menjenguk mereka di dalam kompleks penjara itu. 

Mereka berharap petugas lapas juga mengizinkan keluarganya menjenguk, atau paling tidak ada jengukan virtual memanfaatkan jaringan internet.

Barangkali, agar kebahagiaan para narapidana ini sempurna meski berlebaran di balik jeruji. 

Di Lapas Kelas II B Sumedang, notabene penghuninya mayoritas beragama Islam. Dari total 250 orang penghuni penjara itu, hanya satu orang yang beragama lain. 

Karenanya, kebanyakan narapidana turut melaksanakan salat Idulfitri. 

Gungun Setiawan (42) terlihat khidmat melafalkan kalimat takbir berulang-ulang.

Kalimat itu dia lafalkan dengan kesan yang mendalam. 

Terlihat dari gesturnya yang memejamkan mata dan dari ujung kedua matanya merembes air mata. 

"Saya teringat dosa-dosa saya kepada sesama manusia. Semoga mereka yang pernah saya sakiti berani dan mampu memaafkan saya," kata Gungun seusai salat Idulfitri. 

Gungun divonis menjalani hukuman 3 tahun 1 bulan penjara.

Dia telah melewati tiga kali Idulfitri yang pada Lebaran ini, dia termasuk yang mendapatkan remisi sebulan. 

"Alhamdulillah Lebaran ini diusulkan dan dapat remisi," katanya. 

Dia mengaku kangen kepada keluarga.

Dia ingat anak dan istrinya di kawasan Cicaheum, Kota Bandung.

"Saya ingin ngurus masjid di luar, ingin istikamah berbuat baik," katanya. 

Hal yang membuatnya ingin berubah bukan hanya kesadaran akan dosa, namun betul-betul ingin ada perbaikan dalam hidupnya. 

"Tahun depan saya sudah bebas," katanya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved