Idul Fitri 1433 H
Amalan-amalan Sunnah Saat Hari Raya Idul Fitri, Mandi hingga Mengumandangkan Takbir
Sebelum menyambut Hari Raya Idul Fitri 1443 H, ketahui dulu apa saja amalan sunah Idul Fitri.
TRIBUNJABAR.ID - Sebelum menyambut Hari Raya Idul Fitri 1443 H, ketahui dulu apa saja amalan sunnah saat Idul Fitri.
Hari Raya Idul Fitri diperingati setiap tanggal 1 Syawal dan sebentar lagi umat Islam akan memperingatinya.
Momentum Idul Fitri sangatlah spesial bagi umat Islam.
Salat Idul Fitri menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri itu sendiri.
Idul Fitri merupakan momentum penting dan hari besar Islam yang penuh berkah nan kegembiraan.
Dalam momen Idul Fitri sampai dengan salatnya ini dihadiri oleh semua orang Muslim, mulai dari yang muda hingga tua, perempuan maupun laki-laki.
Bahkan perempuan yang sedang haid, juga diperintahkan oleh Nabi SAW supaya hadir.
Hanya saja mereka tidak ikut salat dan tidak masuk ke dalam shaf salat, namun ikut mendengarkan pesan-pesan Idul Fitri yang disampaikan oleh khatib.
Diriwayatkan dari Ummu ‘Athiyah al-Anshariyah ia berkata, "Rasulullah saw memerintahkan kami untuk menyertakan gadis remaja, wanita yang sedang haid, dan wanita pingitan. Adapun wanita yang sedang haid supaya tidak memasuki lapangan tempat salat, tetapi menyaksikan kebaikan hari raya dan dakwah yang disampaikan khatib bersama kaum muslimin." (HR. Ahmad)
Simak ulasan berikut, terdapat amalan sunnah yang dapat dilakukan oleh kaum Muslim yang masih berkaitan dengan pelaksanan shalat Idul Fitri.
Dilansir dari buku Panduan Lengkap Ibadah Muslimah karya Syukron Maksum, diterangkan bahwa, terdapat beberapa sunnah saat melakukan shalat Ied.
Di antaranya, Mandi dan memakai pakaian yang terbaik, makan sebelum shalat, bertakbir dan melalui jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.
Berikut amalan sunnah saat salat Idul Fitri :
1. Mandi dan Berhias Memakai Pakaian Bagus
Orang yang menghadiri salat Idul Fitri baik laki-laki maupun perempuan dituntunkan agar berpenampilan rapi, yaitu berhias, memakai pakaian bagus (tidak harus mahal, yang penting rapi dan bersih), dan wangi-wangian sewajarnya.
Diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad dari ayahnya dari kakeknya, Nabi saw selalu memakai wool (Burda) bercorak (buatan Yaman) pada setiap ‘Id. (HR. Asy-Syafi’i dalam kitabnya Musnad asy-Syafi’i).
Diriwayatkan dari Zaid bin al-Hasan bin Ali dari ayahnya ia mengatakan, "Kami diperintahkan oleh Rasulullah saw pada dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) untuk memakai pakaian kami terbaik yang ada, memakai wangi-wangian terbaik yang ada, dan menyembelih binatang kurban tergemuk yang ada (sapi untuk tujuh orang dan unta untuk sepuluh orang) dan supaya kami menampakkan keagungan Allah, ketenangan dan kekhidmatan." (HR. Al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak, IV: 256).
2. Makan Sebelum Shalat Ied
Diriwayatkan dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya (yaitu Buraidah bin alHusaib) ia berkata, "Rasulullah saw pada hari Idul Fitri tidak keluar sebelum makan, dan pada hari Idul Adha tidak makan sehingga selesai salat." (HR. AtTirmizi)
Dosen Ilmu Tarbiyah IAIN Surakarta, Khasan Ubaidilah menerangkan, esensi dianjurkan makan sebelum berangkat salat Idul Fitri adalah agar tidak disangka hari tersebut masih hari berpuasa.
Sedangkan untuk shalat Idul Adha dianjurkan untuk tidak makan terlebih dahulu adalah agar daging kurban bisa segera disembelih dan dinikmati setelah shalat Id.
3. Berangkat dan Pulang Melewati Jalan yang berbeda
Diriwayatkan dari Muhammad bin Ubaidillah bin Abi Rafi’ dari ayahnya dari kakeknya, Nabi saw mendatangi shalat Id berjalan kaki dan beliau pulang melalui jalan lain dari yang dilaluinya ketika pergi. (HR. Ibnu Majah)
Di antara hikmah kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membedakan antara jalan pergi dan pulang adalah agar banyak bagian bumi yang menjadi saksi bagi kita ketika beramal.
4. Mengumandangkan Takbir
Mengumandang takbir atau takbiran pada hari raya Idul Fitri adalah sesuatu yang disyariatkan oleh agama.
Para ulama membedakan antara takbir hari raya idhul fitri dan takbir hari raya Idhul Adha. Jumhur ulama ( mayoritas ulama ) mengatakan bahwa takbir pada hari raya idhul fitri dikumandangkan sejak malam hari raya dan berakhir pada waktu imam naik mimbar untuk menyampaikan khutbah ied.