Begini Pengakuan Pria yang Ingin Patahkan Leher ''Pak Bobby'' di Medan Saat Diminta Bayar Parkir

Pria pengancam Wali Kota Medan, Bobby Nasution, akhirnya ditangkap polisi. Sebelumnya, dia mengancam akan mematahkan leher Bobby.

Editor: Giri
Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, menginterogasi RP, pria asal Takengon, Aceh yang mengancam mematahkan leher juru parkir yang meminta pembayaran dengan e-toll di Jalan Rahmadsyah, Kecamatan Medan Kota pada Jumat (23/4/2022) sore. (KOMPAS.COM/DEWANTORO) 

TRIBUNJABAR.ID - Pria pengancam Wali Kota Medan, Bobby Nasution, akhirnya ditangkap polisi. Sebelumnya, dia mengancam akan mematahkan leher Bobby saat tidak mau membayar parkir dengan cashless di Medan, Sumatera Utara.

Videonya yang cekcok dengan tukang parkir pun viral di media sosial.

"Ini yang nyuruh Pak Bobby," kata tukang parkir dalam video yang diketahui berinisial AIS (27).

"Ya, kau panggil Pak Bobby kemari, biar kupatahkan batang leher Pak Bobby itu sekalian," ancam pria tersebut.

Video tersebut diambil di pinggir Jalan Rahmadsyah, Kota Medan, Sabtu (23/4/2022).

Kepala Bidang Perparkiran Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan, Nikmal Fauzi Lubis, peristiwa tersebut berawal saat yang bersangkutan keberatan membayar e-parking secara cashless.

Nikmal mengatakan, setelah kejadian tersebut, Sabtu malam, Dishub Kota Medan membuat laporan ke Polsek Medan Kota.

Tak menunggu lama, pihak kepolisian berhasil menangkap pria tersebut di Langkat.

Tangkapan layar video seorang pria menolak e-parking dan ancam patahkan leher Wali Kota Medan Bobby Nasution. (Instagram/@memomedsos)
Tangkapan layar video seorang pria menolak e-parking dan ancam patahkan leher Wali Kota Medan Bobby Nasution. (Instagram/@memomedsos) ()

Dari keterangan pihak kepolisian, pria tersebut adalah RP (27) asal Takengan, Aceh, yang bekerja di toko ponsel.

Di hadapan Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, RP mengaku bukannya tak mau membayar parkir.

Menurut sepengetahuannya, kartu saldo e-toll-nya itu bisa terkuras habis karena e-parking.

Sehingga dia berinisiatif untuk membayar dengan uang cash.

"Sebelumnya saya minta maaf. khususnya untuk tukang parkirnya karena saya sudah berkata-kata kasar. Tetapi Pak, kejadian sebelumnya, saya bukan tidak mau bayar parkir. Saya mau bayar parkir tapi dengan uang cash. Karena saya takut, waktu itu tangan dia masuk ke dasbor mobil saya langsung. Dia tidak sopan. Tidak assalamualaikum, tidak ada sapa langsung minta kartu e-toll," katanya saat konferensi pers di Mapolrestabes Medan pada Senin (25/4/2022) sore.

"Tukang parkir ini bilang, bisa bayar cash, tapi 5.000. Ya sudah saya setujui daripada pakai e-toll. Terus beberapa menit lagi, dia minta lagi kartu e-toll. Jadi saya bukan enggak mau bayar. E-toll saya isi enggak banyak, 60 ribu. Saya takut (terkuras saldonya), Pak," tambah dia.

Menanggapi pernyataan RP, Kapolda Sumut mengatakan jika e-parking di Kota Medan adalah kebijakan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah.

Panca mengatakan, RP seharusnya bertanya baik-baik kepada pihak juru parkir.

Namun belum selesai Panca berbicara, RP menyela dan mengatakan, ia emosi karena juru parkir meminta e-toll setelah diberi uang Rp 5.000.

"Belum sempat parkir. Baru berhenti, dia langsung datang, (terus masuk tangannya) iya. Saya bilang saya enggak mau bayar pakai e-toll," katanya.

Saat ditanya alasan ia menjepit tangan juru parkir yang berada di pintu mobil, RP mengatakan bahwa saat itu si juru parkir menarik lengannya.

RP juga mengaku saat itu dia ketakutan karena pendatang di Kota Medan.

Ia pun ditanya alasan tak lapor polisi jika merasa terancam dan RP mengaku tidak menyangka hal tersebut akan menjadi masalah.

"Dia narik saya, (saya) di dalam mobil. Mobilnya jalan dia narik, jadi dia jatuh. Saya salah, Pak," katanya.

Terkait ancamannya akan mematahkan leher "Pak Bobby", RP mengaku, dia sebelumnya tidak tahu siapa yang dimaksud dengan Pak Bobby.

Ia menyangka Pak Bobby yang dimaksud juru parkir tersebut adalah preman.

"Saya sebelumnya tak tahu 'Pak Bobby'. Jadi dalam benak saya, mungkin bosnya tukang parkir, preman, Pak. Saya takut dipanggil bosnya, dikeroyok. Saya ngancam dia sebenarnya takut, Pak. Karena saya kan pendatang, Pak. Saya minta maaf sebesar-besarnya kepada Pak Bobby, saya bukan bermaksud menghina Wali Kota (Medan), karena saya tak tahu yang mananya Wali Kota," katanya.

Wali Kota Medan, Bobby Nasution, yang hadir dalam konferensi pers mengatakan kepada RP jika setiap daerah ada aturannya.

"Maksudnya, Bang, setiap daerah ada aturannya masing-masing. Ya, dimaafkan lah. Yang penting kalau ke Medan, bayar parkir e-toll saja, Bang. Kalau kesedot semua uangnya minta ganti langsung di tempat langsung sama jukirnya," katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengakuan Pria yang Ancam Patahkan Leher Bobby gara-gara E-parking, Takut Saldonya Terkuras"

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved