Viral di Medsos

VIRAL Pria Ini Bawa 4 Istri dan 13 Anak Belanja Baju Lebaran, Netizen: Buat Tim Bola Bang!

Sebuah video viral di media sosial menunjukkan pria yang sedang berbelanja baju lebaran membawa 13 istri dan empat orang anaknya.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Ravianto
TikTok @Cikton775
Viral seorang pria membawa 13 istri dan 4 orang anaknya berbelanja baju lebaran. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Baru-baru ini viral di media sosial seorang pria yang membawa 4 orang istri dan 13 orang anaknya berbelanja baju lebaran ke sebuah mall di Malaysia.

Video itu diunggah oleh pria itu sendiri, yakni Fazlin dengan akun TikTok @Cikton775.

Saking hebohnya, Fazlin mengibaratkan keluarganya itu seperti sedang jalan-jalan ala kantor.

"Bila kau bawak 13 orang anak, 4 orang isteri pergi jakel beli baju-baju raya.

Dah macam trip company jalan-jalan," tulis Fazlin, dikutip pada Kamis (21/4/2022).

Terlihat keluarga Fazlin sedang menyambangi mall sambil membawa kantong plastik belanja.

Tidak ada keterangan jelas memang siapa sajakah orang-orang yang terdapat pada video Fazlin itu, tetapi berdasarkan pantauan, terlihat ada laki-laki dan perempuan dewasa hingga anak-anak.

Video tersebut viral dan sudah ditonton sebanyak 1,2 juta kali.

Kehebohan keluarga Fazlin itu juga banyak dikomentari oleh warganet, mulai dari yang kagum akan kehebohan keluarga Fazlin, sampai yang menyuruh Fazlin untuk membentuk tim sepakbola.

"Respect ma brader ni HAHAHAHA"

"jangan ada yang tertinggal"

"Sebelum bertolak kira dulu bang, takut ada lebih kurang.. Haha"

"Berapa kos semuanya ya..."

"Allahuakbar meriah..."

"Bang buat tim bola bang... Bin semua sapu nama abang"

"Ini takyah balik kampung.. Raya rumah sendiri je dah meriah"

Baca juga: Viral Pria Ngaku PNS Polri Hadang Ambulans di Sukabumi yang Bawa Pasien, Kapolres: Masih Pendalaman

Sejarah Tradisi Baju Lebaran

Melansir Historia.id, jejak tradisi membeli pakaian baru jelang Lebaran dan memakainya sewaktu Lebaran ini sudah cukup lama ada di Indonesia.

Snouck Hurgronje, Penasihat Urusan Pribumi untuk Pemerintah Kolonial, mencatat kebiasaan ini pada awal abad ke-20.

“Di mana-mana perayaan pesta ini disertai hidangan makan khusus, saling bertandang yang dilakukan oleh kaum kerabat dan kenalan, pembelian pakaian baru, serta berbagai bentuk hiburan yang menggembirakan,” tulis Snouck dalam suratnya yang termuat dalam "Nasihat-Nasihat Snouck Hurgronje Semasa Kepegawaiannya kepada Pemerintah Hindia Belanda 1889–1936 Jilid IV".

Selain itu, dalam buku "Islam di Hindia Belanda", Snouck juga menyatakan kebiasaan bertamu pada Idulfitri dengan mengenakan pakaian serba baru mengingatkan pada perayaan tahun baru Eropa.

Tradisi baju baru saat Idul Fitri juga tertulis dalam buku Sejarah Nasional Indonesia karya Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto.

Dalam buku tersebut dijelaskan, tradisi ini sudah dimulai tahun 1596 di masa Kesultanan Banten.

Menjelang Idul Fitri, mayoritas penduduk Muslim di bawah Kerajaan Banten sibuk menyiapkan baju baru.

Namun, saat itu hanya kalangan kerajaan yang bisa membeli baju bagus untuk Idulfitri, sedangkan mayoritas warga masih menjahit baju sendiri.

Tradisi serupa juga ditemui di kerajaan Mataram baru, Yogyakarta. Masyarakat di Yogyakarta berbondong-bondong mencari baju baru, baik membeli atau menjahit sendiri.

Hingga kini, membeli baju baru pun masih dilakukan banyak masyarakat Indonesia jelang lebaran.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved