Ade Armando Dianiaya
Pengeroyok Ade Armando Diduga Berkaitan dengan Pendukung Anies, HTI dan FPI kata Grace Natalie
Dugaan Grace tersebut disandarkan pada tangkapan layar grup Whatsapp bernama 'Relawan Anies Apik 4' yang berisi ajakan untuk menyerang Ade Armando
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menduga pelaku pengeroyokan Ade Armando berkaitan dengan relawan pendukung Anies Baswedan.
Dugaan Grace tersebut disandarkan pada tangkapan layar grup Whatsapp bernama 'Relawan Anies Apik 4' yang berisi ajakan untuk menyerang Ade Armando saat demontrasi pada 11 April lalu.
"Salah satu anggota grup dengan wajah bukan mahasiswa, usianya saya perkirakan di atas 45 tahun. Melaporkan kehadiran Ade Armando di aksi demo, dan dia minta tolong agar informasi ini diteruskan ke massa aksi, dengan tujuan agar massa menggeruduk Ade Armando," ucap Grace yang dikutip dari siaran Channel Youtube Cokro TV, Rabu (13/4/2022).
"Jika benar pria ini adalah relawan Anies, maka percakapan ini menunjukkan adanya hubungan antara relawan Anies Apik 4 dengan penumpang gelap aksi demo kemarin," tambah Grace.
Grace mengaku menerima informasi bahwa sebagian penyusup itu diduga merupakan mantan anggota FPI dan HTI.
Dua kelompok ini, kata Grace, sering dikritik oleh Ade Armando, karena kerap terlibat dengan aksi kekerasan dan radikalisme.
"Jika benar relawan Anies ternyata punya kaitan erat dengan ormas terlarang FPI dan Hti, Ini masalah serius. Artinya meskipun ormas FPI dan HTI sudah dibubarkan dan dinyatakan terlarang. Aktor-aktornya masih aktif bergerak," tutur Grace.

Menurut Grace, tangkapan layar WA tersebut bisa menjadi pertanda bahwa anggota dan simpatisan FPI serta HTI kini melebur di dalam relawan Anies.
"Jika ini yang terjadi maka aspirasi FPI dan HTI akan terus hidup dan bahkan kini di perjuangan melalui jalur politik yaitu melalui Gubernur Anies," kata Grace.
Anies Baswedan, kata Grace, pernah membantah isu bahwa dirinya ekstremisme dan radikalisme.
Jika terbukti benar para relawan Anies berkaitan dengan kelompok radikal dan Anies tidak berbuat apa-apa, maka Grace berkesimpulan bahwa Gubernur DKI Jakarta itu membiarkan radikalisme tumbuh di Indonesia.
"Pak Anies Anda boleh saja mengelak, namun jika benar relawan dan pendukung Pak Anies beririsan dengan kelompok ekstrimis dan radikal. Mendiamkan kelompok-kelompok ini artinya sama dengan Pak Anies memberi ruang kepada radikalisme dan ekstrimisme untuk tumbuh dan berkembang di Indonesia," ucap Grace.
Dirinya berharap pihak kepolisian dapat menemukan aktor intelektual yang bertanggung jawab atas kekerasan terhadap Ade Armando.
Menurutnya, tidak mungkin para penyusup demo tidak ada yang mengatur dan mendanai.
"Paling tidak mereka ini butuh uang transport untuk bisa datang dan menghadiri aksi demo itu. Bersama dengan pelaku penganiayaan, para aktor intelektual ini harus dihukum seberat-beratnya, karena mereka tidak hanya mengancam keselamatan jiwa seseorang warga sipil, namun juga telah mencederai demokrasi Indonesia," pungkas Grace.