Ujian Menjelang Puasa, Rumah Jamaludin yang Juga Dijadikan Warung di Pangandaran Musnah Jadi Abu

Ujian berat dialami pasangan suami-istri, Jamaludin (55) dan Juhanah (54)warga di Blok Kubangsaat RT 35/08 Dusun Cisodong, Desa Sindangsari.

Penulis: Padna | Editor: Giri
Rumah pasangan Jamaludin (55) dan Juhanah (54) warga di Blok Kubangsaat RT 35/08 Dusun Cisodong, Desa Sindangsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, terbakar pada Sabtu (2/4/2022) pagi. (Dok. Dadi Hardiana) 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Ujian berat dialami pasangan suami-istri, Jamaludin (55) dan Juhanah (54), warga di Blok Kubangsaat RT 35/08 Dusun Cisodong, Desa Sindangsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Mereka harus mengungsi ke tenda karena rumahnya terbakar pada Sabtu (3/4/2022).

Rumah sekaligus tempat usahanya ludes terbakar ketika memasak di dapur, sekitar pukul 08.00 WIB.

Pasutri ini memiliki enam anak dan semuanya berada di wilayah Kecamatan Cimerak.

Setelah keenam anaknya menikah, Jamaludin dan Juhanah tidak ingin merepotkan anaknya dan memilih untuk membuat rumah semipermanen sekaligus menjadi tempat usaha warung kopi.

Jamaludin dan Juhanah ini tinggal di warung kopi tersebut karena rumah lama diberikan ke putri bungsunya yang baru menikah.

Selain membuka warung kopi, untuk mencukupi kebutuhan keluarga, Jamaludin memelihara beberapa ekor sapi milik orang lain.

Satu warga setempat sekaligus anggota Tagana Kabupaten Pangandaran, Dadi Herdiana, menyampaikan, setelah kebakaran, penghuni rumah tidak ingin meninggalkan rumah atau warung kopi yang habis terbakar.

"Di suruh untuk menginap di anaknya, tapi mereka enggak mau. Katanya tidak mau merepotkan anaknya dan mau dibuat tenda," ujar Dedi saat dihubungi Tribunjabar.id melalui WhatsApp, Sabtu (2/4/2022) sore.

Mungkin alasannya, kata dia, selain ada sisa-sisa barang yang terbakar, di sekitar lokasi rumah yang terbakar ada beberapa ekor sapi milik orang lain yang dipeliharanya.

"Memang, di sini itu rawan terjadi pencurian.  Mengeluarkan barang-barang dagangan di warung seperti jeriken bensin, gas LPG, galon, dan lainnya juga menunggu agak siang. Mungkin saat kejadian kebakaran, tadi lupa mengeluarkan jeriken bensin dan langsung memasak. Padahal, biasanya kalau masak, dikeluarkan dulu," katanya.

Untuk itu, karena rawan terjadi pencurian mereka ingin dibuatkan tenda karena rencananya akan mengungsi di tenda sampai dibangun kembali bangunan semipermanen seperti awalnya.

Menurutnya, keluarga Jamaludin ini memang termasuk golongan ekonomi yang kurang mampu dan harus dibantu.

"Setelah putri bungsunya menikah juga, dia tidak ingin merepotkan semua anaknya. Membuat warung kopi kecil-kecilan, tempat ngopi warga yang pulang dari berkebun," ucap Dadi. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved