Perjuangan Haji Ayi, Sopir Angkot di Bandung yang Jadi Juragan Perumahan, Dijuluki Sultan Properti

Haji Ayi hanya lulusan SD. Ia beberapa kali bangkrut tapi bisa bangkit.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Kiki Andriana
Ayi Sulaeman (57) saat ditemui Tribun Jabar.id di Cimanggung, Sumedang, Senin (28/3/2022). 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Pepatah "Dengan ilmu semua hal menjadi mudah" selalu dipegang kuat oleh Ayi Sulaeman (57).

Bagaimana pun kerasnya kehidupan yang dijalani, dia tak pernah lupa untuk selalu mengambil pelajaran untuk hidup yang lebih baik. 

Keteguhannya terhadap pepatah itu dia buktikan sendiri.

Mantan sopir angkot jurusan Cicalengka-Majalaya itu kini punya real estate di Desa Sindangpakuwon, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Bahkan dia pun kerap disebut Sultan Properti.

"Pepatah itu saya dapat dari orang tua, bahwa ilmu harus terus ditingkatkan agar pendapatan pun meningkat, dengan ilmu semua hal menjadi mudah," kata Haji Ayi, sapaan akrabnya di Cimanggung, Senin (28/3/2022). 

Haji Ayi adalah pemilik kompleks perumahan megah Duta Family.

Namun, sebelum dia sekaya seperti sekarang ini, perjalanan yang pedih telah dilaluinya.

Ditinggalkan ibu sejak masih bersekolah di SD, dia harus turut membantu meringangkan beban keluarganya yang 12 bersaudara dengan bekerja keras. 

"Saya sekolah sampai SD. Adik-adik saya banyak, sementara bapak hanyalah petani kecil. Lulus SD saya mengojek, berdagang es keliling, dan kadang-kadang menjadi kondektur angkot," katanya. 

Dia mendapatkan upah dari pekerjaan itu dan selalu membawa uang itu ke rumah untuk mempertahankan hidup keluarga di kampung halamannya di Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung

Sedikit lebih dewasa, Haji Ayi lalu belajar menyetir dan mengemudikan angkot sendirian.

Angkotnya memang milik orang lain, tetapi dia adalah pribadi yang jujur sehingga mendapatkan kepercayaan dari pemilik angkot. 

"Tiga tahun saya nyopir angkot. Trayeknya Cicalengka-Majalaya, terus Cicalengka-Cicaheum. Terus nyopir pikap juga," ucapnya. 

Dengan uang hasil nyopir itu, dia menikahi Imas Junainah, perempuan yang berusia 6 tahun lebih muda darinya, dan bersama itrinya itu, Haji Ayi kemudian membuka jongko hingga menjadi grosir di Pasar Parakanmuncang. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved