Kanti Utami Tegaskan Tak Gila, Ingin Ganti Nama Jadi Mutmainah: Cantik Tidak, Pak?

Kenangan buruk di masa lalu diduga kuat jadi alasan ibu di Brebes, Jawa Tengah menganiaya anak kandungnya sendiri.

Editor: Ravianto
Kolase Facebook
sosok Kanti Utami ibu muda habisi nyawa anak kandung di Brebes mantan MUA 

TRIBUNJABAR.ID, BREBES - Seorang ibu di Dukuh Sokawera, Desa Tonjong, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah tega menganiaya 3 anaknya hingga luka berat, satu di antaranya meninggal dunia.

Anak yang meninggal itu adalah anak nomor dua dan mengalami luka parah di leher.

Kenangan buruk di masa lalu diduga kuat jadi alasan ibu di Brebes, Jawa Tengah menganiaya anak kandungnya sendiri.

Salah satu warga menunjukkan bercak darah yang masih terlihat jelas di depan rumah pelaku pembunuhan yang merupakan ibu kandung kepada anaknya yang masih berusia 7 tahun. Peristiwa terjadi di Dukuh Sokawera, Desa Tonjong, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Minggu (20/3/2022). (Tribun Jateng/Desta Leila Kartika)
Salah satu warga menunjukkan bercak darah yang masih terlihat jelas di depan rumah pelaku pembunuhan yang merupakan ibu kandung kepada anaknya yang masih berusia 7 tahun. Peristiwa terjadi di Dukuh Sokawera, Desa Tonjong, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Minggu (20/3/2022). (Tribun Jateng/Desta Leila Kartika) (Tribun Jateng/Desta Leila Kartika)

Kanti Utami (35) telah merasakan pedihnya kehidupan dengan berbagai siksaan.

Ia tidak ingin hal itu dirasakan tiga anak yang sangat disayanginya, SA (10), AT (7), dan EM (4,5).

Bak tak punya pilihan lain, rasa kasih seorang ibu justru ditunjukkan dengan membunuh buah hatinya sendiri.

Baginya, jalan keluar dari kehidupan yang menyakitkan adalah dengan kematian.

"Saya cuma mau menyalamatkan anak-anak, biar enggak dibentak-bentak," ucap Kanti berbincang dengan seorang polisi di dalam tahanan Polres Brebes sambil duduk dengan tatapan mata penuh kesedihan, pada Minggu (20/3/2022).

Video percakapan itu viral di media sosial.

Mendengar pengakuan Kanti, polisi tentunya kaget.

"Menyelamatkanya gimana?" ucap polisi.

"Mereka mending mati aja, biar enggak ngerasain sedih," kata Kanti.

Kanti lalu menegaskan ketiga anaknya harus meninggal dunia, agar tak bernasib sama dengannya.

"Harus mati, biar enggak sakit kayak saya dari kecil saya memendam puluhan tahun," ucap Kanti.

Sebelumnya, di sel tahanan Polsek Tonjong, Kanti juga ditanyai oleh petugas.

Kanti bercerita betapa masa kecilnya penuh siksaan.

"Minta air hangat, Pak, saya haus," katanya ke petugas.

"Saya enggak gila, Pak," ujar Kanti sambil melotot. 

"Dari kecil saya sudah dikurung," sambungnya.

Dengan sabar, petugas mendengarkan curhatan Kanti.

"Dikurung sama siapa?" tanya petugas.

"Semuanya, ibu saya... " jawabnya.

"Ibu namanya siapa?" petugas lanjut bertanya.

"Kanti Utami, tetapi saya mau ganti nama. Mutmainah. Cantik kan?" katanya.

Kanti juga bersikeras tidak mengalami gangguan jiwa.

"Saya enggak gila, Pak, saya hanya ingin disayang," katanya pada petugas.

Dia mengaku ingin disayang suaminya.

Kanti mengaku sedih karena suaminya sering menganggur karena kontrak kerjanya tak diperpanjang.

"Saya ingin menyelamatkan anak saya, supaya enggak hidup susah," ujarnya lirih. 

Sambil menangis Kanti bercerita bahwa dia bingung akan tinggal di mana kalau suaminya kehilangan pekerjaan.

"Sebelum saya mati, saya ingin menyelamatkan anak-anak," kata Kanti.

Namun ketika ditanya bagaimana cara menyelamatkan buah hatinya, jawaban Kanti mencengangkan.

"Harus mati, supaya enggak sedih, biar enggak sakit kaya saya," tuturnya.

Trauma bertemu laki-laki

Kanti Utami (35), masih menjalani pemeriksaan kejiwaan di RSUD dr Soesilo Slawi Tegal.

Perempuan ini merupakan pelaku pembunuhan sadis terhadap anak kandungnya di Dukuh Sokawera, Desa Tonjong, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Kanti tiba di RSUD dr Soeselo Slawi Kabupaten Tegal, Minggu (20/3/2022) malam sekitar pukul 19.00 WIB, diantarkan mobil dari Polsek Tonjong dan Puskesmas Tonjong.

Sampai Senin (21/3/2022), Kanti masih dalam proses penanganan dan dirawat di ruang perawatan jiwa Bougenville RSUD Soeselo Slawi.

Dokter spesialis jiwa sekaligus penanggung jawab penanganan Kanti Utami, dr Glorio Immanuel mengatakan, ada tiga tahap pemeriksaan yang akan dilakukan kepada Kanti.

Pemeriksaan mulai psikiatri, pemeriksaan profil kepribadian dan profil kecerdasan pasien.

Namun, saat ini, ketiga tahapan itu belum dilaksanakan.

Pihaknya masih melakukan pendekatan agar Kanti mau terbuka dan bercerita.

"Iya, sampai saat ini, masih dirawat di RSUD dr Soeselo Slawi.

Sedangkan untuk pemeriksaanya sendiri masih tahap awal atau lebih tepatnya, kami melakukan pendekatan kepada pasien," ujar Glorio, saat ditemui di rumah sakit, Senin.

Menurut Glorio, Kanti dalam kondisi baik dan bisa menjawab sesuai pertanyaan.

Namun, untuk pertanyaan terkait kejadian yang menimpa ketiga anaknya, Kanti enggan menjawab.

Alasannya ia lelah menjawab pertanyaan tersebut.

"Saya, sementara ini, lebih kepada berusaha mengenali watak dan kepribadian dasar pasien terlebih dahulu.

Mulai dari latar belakang kehidupannya, latar belakang keluarga, belum masuk ke kejadian yang mengarah ke anak-anak pasien," terangnya.

Dari pengamatan Glorio, Kanti masih memiliki trauma jika bertemu orang, terutama laki-laki namun, Kanti enggan bercerita alasan rasa takut itu muncul.

Informasi awal yang didapat tim dokter, Kanti mengalami tekanan lebih dari enam bulan terakhir.

Terutama, sejak pandemi Covid-19, usaha tata rias yang dikelola bangkrut.

Sejak saat itu, Kanti Utami menganggur dan seluruh kebutuhan keluarga hanya mengandalkan penghasilan dari sang suami yang bekerja di Jakarta.

"Iya, kemungkinan, pemicu (penganiayaan kepada anak) karena faktor eknomi.

Tapi, karena belum masuk pemeriksaan psikiatri, jadi saya belum bisa melakukan diagnosa apakah pasien memang depresi atau tidak," tegasnya.

Tragedi Minggu Subuh

Minggu (20/3/2022) subuh, tragedi itu terjadi.

Kanti membuat Warga Desa Tonjong, Kabupaten Brebes heboh dengan aksi pembunuhan sadisnya terhadap AT.

Ia tega menganiaya AT hingga tewas.

Tetangga korban, Novi (42) mengatakan, warga mengetahui pembunuhan tersebut seusai salat subuh.

Dua anak pelaku yang selamat, SA dan EM berteriak meminta tolong.

Saat ditemukan, dua anak yang selamat mengalami luka cukup serius.

"Warga tahu usai salat subuh dan langsung mendatangi rumah korban," katanya.

Novi mengatakan, saat datang ke tempat kejadian, tiga anak mengalami luka cukup serius.

AT mengalami luka di leher hingga meninggal dunia.

SA mengalami luka di bagian dada, sedangkan EM mengalami luka di bagian leher.

"Dua anak nyawanya berhasil diselamatkan dan dilarikan ke RS Aminah Bumiayu," ujarnya.

Saat dikonfirmasi, Kasatreskrim Polres Brebes AKP Syuaib Abdullah, membenarkan bahwa telah terjadi kasus pembunuhan di daerah Tonjong.

Pelaku dalam kasus tersebut diduga adalah ibu kandung korban.

AKP Syuaib mengatakan, saat ini pelaku sudah diamankan dan sedang diperiksa oleh petugas kepolisian.

Sementara untuk motif masih dalam proses pendalaman dan pemeriksaan.

"Betul, telah terjadi pembunuhan seorang anak di Tonjong. Saat ini pelaku masih diperiksa," katanya. (TribunJateng/tribunjatim/Tribunnews)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved