Polisi Sita 1 Ton Sabu Sabu
Wanita Pembalap Sepeda Diduga Terlibat Kasus Sabu-sabu, Ibunya Kaget dan Menduga Ada yang Menjebak
NS atlet balap sepeda yang ditangkap Ditserse Narkoba Polda Jabar karena diduga terlibat dalam penyelundupan sabu-sabu, ibunya berharap terbebas dari
Penulis: Padna | Editor: Darajat Arianto
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna
TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN – NS (26) atlet balap sepeda yang ditangkap direktorat reserse Narkoba Polda Jabar karena diduga terlibat dalam penyelundupan narkoba sejenis sabu-sabu, ibunya berharap terbebas dari jeratan hukum.
NS merupakan satu di antara 5 diduga pelaku yang menyelundupkan narkoba sejenis sabu-sabu seberat 1 ton.
NS ini, merupakan putri NK (46) dan putra pertama dari empat bersaudara.
Setelah berhenti menjadi atlet balap sepeda, NS menekuni olahraga petanque.
Dan sembari menunggu Porda Jabar, NS sempat mencari pekerjaan di Pangandaran.
Tapi, karena NS bisa mengemudikan mobil, semenjak pamannya (DH) meminjamkan mobil, NS ikut bersama pamannya untuk menjadi supir.
NS, merupakan satu keluarga dekat DH (40)
NK selaku ibunya menduga, anaknya terbawa kasus narkoba karena ada jebakan dari orang luar.

"Anak saya masih polos, gak tahu apa-apa, dia sering pergi sama pamannya, karena pamannya gak bisa nyetir mobil. Anak saya bisa mengemudikan mobil, dan dari sini (rumahnya) kemarin (17/3/2022) jam setengah 12 pergi ke pamannya DH," ujarnya saat ditemui Tribunjabar.id di rumahnya, Jum'at (18/3/2022) siang.
Baca juga: Mantan Kepala Dusun yang Diduga Terlibat Penyelundupan Sabu-sabu, Sosoknya Dikenal Baik dan Sopan
"Jadi, dia (NS) yang nyetir mobil mau kemana-mana juga. Seperti minta diantar ke Tasik, ya diantar gitu," Kata NK.
Menurut ibunya, NS menjadi pembalap sepeda sudah lama dan sempat dikontrak di Tasik.
"Terus berhenti, karena sepi mungkin Pandemi Covid. Setelah berhenti, dia pindah menekuni olahraga petanque tapi karena pordanya diundur, belum mulai dia jadi supir mobil yang dipinjamkan pamannya (DH), karena pamannya gak bisa ngemudikan," katanya.
"Kalau mobilnya, gak tahu dari mana mamanya," ucap NK.
NS memang lama di Tasik, tapi sering bolak-balik ke sini (rumahnya di Pangandaran).
"Pamannya (DH) juga, kalau mau kemana-mana, pasti minta diantar atau dijemput. Karena kemarin (17/3/2022) juga, pamannya nyuruh dan minta di jemput disana (pantai Madasari)."
"Anak Saya (NS), bukan ikut serta tapi mungkin pamannya juga gak tahu orang luar itu (bule) mengerjakan pekerjaan seperti itu (penyelundupan narkoba)," kata NK.
Ia mengakui, memang tidak tahu apa yang terjadi pada hari Kamis (17/3/2022) kemarin.
"Saya gak tahu apa yang sebenarnya, hanya terakhir kemarin (17/3/2022) anak saya izin mau jemput pamannya (DH). Anak Saya disuruh nyuci mobil juga mau. Mungkin, itung-itung buat jajan."
"Kejadian kemarin, kami gak nyangka, semuanya pada nangis. Aneh, anak saya merokok juga tidak pernah, kok bisa seperti ini," ucap sedihnya.
Intinya, kata Ia, putrinya disuruh menjemput pamannya di sana (Madasari). Tapi, tidak tahu soal barang itu karena mungkin tempatnya tertutup.
Baca juga: Kecolongan Kasus 1 Ton Sabu-sabu, Jeje Minta Agar TNI Diperkuat di Perairan Pangandaran
"Pergaulan juga, paling sesama temannya yang sama-sama atlet," ujarnya.
NK berharap, putrinya tertangkap, kedepan ada keajaiban dari Allah Swt untuk meringankan hukumannya.
"Ya Semoga ada keajaiban, anak saya bisa bebas dari hukuman. Karena, anak saya gak ikutan seperti itu, hanya mengemudikan mobil saja dan itupun disuruh pamannya untuk menjemput," ucapnya.
Sebelum pamannya minta jemput, Ia mengaku tidak tahu soal iming-iming ke anaknya.
"Gak, gak ada iming-iming ke anak saya, hanya bilang izin pamit mau jemput pamannya (DH). Pamannya, juga orangnya baik," kata NK.
Sekarang (18/3/2022), ayahnya juga mau nengok ke Bandung dan mudah mudahan dalam keadaannya sehat. (*)