Akibat Perajin Mogok, Tak Ada yang Jual Tempe di Pasar Banjaran Tapi Kalau Tahu Ada, Hanya Beda
Akibat para perajin tempe mogok produksi karena kedelai mahal, tak ada yang menjual tempe di Pasar Banjaran, Selasa (22/2/2022).
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Akibat para perajin tempe mogok produksi karena kedelai mahal, tak ada yang menjual tempe di Pasar Banjaran, Selasa (22/2/2022).
Menurut seorang pedagang tahu tempe, Hairil Firdaus, sejak kemarin tak ada namun untuk tahu masih ada.
"Kalau tempe mah sekarang gak ada sama sekali, tapi kalau tahu masih ada," ujar Hairil, di sela-sela jualannya di Pasar Banjaran, Selasa (22/2/2022).
Hairil mengatakan, mungkin tempe tak ada hingga tiga hari.
"Sebab mogok massal berlangsung sampai besok karena kedelai mahal," kata Hairil.
Ia menambahkan, banyak pembeli yang menanyakan tempe.
"Banyak yang mau beli, nanyain tempe, tapi kan semua tak ada tempenya mulai kemarin,” kata dia.
Menurut Hairil, tempe yang dijualnya, harganya tergantung ukurannya.
"Biasanya ada yang Rp 10.000, Rp 6.000, 4.000, paling kecil Rp 3.500," kata dia.
Untuk tahu, Hairil mengaku, masih menjualnya, namun barangnya bukan yang biasa ia jual.
"Biasanya saya tak jual tahu yang ini, sebab dari sananya gak ada, adanya yang ini ya sudah diambil aja," katanya.
Menurut Hairil, jika dibandingkan dengan tahu yang biasa dijualnya, ada penyusutan dalam hal ukuran.
"Kayanya yang ini lebih kecil, sebab sebelumnya saya gak ngambil tahu ini," ujarnya.
Untuk tahu, kata Hairil, satu kantong dengan isi 5 tahu ia menjualnya Rp 4.000 dan yang besar isi 10 dijual Rp 7.000.
"Harapannya harga kedelai normal. Kalau terlalu mahal menjualnya sulit, kalau gak ada ya gak bisa jual. Jadi gak ada pemasukan tambahan," ucapnya. (*)