Kondisi Terkini Gunung Tangkuban Parahu, Sudah Normal Tapi Wisatawan Jangan Mendekat Kawah Aktif

Badan Geologi pada Kementerian ESDM menyatakan aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu belum mengalami peningkatan signifikan.

magma.esdm.go.id
Kondisi Gunung Tangkuban Parahu pada Sabtu (12/2/2022). 

Energi seismik yang diestimasi berdasarkan perata-rataan nilai amplitudo seismic (Real time Seismic Amplitude Measurements/RSAM) menunjukkan fluktuasi tetapi belum teramati adanya peningkatan yang signifikan. 

Berdasarkan estimasi nilai koherensi seismik Stasiun RTU, pada bulan Februari 2022 menunjukkan adanya penurunan nilai koherensi yang terjadi akibat peningkatan tekanan pada tubuh Gunung Tangkubanparahu. Hal ini mengakibatkan perubahan pada medium seperti terbentuknya rekahan sehingga hembusan asap keluar di Kawah Ecoma. 

Pola ini juga teramati sebelum erupsi Juli 2019, saat itu disertai peningkatan kegempaan vulkanik yang signifikan namun pada Februari 2022 ini tidak teramati adanya peningkatan kegempaan. Data pemantauan seismik mengindikasikan belum adanya intrusi magma yang signifikan, peningkatan yang terjadi masih bersifat transien (sementara).

Hasil pengukuran deformasi dengan metode EDM (Electronic Distance Measurement) menunjukkan pola relatif memendek (deflasi) pada jarak miring antara PARK - LRNG, sedangkan pada jarak miring PARK - UPAS datar atau tidak ada perubahan.

Hasil pengukuran deformasi dengan metode tiltmeter berfluktuasi namun relatif mendatar yang mengindikasikan belum adanya perubahan aktivitas yang signifikan. Data pemantauan deformasi
mengindikasikan belum adanya akumulasi tekanan yang signifikan.

Hasil pengukuran temperatur di lereng Kawah Ratu mengalami peningkatan pada tanggal 12 Februari 2022 dan hasil pengukuran suhu tanggal 13 Februari 2022, temperatur kawah kembali menurun. Peningkatan temperatur yang terjadi pada 12 Februari 2022 masih bersifat transien (sementara).

Hasil pengukuran konsentasi gas CO2 relatif stabil, sedangkan konsentrasi gas H2S relatif menurun. Rasio gas C/S pada tanggal 12 Februari 2022 mengalami peningkatan. Hasil pengukuran konsentrasi gas H2S pada tanggal 13 Februari 2022 mulai menunjukkan peningkatan dan rasio gas C/S menurun jika dibandingkan dengan rasio gas C/S tanggal 12 Februari 2022. 

Data pemantauan geokimia menunjukkan adanya peningkatan temperatur (sementara) pada sistem bawah permukaan Gunung Tangkuban Parahu, namun peningkatan yang terjadi belum menerus. Hal ini mengindikasikan bahwa kontribusi fluida magmatik dalam aktivitas kali ini belum signifikan.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved