Ini Langkah BPBD KBB Jika Terjadi Kondisi Darurat di Gunung Tangkuban Parahu

BPBD KBB sudah menyiapkan langkah mitigasi bencana untuk antisipasi terjadinya kondisi darurat di TWA Gunung Tangkuban Parahu.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Giri
magma.esdm.go.id
Kondisi Gunung Tangkuban Parahu pada Sabtu (12/2/2022). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) sudah menyiapkan langkah mitigasi bencana untuk antisipasi terjadinya kondisi darurat di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu.

Hal tersebut dilakukan menyusul adanya peningkatan intensitas aktivitas Gunung Tangkuban Parahu berupa embusan gas dari Kawah Ecoma yang berada di dalam Kawah Ratu, pada Sabtu (12/2/2022).

Kepala Pelaksana BPBD Bandung Barat, Duddy Prabowo, mengatakan, untuk antisipasi terjadinya kondisi darurat seperti erupsi, pihaknya sudah menyiapkan rencana kontijensi dan terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

"Kemudian menyiapkan jalur evakuasi. Tapi itu sudah kami amati memang sampai saat ini masih terpasang dengan baik, termasuk di sana ada titik kumpul jika terjadi kondisi darurat," ujar Duddy saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (14/2/2022).

Menurutnya, upaya mitigasi bencana memang harus disiapkan karena ada beberapa daerah yang masuk kawasan rawan bencana (KRB), terutama daerah yang paling dekat dengan gunung api tersebut.

Duddy mengatakan, jika melihat erupsi pada 2019 lalu daerah yang paling terdampak langsung oleh abu vulkanik yakni Kecamatan Lembang, Parongpong, dan Cisarua.

"Di sana kan pernah terjadi erupsi pada tahun 2019, itu dampak abunya sampai ke Kecamatan Cisarua. Kalau desa yang paling terdampak ya yang paling dekat dengan kaki Gunung Tangkuban Parahu," kata Duddy.

Jika terjadi kondisi darurat, hal yang paling penting dilakukan harus mematuhi rekomendasi dari PVMBG seperti masyarakat tidak turun ke dasar Kawah Ratu dan tidak mendekati atau beraktivitas di sekitar kawah- kawah aktif lain.

"Kemudian harus mengikuti arahan dari instansi yang berwenang yakni Badan Geologi dalam hal ini PVMBG, BPBD dan BNPB," ucapnya.

PT Graha Rani Putra Persada (GRPP) selaku pengelola TWA Gunung Tangkuban Parahu juga memastikan sudah menyiapkan langkah mitigasi bencana jika sewaktu-waktu terjadi hal yang diinginkan atau kondisi darurat.

Direktur Operasional PT GRPP, Ruslan, mengatakan, untuk antisipasi kejadian yang tidak diinginkan, pihaknya selalu menyiapkan sejumlah petugas dan jalur evakuasi. 

"Kalau kita petugas selalu disiapkan karena namanya alam kan tidak bisa diprediksi," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga terus mengingatkan agar para pengunjung yang datang ke TWA Gunung Tangkuban Parahu mematuhi rekomendasi dari PVMBG. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved