Alumni SMAN 5 Bandung Bangun Jembatan Gantung di Daerah Penghasil Cabai Terbesar di Bandung Barat
Ikatan Alumni SMAN 5 Bandung (IA Lima) membangun jembatan gantung perintis sepanjang 70 meter di desa penghasil cabai terbesar di Bandung Barat.
Penulis: Cipta Permana | Editor: Mega Nugraha
Laporan wartawan TribunJabar.id, Cipta Permana.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ikatan Alumni SMAN 5 Bandung (IA Lima) membangun jembatan gantung perintis sepanjang 70 meter di desa penghasil cabai terbesar di Bandung Barat.
Pembangunan jembatan gantung di Desa Nangerang Kecamatan Cililing Kabupaten Bandung Barat itu melibatkan organisasi Vertical Rescue dan sejumlah komunitas lainnya dan untuk membantu warga desa tersebut.
Pembangunan jembatan gantung, dilatarbelakangi keinginan warga di desa supaya tidak terisolir sehingga menghubungkan akses ke berbagai lokasi strategis, seperti sekolah hingga pusat ekonomi.
Terlebih, akses yang ada mengharuskan warga memutar sejauh tujuh kilometer menuju wilayah kota.
Baca juga: Jembatan Gantung Buatan JQR Hubungkan Dua Kecamatan di Ciamis, Bantu Akses Ekonomi hingga Pendidikan
Wakil Ketua IA Lima Bidang Eksternal, Nur Dina Shahab mengatakan, jembatan gantung perintis tersebut, dibangun diatas sungai yang menghubungkan empat dusun yang terisolir di Desa Nanggerang.
"Bentangan jembatan gantung tersebut sekitar 70 meter. Dengan adanya jembatan gantung ini akan membuat akses masyarakat lebih cepat, karena selama ini warga dusun harus memutar sejauh 7 KM untuk melakukan aktivitasnya di kota," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Senin (7/2/2022).
Ide gagasan pembangunan jembatan gantung tersebut berawal dari diskusi para alumni SMAN 5 Bandung dengan salah satu komunitas pecinta alam.
Dalam diskusi itu, ada program kerja mereka berupa aksi nyata kemanusiaan yang dapat memberi dampak manfaat secara luas.
Baca juga: Air Sungai Meluap Putuskan Jembatan Gantung Penghubung Dua Kecamatan di Cianjur, Pondasinya Ambruk
"Akhirnya, dari diskusi para alumni dan komunitas pencinta alam itu disepakati untuk membantu masyarakat dusun di desa tersebut yang kesulitan terkait fasilitas akses dalam hal menjual hasil taninya. Padahal, wilayah tersebut merupakan penghasil cabai terbaik di Bandung Barat," ucapnya.
Ia berharap dengan adanya jembatan gantung perintis ini bisa berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi, sosial, dan silaturahmi antar masyarakat.
"Semoga jembatan gantung perintis ini, bisa memberikan kontribusi pada akselerasi perekonomian, kesehatan, pendidikan dan mempererat hubungan beragama para penduduk Desa Nanggerang, sehingga kesejahteraan warga desa pun semakin meningkat," ujarnya.
Sebelum membangun jembatan gantung perintis di Desa Nanggerang, pihaknya telah melakukan sejumlah kegiatan sosial lainnya dengan motto 'cepat dan babarengan'
Adapun kegiatan sosial yang telah dilakukan tersebut, diantaranya, gebyar 1000 Al-Quran, pemberian bantuan bagi civitas SMAN 5 Bandung dan warga sekitar sekolah yang terdampak pandemi Covid-19.
Hingga penyelenggaraan percepatan vaksinasi massal bagi seluruh warga di lingkungan dan sekitar sekolah di SMAN 5 Bandung.