Persib Bandung
PELATIH PERSIB Absen di Konferensi Pers Jelang Laga Besok, Robert Alberts Positif Covid-19?
Dalam konferensi pers yang digelar secara virtual itu, pelatih Persib, Robert Alberts, tidak memperlihatkan batang hidungnya.
Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Konferensi pers sebelum pertandingan Persib Bandung melawan Bhayangkara FC, Sabtu (5/2/2022), diwarnai kejadian menarik.
Dalam konferensi pers yang digelar secara virtual itu, pelatih Persib, Robert Alberts, tidak memperlihatkan batang hidungnya.
Apakah Robert Alberts ikut terpapar Covid-19?
Hanya ada satu pemain, yakni Beckham Putra Nugraha, yang hadir memberikan keterangan mengenai pertandingan besok malam.
Padahal, menurut regulasi Liga 1 2021/2022, setiap tim wajib mengirimkan satu pelatih dan satu pemain untuk menghadiri konferensi pers sebelum pertandingan.
Baca juga: TEKA-TEKI Kondisi Pelatih Persib, Ini Alasan Nama-nama yang Terpapar Covid-19 Tidak Dipublikasikan
Regulasi ini tercantum di pasal 39 ayat kedua tentang konferensi pers.
Dalam pasal itu disebutkan bahwa pelatih kepala dan satu orang pemain kunci dari masing-masing tim yang bertanding wajib hadir dan berpartisipasi dalam prematch press conference.
Media officer dari kedua klub yang bertanding harus memastikan kehadiran pelatih kepala dan pemain dalam pre-match press conference.
Tidak diperbolehkan untuk menghadirkan personel lain dalam pre-match press conference.
Sampai saat ini, belum diketahui kondisi pelatih asal Belanda itu.
Namun, di konferensi pers pertandingan sebelumnya menghadapi PSM, Robert dikabarkan sedang mengalami sakit.
Saat konferensi menjelang laga PSM Makassar vs Persib Bandung, yang kemudian ditunda, pelatih fisik Yaya Sunarya hadir mewakili Robert.
Saat itu Yaya membantah bahwa Robert terpapar Covid-19.
"Beliau memang sakit. Ada gangguan suara. Serak. Tapi itu bukan Covid 19."
"Semoga setelah beristirahat hari ini pulih dan bisa mendampingi pemain saat melawan PSM Makassar," tutur Yaya Sunarya.
Terus Berdoa
Selain terus menjalankan latihan rutin di lingkungan hotel tempat para pemain Persib Bandung menginap di Bali, mereka juga terus berdoa.
Melalui akun twitter Persib, mereka ikhtiar mengetuk pintu langit melalui doa agar selalu diberikan kesehatan.
"Mengetuk pintu langit dalam doa agar selalu diberikan kesehatan," tulis akun Persib.
Berharap sehat menjadi hal utama mengingat sebagian pemain Persib Bandung tengah sakit.
Jika mereka sembuh dari paparan Covid-19, maka laga Persib Bandung vs Bhayangkara FC memungkinkan untuk digelar.
Baca juga: Persib Perlu Kejar Poin, Bobotoh Geulis Ini Tak Ingin Laga Lawan Bhayangkara FC Juga Ditunda
Umuh Tak Masalah Laga Digelar
Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Umuh Muchtar tak masalah jika laga Persib Bandung vs Bhayangkara FC tetap digelar pada Minggu (6/2/2022).
Hanya, dia meminta penyelenggara memperhatikan protokol kesehatan ketat.
Tujuannya agar tidak terjadi penularan lagi di antara para pemian dan ofisial tim, baik di tubuh Persib Bandung maupun Bhayangkara FC.
Jika terjadi keteledoran, dia khawatir akan semakin banyak pemain yang positif Covid-19.
Hal lain yang menjadi kehawatiran Haji Umuh Muchtar adalah pemain akan membawa masalah di rumah jika dipulangkan karena perawatan Covid-19.
Pilihan yang paling baik, menurut Umuh Muchtar adalah penundaan laga di semua pertandingan Liga 1 2021 sampai kondisi tim benar-benar baik dan kasus Covid-19 mereda.
Sebagai informasi, separuh lebih skuad Persib Bandung, tepatnya 17 pemain, dinyatakan positif Covid-19.
Itu sebabnya Maung Bandung berencana mengirim surat permintaan kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) agar pertandingan pekan ke-23 Liga 1 2021/2022 menghadapi Bhayangkara FC, Minggu (6/2/2022), ditunda.

"Kalaupun misalnya sekarang sudah ada yang negatif, pemulihannya paling tidak satu pekan. Hari ini umpamanya sudah ada yang negatif, tapi kan seminggu itu pemulihan mereka. Tak bisa hari Minggu langsung main. Cuma dua sampai tiga hari. Diundur, kami akan buat surat untuk diundur," ujar Umuh Muchtar saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (3/2/2022).
Menurutnya, dalam beberapa pekan terakhir semakin banyak pemain yang terpapar Covid-19.
"Menurut saya ini kan berisiko buat semua. Bukan Persib saja. Beberapa klub ada yang kena."
"Cari aman lebih baik menurut saya dengan kejadian begini dihentikan saja dulu. Cari waktu yang tepat, cari waktu yang pas," katanya.
Hanya, jika PT LIB maupun PSSI ingin memaksakan Liga 1 tetap bergulir, Umuh Muchtar mengaku tak masalah.
Dia hanya mengimbau untuk berhati-hati dan memperketat protokol kesehatan agar Covid-19 di kalangan pemain tidak semakin menggila.
"Kami hanya mengimbau saja, hati-hati nanti lebih parah. Tambah parah malah nanti pemain pada pulang bawa masalah buat keluarganya," ucap Umuh Muchtar.
Langkah pencegahan pun, lanjut Umuh Umuh Muchtar, sudah dilakukan khususnya oleh Persib Bandung. Saat ini, kamar yang ditempati satu pemain. Sebelum kejadian ini, satu kamar biasanya diisi dua pemain.
"Di Hotelnya pun disemprot terus disterilkan. Karyawan hotel ada yang kena juga kita tidak tahu. Itu yang bahaya," ucap Umuh Muchtar.
Selain itu, semakin meningkatnya kasus Covid-19 di kalangan pemain Liga 1 membuat Umuh Muchtar merasa resah.
Jika Liga 1 tetap dilanjut, dia menyarankan agar venue pertandingan dipindah dari Bali ke Yogyakarta seperti di seri kedua dan ketiga.
"Mungkin bisa pindah, kayaknya di Yogyakarta lagi biar netral. Di Yogyakarta lebih aman lebih tenteram kan tidak ada masalah kemarin selama Covid-19. Di Yogyakarta lebih bagus pengamanannya. Lebih tertib," katanya.
Hanya, Umuh Muchtar meminta agar pemain yang nantinya bermain di Yogyakarta harus benar-benar aman dari Covid-19.
Ia khawatir jika venue dipindahkan tanpa adanya filter yang ketat, justru hal ini menjadi bumerang karena hanya memindahkan klaster Covid-19.
"Jadi buah simalakama, pindah bagaimana, tidak pindah bagaimana. Serahkan saja ke PT LIB ke PSSI untuk mengambil keputusan yang terbaik, yang paling aman. Mereka yang lebih tahu dan lebih mengerti," katanya.
Di luar itu, Umuh Muchtar bersama manajemen yang lain Persib Bandung tak punya rencana untuk memberikan sanksi kepada pemain yang terpapar Covid-19. Umuh tak mau terpaparnya 17 pemain menjadi ajang untuk saling menyalahkan.
Hanya, ia memperingatkan kepada semua pemain Persib Bandung untuk lebih disiplin menjalankan sistem bubble dan protokol kesehatan ketika kembali normal.
Jika tidak, maka sanksi dari manajemen akan menanti para pemain.
"Tidak boleh lagi ada yang berkeluyuran setiap malam, tidak boleh ada yang keluar. Itu saja intinya. Kalau ada yang masih membandel ya kena sanksi. Jadi ada aturan baru juga. Tidak boleh keluruyan malam. Kalau mau beli sesuatu nanti pemain bisa menyuruh orang. Karena di kami juga ada orang yang suruh," ujarnya.
Sementaea itu, dokter tim Persib Bandung, Rafi Ghani menyampaikan informasi terbaru soal pemain yang terpapar Covid-19. Rafi menjelaskan, bahwa perkembangan kesehatan pemain berjalan dengan sangat baik dan saat ini sedang menunggu hasil tes PCR.
"Perkembangan masih tetap, hari ini kami akan mengadakan PCR untuk pemain yang sedang dikarantina. Mudah-mudahan hasilnya bagus. Hasilnya hari ini, tapi belum keluar," ujar Rafi Ghani melalui sambungan telepon, Kamis (3/2/2022).
Dia menambahkan, Persib Bandung selalu mengikuti aturan dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) soal isolasi mandiri. Para pemain harus mendapatkan hasil dua kali negatif jika isoman dilakukan kurang dari 10 hari.
"Kalau lebih dari 10 hari atau 13 hari, 10 tidak bergejala kalau bergejala 10+3 hari terus gejalannya hilang bisa keluar dari karantina kalau CT value nya di atas 35. Jadi belum lah baru berapa hari," ucapnya.
Dia berharap, dalam beberapa hari ke depan, pemain-pemain yang positif Covid-19 bisa segera sembuh dan siap bermain dilaga kontra Bhayangkara FC.
"Mudah-mudahan ada waktu, ini kan kami lagi nunggu hasil dulu. Untuk yang awal positif kan tanggal 26 Januari, sudah delapan hari. Mudah-mudahan sudah negatif," katanya.
Namun ketika para pemain ini dinyatakan negatif, Rafi Ghani menyebut ada kemungkinan mereka tidak bisa langsung bermain.
Biasanya, ketika seseorang mengalami Covid-19, daya tahan menurun. Apalagi para pemain ini tidak berlatih secara optimal ketika menjalani isolasi mandiri.
"Kalau kondisi mah kalau secara kesehatan daya tahannya menurun. Dia kan habis isolasi, tapi ini kan jadi rata-rata gejalanya ringan. Cuman sehari dua hari yang bergejala," katanya.
Rafi menambahkan, bahwa para pemain yang dinyatakan positif tetap mendapatkan program latihan dari tim pelatih.
"Setelah itu di vila karantina atau tempat latihan mereka dapat program latihan dari pelatih," katanya.
Sementara untuk kondisi fisik, Rafi Ghani belum bisa membeberkannya. Sebab itu merupakan wewenang dari tim pelatih.
"Kondisinya nanti pelatih kepala dan pelatih fisik yang menentukan," katanya. (*)