Persib Bandung
BERITA PERSIB PAGI: Haji Umuh Marah, Ancam Sanksi Pemain yang Keluyuran, Laga Berikut Bisa Ditunda
Umuh Muchtar bahkan memberikan saran kepada PT LIB agar strata tertinggi sepak bola Indonesia itu ditunda sementara sampai kondisi membaik.
Penulis: Ferdyan Adhy Nugraha | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Separuh lebih skuad Persib Bandung, tepatnya 17 pemain, dinyatakan positif Covid-19.
Itu sebabnya Maung Bandung berencana mengirim surat permintaan kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) agar pertandingan pekan ke-23 Liga 1 2021/2022 menghadapi Bhayangkara FC, Minggu (6/2/2022), ditunda.
Hal ini diungkapkan komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Umuh Muchtar, setelah melihat banyaknya pemain yang terpapar Covid-19.
"Kalaupun misalnya sekarang sudah ada yang negatif, pemulihannya paling tidak satu pekan. Hari ini umpamanya sudah ada yang negatif, tapi kan seminggu itu pemulihan mereka. Tak bisa hari Minggu langsung main. Cuma dua sampai tiga hari. Diundur, kami akan buat surat untuk diundur," ujar Umuh Muchtar saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (3/2/2022).
Baca juga: Tak Terpapar Covid-19, Pemain Persib Ini Beri Semangat Teman-temannya yang Sedang Karantina
Umuh Muchtar bahkan memberikan saran kepada PT LIB agar strata tertinggi sepak bola Indonesia itu ditunda sementara sampai kondisi membaik.
Menurutnya, dalam beberapa pekan terakhir semakin banyak pemain yang terpapar Covid-19.
"Menurut saya ini kan berisiko buat semua. Bukan Persib saja. Beberapa klub ada yang kena."
"Cari aman lebih baik menurut saya dengan kejadian begini dihentikan saja dulu. Cari waktu yang tepat, cari waktu yang pas," katanya.
Hanya, jika PT LIB maupun PSSI ingin memaksakan Liga 1 tetap bergulir, Umuh Muchtar mengaku tak masalah.

Dia hanya mengimbau untuk berhati-hati dan memperketat protokol kesehatan agar Covid-19 di kalangan pemain tidak semakin menggila.
Langkah pencegahan pun, lanjut Umuh Umuh Muchtar, sudah dilakukan khususnya oleh Persib Bandung. Saat ini, kamar yang ditempati satu pemain. Sebelum kejadian ini, satu kamar biasanya diisi dua pemain.
"Di Hotelnya pun disemprot terus disterilkan. Karyawan hotel ada yang kena juga kita tidak tahu. Itu yang bahaya," ucap Umuh Muchtar.
Selain itu, semakin meningkatnya kasus Covid-19 di kalangan pemain Liga 1 membuat Umuh Muchtar merasa resah.
Jika Liga 1 tetap dilanjut, dia menyarankan agar venue pertandingan dipindah dari Bali ke Yogyakarta seperti di seri kedua dan ketiga.
"Mungkin bisa pindah, kayaknya di Yogyakarta lagi biar netral. Di Yogyakarta lebih aman lebih tenteram kan tidak ada masalah kemarin selama Covid-19. Di Yogyakarta lebih bagus pengamanannya. Lebih tertib," katanya.
Hanya, Umuh Muchtar meminta agar pemain yang nantinya bermain di Yogyakarta harus benar-benar aman dari Covid-19.
Ia khawatir jika venue dipindahkan tanpa adanya filter yang ketat, justru hal ini menjadi bumerang karena hanya memindahkan klaster Covid-19.
"Jadi buah simalakama, pindah bagaimana, tidak pindah bagaimana. Serahkan saja ke PT LIB ke PSSI untuk mengambil keputusan yang terbaik, yang paling aman. Mereka yang lebih tahu dan lebih mengerti," katanya.
Di luar itu, Umuh Muchtar bersama manajemen yang lain Persib Bandung tak punya rencana untuk memberikan sanksi kepada pemain yang terpapar Covid-19. Umuh tak mau terpaparnya 17 pemain menjadi ajang untuk saling menyalahkan.
Hanya, ia memperingatkan kepada semua pemain Persib Bandung untuk lebih disiplin menjalankan sistem bubble dan protokol kesehatan ketika kembali normal.
Jika tidak, maka sanksi dari manajemen akan menanti para pemain.
"Tidak boleh lagi ada yang berkeluyuran setiap malam, tidak boleh ada yang keluar. Itu saja intinya. Kalau ada yang masih membandel ya kena sanksi. Jadi ada aturan baru juga. Tidak boleh keluruyan malam. Kalau mau beli sesuatu nanti pemain bisa menyuruh orang. Karena di kami juga ada orang yang suruh," ujarnya.
Baca juga: Bagaimana Bisa 9 Pemain Persib Kena Covid-19? Padahal Umuh Muchtar Sudah Wanti-wanti soal Prokes

Sementaea itu, dokter tim Persib Bandung, Rafi Ghani menyampaikan informasi terbaru soal pemain yang terpapar Covid-19. Rafi menjelaskan, bahwa perkembangan kesehatan pemain berjalan dengan sangat baik dan saat ini sedang menunggu hasil tes PCR.
"Perkembangan masih tetap, hari ini kami akan mengadakan PCR untuk pemain yang sedang dikarantina. Mudah-mudahan hasilnya bagus. Hasilnya hari ini, tapi belum keluar," ujar Rafi Ghani melalui sambungan telepon, Kamis (3/2/2022).
Dia menambahkan, Persib Bandung selalu mengikuti aturan dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) soal isolasi mandiri. Para pemain harus mendapatkan hasil dua kali negatif jika isoman dilakukan kurang dari 10 hari.
"Kalau lebih dari 10 hari atau 13 hari, 10 tidak bergejala kalau bergejala 10+3 hari terus gejalannya hilang bisa keluar dari karantina kalau CT value nya di atas 35. Jadi belum lah baru berapa hari," ucapnya.
Dia berharap, dalam beberapa hari ke depan, pemain-pemain yang positif Covid-19 bisa segera sembuh dan siap bermain dilaga kontra Bhayangkara FC.
"Mudah-mudahan ada waktu, ini kan kami lagi nunggu hasil dulu. Untuk yang awal positif kan tanggal 26 Januari, sudah delapan hari. Mudah-mudahan sudah negatif," katanya.
Baca juga: BOS PERSIB Minta Liga 1 Dipindah ke Yogyakarta, Tapi Harus Penuhi Hal Ini, Kalau tidak . . .
Namun ketika para pemain ini dinyatakan negatif, Rafi Ghani menyebut ada kemungkinan mereka tidak bisa langsung bermain.
Biasanya, ketika seseorang mengalami Covid-19, daya tahan menurun. Apalagi para pemain ini tidak berlatih secara optimal ketika menjalani isolasi mandiri.
"Kalau kondisi mah kalau secara kesehatan daya tahannya menurun. Dia kan habis isolasi, tapi ini kan jadi rata-rata gejalanya ringan. Cuman sehari dua hari yang bergejala," katanya.
Rafi menambahkan, bahwa para pemain yang dinyatakan positif tetap mendapatkan program latihan dari tim pelatih.
"Setelah itu di vila karantina atau tempat latihan mereka dapat program latihan dari pelatih," katanya.
Sementara untuk kondisi fisik, Rafi Ghani belum bisa membeberkannya. Sebab itu merupakan wewenang dari tim pelatih.
"Kondisinya nanti pelatih kepala dan pelatih fisik yang menentukan," katanya. (*)