Persib Bandung
Laga Persib vs PSM Ditunda, Bobotoh Kecewa Berat: Manajemen Seharusnya tak Bebaskan Pemain Keluyuran
Banyaknya pemain Persib Bandung yang terpapar Covid-19, menurut bobotoh, adalah bukti kelalaian dan ketidaktaatan para pemain dan ofisial
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Apa yang dikhawatirkan akhirnya terjadi. Laga antara Persib Bandung melawan PSM Makassar, Rabu (2/2/2022) malam ditunda setelah lebih dari separuh pemain Persib terpapar Covid-19.
Dari 30 pemain Persib Bandung yang dibawa pelatih Robert Alberts ke Bali, hanya 13 yang luput dari serangan korona.
Penundaan laga Persib Bandung kontra PSM Makassar yang sedianya digelar di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali, sontak disambut kekecewaan para bobotoh.
Banyaknya pemain Persib Bandung yang terpapar Covid-19, menurut bobotoh, adalah bukti kelalaian dan ketidaktaatan para pemain dan ofisial dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Manajemen seharusnya tak membebaskan pemain untuk keluyuran ke luar hotel atau tempat pemusatan latihan saat waktu luang pertandingan. Kalau pun bisa keluar, para pemain seharusnya diwajibkan untuk disipilin prokes, minimal terus menggunakan masker," ujar pengurus Viking Persib Club (VPC), Dani Nouz, saat dihubungi melalui telepon, Rabu (2/2/2022).
Apalagi di Bali, ujar Dani, para turis, termasuk dari mancanegara, masih cukup bebas keluar-masuk di Pulau Dewata.
Baca juga: Pemain Persib Ini Ulang Tahun di Tanggal Cantik 2222, Sayangnya Laga Lawan PSM Makassar Ditunda
"Jadi seharusnya jangan terlalu dibebaskan lah pemain untuk keluar dari lokasi pemusatan latihan tim. Terlalu riskan," ujarnya.
Manajemen, ujar Deni, sebaiknya juga membuat aturan yang tegas yang membatasi interaksi para pemain dan ofisial Persib Bandung dengan keluarganya selama berlangsungnya kompetisi.
"Untuk keluarga pemain dan ofisial, kami berharap agar sementara menunda dulu pertemuan dan interaksi langsung dengan para pemain dan ofisial demi kebaikan bersama."
"Apalagi tim juga harus konsentrasi terhadap setiap pertandingan yang harus dihadapi. Pasti ada kerinduan yang dialami baik pemain maupun keluarganya, tapi situasinya sedang seperti ini, untuk kebaikan semua," ujarnya.
Lemahnya penerapan protokol kesehatan di tim juga disoroti Ketua Viking Girls, Risna Juliawati.
Masifnya penularan Covid-19 di tim, ujar Risna Juliawati, sedikit-banyak disebabkan abainya para pemain dan ofisial terhadap protokol kesehatan.
Padahal, seharusnya dengan kondisi pandemi Covid-19 yang belum berakhir, para pemain dan ofisial dapat lebih waspada ketat dalam melindungi diri dari potensi terpapar.
"Harusnya pemain lebih aware dengan melaksanakan prokes ketat. Mungkin kalau di Bali, karena banyak tempat wisata dan hawanya panas, jadi inginnya jalan-jalan ke tempat wisata. Namun, mereka harusnya sadar bahwa di Bali itu mereka untuk bertanding, bukan buat liburan," ujarnya.
Baca juga: Reaksi Beckham Putra Rekannya di Persib Bandung Positif Covid-19 dan Laga Lawan PSM Makassar Ditunda
Penundaan laga ini, sebut Risna, benar-benar membuat mereka kecewa. "Apalagi, kita juga sudah menyiapkan acara nobar seperti biasa di Cafe Viking Girls di Cijagra, tapi malah pertandingannya ditunda," ujarnya.
Jika sudah banyak sekali pemain yang terpapar, ujar Risna, pertandingan bagaimana pun memang harus ditunda.
"Ya enggak mungkin juga maksain bertanding cuma dengan 13 pemain. Jika terus dipaksakan, mereka yang enggak kena malah bisa ikutan kena dan pertandingan akan ditunda lebih lama lagi," ujarnya.
Tepatnya penundaan saat banyak pemain telanjur terpapar juga diungkapkan Ketua Harian Bobotoh Maung Bersatu (Bomber), Mediaswara.
"Meskipun berat karena masyarakat Indonesia akan kehilangan tontonan hiburan paling menarik di negeri ini, mau bagaimana lagi? Daripada dilanjutkan tapi tidak menarik ditonton, karena setiap tim yang main tanpa kekuatan terbaiknya, ya buat apa, enggak ada gregetnya sama sekali," ujarnya.

Bobotoh cantik dari Cimahi, Ririn Destiya, berharap semua pemain Persib yang sempat terpapar Covid-19 bisa segera pulih dan kembali memperkuat tim untuk merebut gelar juara.
Terpaparnya para pemain, ujar Ririn, jelas sangat merugikan. Terlebih, saat ini Maung Bandung tengah dalam tren positif, hanya terpaut satu poin dari Arema FC di posisi pertama.
Baca juga: Komentar Bos Persib Setelah 17 Pemain Terpapar Covid & Laga Lawan PSM Ditunda, Dokter Sebut Omicron
Seperti para bobotoh yang lain, ia juga berharap manajemen Maung Bandung bersikap tegas dan memberikan sanksi terhadap pemain yang kedapatan tak patuh pada protokol kesehatan.
Jika sampai kejadian terpapar Covid-19, yang rugi tentu adalah tim secara keseluruhan.
"Jelas merugikan banget ya ketika ada pemain yang justru keluyuran dan tak patuh protokol kesehatan. Kalau sudah begini ya Persib yang akan kesulitan saat bertanding nanti karena pemain-pemain intinya tak bisa bermain," ujarnya.
Shella Sri Rahayu (17), bobotoh geulis lainnya asal Kota Bandung, mengatakan terpaparnya banyak pemain, bukan saja dari Persib Bandung, sedikit-banyak dipengaruhi keputusan PT Liga Indonesia Baru (LIB) memilih lokasi penyelenggaraan Liga 1 ini di Bali.
Terlebih, selain menjadi pusat wisata internasional yang ramai, Bali juga masih menjadi daerah di Indonesia yang masih mengalami lonjakan penyebaran Covid-19.
"Masukan aja buat PT LIB, tolong kalau mau pilih venue untuk liga, cari tempat di mana kota tersebut sangat jauh dri tempat wisata yg terkenal," ujarnya.
Baca juga: Tak Ingin Kejadian Seperti Persib Bandung, Pemain PSGC Dilarang Keluyuran, Harus Diam di Mes
"Apalagi kaya Bali. Bali kan pulau nomor satu untuk wisata, dan sangat mudah orang keluar-masuk Bali, baik lokal maupun luar."
Dengan kondisi seperti itu, kata Shella, kemungkinan orang bisa terpapar lebih tinggi.
"Bayangin, 18 tim liga 1 ada di Bali semua. Belum juga wisatawan, jadi sangat wajar banyak pemain yang terpapar. Sekelas pemain aja yang pasti disiplin bisa kena, apalagi wisatawan," katanya.
Harapan agar venue Liga 1 dipindah dari Bali juga diungkapkan pengurus VPC, Dani Nouz.
"Bali itu cukup riskan ya dari interaksi dan aktivitas turis-turis. Jadi, menurut saya mah, dilanjutkan mah Liga 1 teh dilanjutkan saja, tapi harus pindah tempat ke yang lebih aman dari potensi penularan Covid-19, misal kembali ke Pulau Jawa," katanya. (cipta permana/nandri prilatama/dwiky maulana/ferdyan adhy nugraha)